"Tadi lo pada di serang?"

"Iyee." jawab Raymond.

"Tapi, pada gapapa kan?"

"Gapapa kok Den, Raymond sama Aileen yang melawan mereka." jawab Nesya dengan wajah pucatnya.

Aiden menganggukan kepalanya, "Yaudah bagus." ucapnya.

Hanya itu?

-Flashback off-

Riuh suara panik membuat Aileen tersadar dari lamunannya. Gadis itu menoleh kebelakang, mendapatkan Nesya tergeletak lemah di kursi bus paling belakang. Tangannya terkulai lemah ke bawah, semua orang kini berkumpul di sekitar Nesya.

Berbagai macam pertanyaan ditunjukkan untuknya, Raymond, dan juga Aiden. Raymond menjelaskan kronologis ceritanya, bagaimana awalnya Nesya mendapatkan gigitan laba-laba tersebut, sampai luka di kening Nesya.

Luka pada betis Nesya semakin parah, lebih membesar dari sebelumnya serta semakin membiru.

Dengan tangan gemetar, Aileen menghubungi rumah sakit, meminta agar ambulance segera datang menjemput Nesya.

Mereka semua kalut.

Fara dan yang lain menangis, tidak tega melihat Nesya seperti ini.

Aileen mengusap lembut kepala Nesya yang masih demam seperti tadi malam. Matanya sayu, menampakan bahwa ia tengah melawan rasa sakit. Mulutnya berusaha tersenyum. Senyum yang sengaja dia tunjukan agar mereka menganggap gadis itu baik-baik saja.

"Lo semua pulang sekarang." tegas Raymond membuat mereka memprotes ucapannya.

Mereka semua tidak mungkin meninggalkan Nesya dengan kondisi seperti ini.

"Nesya sekarang tanggung jawab gue. Percaya sama gue, Nesya aman dan akan baik-baik aja. Pulang sekarang jangan bikin orang tua lo khawatir. Dan inget, Sekarang udah jam satu, nanti pagi kita tetep sekolah."

Benar apa kata lelaki itu. Hari ini mereka semua akan kembali sekolah, tidak peduli baru tiba pukul satu malam. Ini adalah konsekuensi yang harus mereka tanggung karena menyelenggarakan acara ilegal seperti ini. Bahkan mereka sudah membuang waktu selama dua hari akibat bencana itu.

Satu persatu dari mereka mulai memberesi barang masing-masing. Aileen sibuk mengambil barang-barangnya di bagasi bis, gadis itu juga mengeluarkan barang Nesya dan Raymond agar nanti mereka tidak perlu repot-repot mengambil barang lagi.

Aileen menyapu keadaan sekitar, Para orang tua sudah menunggu mereka semua, menjemput putra-putri mereka yang terlambat dua hari dari jadwal kepulangan.

Gadis itu menghembuskan kecewa nafasnya, pasalnya dia tidak melihat satu pun keluarganya, sopir pribadi yang biasa menjemputnya pun tidak ada.

Gadis itu berjalan kembali masuk ke dalam bis, Sekali lagi Aileen melihat kondisi Nesya. Raymond tengah berbicara kepadanya, menggenggam tangan mungil Nesya sembari mengusap lembut kepala gadis itu.

Tapi, tiba tiba saja, Aileen meringis kesakitan, merasakan pergelangan tangannya dicengkeram kuat oleh seseorang, gadis itu menoleh secepat kilat.

Mengetahui siapa yang menahannya, Aileen memutar malas kedua bola matanya, "Lepasin." ucapnya singkat sembari menghentakkan tangannya.

"Pulang sama gue." kata Aiden menatap Aileen tegas.

"Enggak, gue bisa minta jemput."

"Ngga usah batu, udah sama gue aja."

Geandert [Completed]Where stories live. Discover now