RUN TO YOU - Chapter 19

350 18 0
                                    

CHAPTER 19 : SATU APARTEMEN



" Sensei ! Jangan pernah mengambil Arioka ku ! " bentak Yamada yang berada didepan Daiki dengan kedua tangan ia lapangkan.
" Anak kecil, kau itu tidak tahu apa-apa ! Jangan membuatku harus dengan paksa membawa Daiki ! " Kyoko menarik tangan Yamada dan mendorongnya, Yamada terjatuh.
" Aahh~ " rintih Yamada.
" Yama-chan ! " teriak Daiki, tapi Kyoko segera menarik Daiki dan membawa Daiki masuk ke mobilnya.

Chinen yang tadi bersembunyi keluar dan menolong Yamada.
" Yama-chan ! Daijoubu ? " tanya Chinen membantu Yamada.
" Ahh~ Kyoko-sensei itu cantik diluar jahat didalam. Chii... Aku tidak mau jika Dai-chan tinggal dirumah Kyoko-sensei. "
" Tenanglah, itu tidak akan terjadi jika kita bisa menyakinkan Arioka-kun. " Yamada kemudian mengangguk lemas.


Daiki menunduk, ia masih memikirkan Yamada. Sementara Kyoko ia hanya mendengus kesal.
" Kenapa Mama menampar Yama-chan, aku tidak menyukai itu. " gumam Daiki lirih, matanya berkaca-kaca.
" Dengar Dai-chan ! Tidak satu orangpun yang bisa memisahkanmu dengan Mama apalagi anak itu. Beraninya sekali dia berkata kasar. "
" Tapi tidak perlu menamparnya ! " Daiki menatap Kyoko yang fokus menyetir mobilnya.
" Dai-chan ! Jangan membentak Mama ! Apa selama mereka mengurusmu tidak mengajarkan kesopanan kepada orang yang lebih tua ?! "
" Hentikan mobilnya. " Daiki mengatur emosinya.
" Tidak, Mama akan mengajakmu melihat rumah Mama. Dan kau akan tinggal disana mulai sekarang. "
" Aku tidak mau ! "
Kyoko segera menepikan mobilnya untuk berhenti.
" Dai-chan ! " bentak Kyoko.
" Aku akan turun disini ! Huh ! " Daiki menggenggam gagang pintu mobil.
" Dai-chan ! Tetap disini ! "
" Tidak mau ! " kukuh Daiki.
PLAK !
Kyoko yang geram dengan Daiki yang keras kepala reflek menampar Daiki.
" Hh.. " Daiki hanya memandang kesal dengan matanya yang perlahan meneteskan airmata.
" Dai-chan ... Mama... Mama tak ber.. "
Daiki tak peduli, ia melarikan diri dari mobil Kyoko. Daiki berlari sembari memegang pipinya.
" Apa yang aku lakukan ? Aaargh !! Pasti Daiki tidak bisa menerimaku. " sesal Kyoko mengacak rambutnya.


Daiki berlari ia takut jika Kyoko mengejarnya. Daiki berlari sesekali melihat kebelakang. Hingga tak sadar Daiki menabrak seseorang.
" Kau berlari seperti dikejar penjahat. " Seseorang itu memeluk Daiki, Daiki mendongakan kepalanya karna pemuda yang memeluknya lebih tinggi darinya.
" Yu..Yuyan. "
" Kau menangis ? Pipi mu merah ? Dai-chan, seseorang apa telah melukaimu ? " Yuyan meraba pipi Daiki.
" Yuyan... Ayo pergi dari sini. "
Daiki mengusap air matanya. Yuya menggenggam tangan Daiki dan membawa Daiki pergi.


Apartemen Yuya

Yuya mengambilkan baskom berisi air ice dan handuk kecil. Ia duduk disebelah Daiki, memeras handuk itu dan mengompreskannya di pipi Daiki.
" Aah~ pelan-pelan Yuyan ! "
" Iya.. Kenapa Kyoko sensei mu itu melakukan ini padamu. Kau kan anaknya. " ucap Yuya yang telah mendengar penjelasan Daiki. Daiki hanya menggeleng.
" Kau juga sih, tidak pernah bicara yang sopan. "
" Apa maksudmu ! " kesal Daiki.
" Memang anak kecil sepertimu belum bisa mengerti, hemm Dai-chan mulai besok aku bisa bekerja. Aku lolos interview dan diterima di bagian analisis barang. "
" Eh? Benarkah ! Jadi kau punya pekerjaan Yuyan ? " tanya Daiki.
" Un... Tapi kau harus janji sesuatu. "
" Apa ? " tanya Daiki ragu.
" Jangan pernah meninggalkan ku ya. "
Daiki mengangguk dengan senyuman.
" Yuyan, kalau begitu kau harus mentraktirku makan. " ucap Daiki.
" Di otakmu apakah hanya ada makan dan makan ! " Yuya menjitak kepala Daiki.
" Jika begitu, bagaimana jika melakukan itu lagi. " Daiki tersenyum.
" Heh ? " Yuya menatap Daiki.


Sementara Yamada dan Chinen mengikuti pelajaran seperti biasa. Setelah mata pelajaran satu dan dua selesai bel berbunyi. Chinen dan Yamada menuju kantin untuk sekedar makan siang.
" Yama-chan... Jangan membuatnya semakin dingin. Kau harus makan. "
" Aku tidak lapar Chii... " dengan wajah sayu, Yamada hanya mengaduk ramen yang ia pesan tadi.
" Kau pasti memikirkan Arioka-kun ya ? "
Yamada hanya terdiam.
" Yama-chan, aku tahu perasaanmu. Tapi, perutmu harus diisi. Aku suapi ya ? " Chinen mencoba menyuapi Yamada tapi dengan lembut Yamada menolak dengan memegang tangan Chinen.
" Eh ? Kau hangat ? Kau sakit ? " tanya Chinen yang merasa suhu tubuh Yamada lebih hangat dari biasanya.
" Aku tidak apa-apa. " jawab Yamada.
" Yama-chan, kau ini demam ! Kau bilang tidak apa-apa. " Chinen yang mengukur suhu tubuh Yamada dengan telapak tangannya itu sedikit khawatir.
" Cepat makan sedikit saja, Yama-chan ! "
" Aku tidak lapar Chii, aku akan kekelas. " jawab Yamada bangkit dari duduknya.
BRUGH
" Yama-chan ! " Chinen terkejut dan segera meminta tolong untuk membawa Yamada ke ruang kesehatan.

Yamada tak sadarkan diri. Setelah diperiksa perawat Yamada hanya kelelahan.
" Sepertinya dia lelah karna sesuatu hal, ini membuatnya berfikir terus menerus dan menyebabkannya lemas lalu hilang kesadaran. Sepertinya, sesuatu terjadi pada otaknya dalam bekerja. Seperti ketakutan yang tidak disengaja, itu memicu dia terus berfikir dan stres berat. "
" Souka, Arigatou sensei. " ucap Chinen.
" Jika dia sudah sadar, sebaiknya biarkan istirahat dulu. "
" Hai' ... " Chinen mengangguk mengerti.
" Permisi. "

Yuya mengreyitkan dahinya, tanda mengerti yang dimaksud Daiki.
' Jangan-jangan yang kemarin itu membuat anak ini ketagihan? Tidak ! Ini tidak boleh terjadi. ' batin Yuya.
" Dai-chan, sebaiknya kau ganti baju dan lalu makan. "
" Tidak mau ! Ayolah Yuyan, saat kau melakukan itu kau sangat keren ! Aku menyukainya ! Itu enak !! Lebih dari masakan restoran. "
" Errh, kau ini ! Dengar ya, kau tidak boleh cerita pada siapapun soal itu. Dan itu bukan hal sehari-hari Dai-chan. Sudah sana ! "
" Memangnya kenapa ? Bahkan aku melihat orang tuaku melakukan itu. "
" Hhaaaaah ? " Yuya terkejut dengan Daiki yang polosnya terlalu.
" Sudah sudah, jangan pikirkan itu lagi ! " Yuya mendorong Daiki kekamarnya.
" Ehh... ? " Daiki hanya pasrah.
" Dai-chan, jaga rumah baik-baiknya. Aku harus pulang dulu. " ucap Yuya.
" Aku ikut ! "
" Tidak kau dirumah saja, nanti malam aku akan pulang membawa makanan. "
" Tapi... " Daiki cemberut.
" Maaf ya. " Yuya mengacak rambut Daiki.

RUN TO YOU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang