jungkook >< Jihyun

29.3K 502 35
                                    

"Untuk apa aku hidup dengan orang yang tak lagi menaruh kepercayaan padaku?"
..
..
..

Author pov...
Hening
Senyap
Membeku
.
.
.

"Seokjin Hyung... ap..- apa yang-"
"Ia! Jihyun hamil! Dia sedang mengandung anakmu Jungkook!"
.
.
.
.
Melihat hal yang menyebabkan kecanggungan itu Rapmon menghampiri keduanya
"Jungkook-a.. apa kau tak mengetahui istrimu sedang hamil?"
Jungkook hanya diam, ia tenggelam dalam sejuta pikiran dengan pandangan kosong
.
.
.
.
.
.
Selama proses shooting Jungkook jadi tak fokus dalam pekerjaannya
Ia serasa akan gila saat mengingat kembali dan mencerna setiap kata Jin
Tak jarang pun otaknya memutar kembali kejadian aneh tentang Jihyun
..
..
..
..
'... iya pagi ini aku minum jus jeruk....
Kenapa? Biasanya kau suka susu
.
.
'Aku lapar sekali! Dan makanan ini sangat enak!
.
.
'Jung.. aku ingin kimchi..!
'Aku benci! Pergi sana!
'Aku tak mau! aku mau yang ini! Jungkook-a... aku ingin ini... aku tak ingin itu jungkook-a... jungkook-a~ jungkook-a~ Ah~ tidak... sesuatu... jungkook-a~!!
..
Brak!*
..

para staff menoleh kearah suara tersebut dimana Jungkook telah membanting kasar HeadPhonenya diatas meja
Tanpa berpamitan, ia langsung meraih bagnya dan pergi dengan kondisi marah sekaligus frustasi
.
.
.
.
.
.
.
.
.

-'maaf.. Nomor yang anda tuju-'-
"Ck!!"
Jihyun mendecak lidahnya kesal
Pasalnya sudah lebih dari 5kali ia menelpon keponsel Jungkook tapi hasilnya tetap nihil nomor sang suami tak aktif
Semangat untuk makan malam bersama telah hilang, ya tentu! Ini sudah tengah malam dan suaminya belum pulang-pulang juga
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jihyun mendengus kesal, tiap kali rasa kantuk membuatnya gila hatinya pun ikut gila melihat pintu yang sedari tadi belum terbuka
'Jung... kau dimana?' Batin Jihyun khawatir melihat jarum jam dinding mengarah keangka pukul 03:10
..
"Huayem..." setelah keseringan menguap menahan rasa kantuk Jihyun mencoba meletakan kepalanya pada sandaran kursi
.
Ckleck!*
Blam!*
.
Mendengar suara pintu, jihyun langsung meloncat kegirangan
Dengan mengembangkan senyuman manis diwajah lelahnya Jihyun menghampiri Jungkook dan memeluknya
Jungkook yang menjadi objek pelukan sang istri hanya diam dengan raut wajah super datar
"Kenapa kau pulang terlambat sayang.." ucap Jihyun manis seraya membuka dasi yang melingkar dileher Jungkook
"Kau lelah ya.. aku akan menyiapkan air panas untuk-"
"Tidak usah!" Balas Jungkook cepat
"Kalau begitu, aku akan menyiapkan makan mal-"
"Tak usah!" Balas Jungkook yang lagi-lagi super datar
Masih belum mengerti, Jihyun terus menampilkan senyum manisnya
Jihyun melingkarkan kedua lengannya keleher Jungkook
"Baiklah.. sekarang katakan kenapa kau pulang terlambat sayang..?"
Jungkook mengarahkan pandangan mata sayunya menatap wajah Jihyun
Hatinya sakit, sakit karena perlakuan manis istrinya yang tak dibalas dan sakit karena perlakuan istrinya yang seperti pembohong
.
.
.
Dengan berusaha mengatur nafasnya karena rasa sesak, tangan Jungkook terangkat menyentuh lembut pipi Jihyun
".. kau.. seharusnya aku yang tanya.. kenapa.. kenapa.."
Gantungan kata yang dilakukan jungkook membuat Jihyun mendekat menatapnya lekat
"Ne? Kenapa apanya?"
"Kenapa.. kau.. kenapa kau membohongiku Jihyun-a!" Ucap Jungkook dengan suara serak
"Hmp!!"
Jihyun refleks memundurkan kepalanya saat jungkook berbicara. nafasnya membuat Jihyun tak tahan dan menutup mulutnya
Pasalnya aroma alkohol tercium dari nafas suaminya
"Jung.. apa kau minum-"
"Kenapa kau tak mengatakan jika kau sedang hamil?!"
Oh! Tidak, dari nadanya Jungkook terdengar menahan amarah yang bergejolak
"Kenapa kau tak memberitahukannya padaku!? Kenapa kau harus menutupinya? Aku berhak tahu! Aku Jeon Jungkook suamimu! Ayah dari anak yang tengah kau kandung! Kenapa kau harus membohongiku?! Kenapa?!"
Jihyun bungkam tak bisa menjawab sederetan pertanyaan dari suaminya
...
"Jung..-"
"Aku.. aku dibohongi oleh istriku sendiri.. orang yang sangat berarti.. dan paling kucintai didunia ini.. sekarang..-"
"Ak..- aku.."
"Jawab aku!! Kenapa?! Apa aku bukan siapa-siapa bagimu?! Sehingga kau berpikir aku tak berhak tahu tentang kondisimu yang sekarang?!! Kenapa?! Jawab aku!! Jawab aku Park Jihyun!!" Bentak Jungkook emosi
Jihyun yang tadinya ingin menjelaskan kesalah pahaman ini, mengurungkan niatnya dan lebih memilih bungkam
Melihat Jungkook yang telah dipenuhi amarah itu ditambah sudah dibawah pengaruh minuman keras, membuatnya terlihat sangat menyeramkan dan menakutkan
Jihyun merasa sangat bersalah, jungkook hancur dan sangat kacau, bahkan ini pertama kalinya ia menyentuh minuman beralkohol
'Sekacau inikah? Semarah inikah? Dan sekecewa inikah dirimu Jeon Jungkook? Dan kau melampiaskannya dengan mabuk-mabukan seperti ini?' Batin Jihyun sakit
..
Mereka terdiam selama beberapa menit
Hanya suara deruh nafas jungkook yang terdengar sesak
.
.
.
.
.
.
.
"Apa mungkin.. anak yang kau kandung itu bukan anakku?!"
...
Deg!*
...
apa tak salah? Jihyun tak salah dengar bukan? Apa suaminya tak mempercayainya?
.
.
.
.
Jihyun terdiam menatap Jungkook yang juga menatapnya serius
"Apa.. ap-"
"Apa itu benar anakku?-"
"JUNGKOOK-A!"
"Atau mungkin itu anak dari Laki-laki lai-"
.
Plak!!*
.
Satu tamparan sukses mendarat dipipi mulus pria kelinci itu
Bagaimana? Apa sudah sadar dari pengaruh alkohol?
"YA JEON JUNGKOOK!!" Bentak Jihyun setengah menangis
Mereka terdiam
Jihyun menatap wajah Jungkook dengan teramat kecewa dan sejuta rasa sakit yang diberikan oleh Jungkook dengan kata-kata menusuknya
Jungkook masih tetap memalingkan wajah tak ingin menatap istrinya
..
..
..
Tak lama Jihyun pun terisak, hatinya sangat sakit dan amat tertekan
Ia menangis dalam diam
Jihyun mengatur nafasnya berusaha menggerakan bibir untuk berkata-kata
".. kau.. tak seharusnya kau mengatakan hal seperti itu.. jung.. hiks!*"
Jungkook menoleh, melihat kearah Jihyun yang sedang menundukan kepalanya menangis
"Apa kau berpikir dengan baik dulu sebelum bicara?! Apa kau tak pernah ingin mencari tahu semuanya terlebih dahulu..?! Hiks!* aku.. aku memiliki alasan.. aku.. hiks!* aku memperhatikan dan merawatnya dengan baik.. aku jatuh cinta dengan anak ini, bayi dikandunganku, walau usianya masih sangat muda.. tapi aku sudah sangat mencintainya dengan mendengar detak jantung kecil itu.. hiks!* bahkan.. rasa cintaku.. lebih besar padanya... aku mencintai anak ini.. lebih.. hiks!* lebih dari aku mencintaimu..."
Penuturan tulus yang terlontar dari bibir istrinya mengubah raut wajah pria yang ada dihadapannya
.
.
.
"Jika pun kau berpikir ini bukan anakmu... aku.. hiks!* hiks!*"
Jihyun seperti tak kuasa meneruskan kata-katanya, dadanya sakit serasa dirajam dengan batu
Jungkook pun merasa kacau, melihat istrinya menangis lebih membuatnya sakit
"Kau.. hiks!* kau boleh mengataiku! Memakiku! Membenci bahkan tak mengakui siapa diriku!! Tapi... hiks!* tapi.. jangan berani-beraninya kau membenci dan tak mengakui darah dagingmu sendiri!!"
...
Jungkook mendongak spontan menatap wajah Sembab Jihyun penuh kekecewaan
Jungkook hanya diam, jihyun pun merasa lelah dan menyerah untuk berbicara dengan Jungkook
Ia kecewa, sedih, sakit, dan marah. Semua membuatnya lelah
"Dan.. Untuk apa.." jihyun kembali meneruskan kata-katanya
"Untuk apa aku hidup dengan orang yang tak lagi menaruh kepercayaan padaku.."
Jakun Jungkook bergerak menelan saliva saat mendengar sederetan kalimat yang diucapkan pelan lebih tepatnya seperti busur ancaman
Bibir keluh, semua terasa lamban, jungkook tak bisa melakukan sesuatu seakan lidah dan tubuhnya tertahan
"Satu hal yang perlu kau pikirkan lagi!! Jika ini memang bukan anakmu, aku mungkin sudah menghabisi bayi ini dari awal!"
.
Deg!*
.
Kata-kata itu, mendengarnya membuat Jungkook terpukul
Iya benar, kenapa Jungkook sangat bodoh? Kenapa Jungkook sudah menyakiti wanitanya sendiri? Kenapa Jungkook tak berpikir dengan baik saat ini?
Tapi..
Tunggu..!
Tanpa disadar, jihyun telah hilang dari hadapan Jungkook
Jungkook pun pergi mencari Jihyun dimana wanita itu sedang berada dikamar.
Dari gerak geriknya ia sedang memasukan beberapa pakaian didalam koper
Oh?! Wait!!
Jangan bilang jika ia akan pergi!
"Ji.. jihyun-a ap..- apa yang kau lakukan?!"
Jihyun diam dan terus melanjutkan aktifitas berkemasnya
"Jihyun-a!..."
"...."
"Jihyun-a! Aku tanya apa yang kau lakukan?!"
"...."
"YA PARK JIHYUN!!" Bentakan Jungkook diikuti dengan tangannya menarik kasar lengan istrinya
"Ya Jihyun-a lihat aku!!"
"Aku tak ingin melihatmu bodoh!! Aku membencimu!! Aku membencimu!!" Jihyun menangis memukuli dada bidang Jungkook
Jungkook yang sudah menitikan air mata langsung memeluk Jihyun erat
"Lepaskan aku! Lepas!! Aku membencimu! Aku membencimu!! Hiks!* hiks!*"
Jungkook lebih mempererat dekapannya dikala Jihyun memberontak
Jungkook menahan rasa sakit ketika tangan Jihyun terus memukul dadanya
"Lepaskan! Aku benci!! Aku benci padamu!! Aku ben..- hiks! Hhuuwwaahh!!!"
Hati Jungkook sakit, ia sakit teramat sakit melihat Jihyun seperti ini
'Ya Tuhan... tolong maafkan aku.. aku salah! Aku salah! Apa yang sudah kulakukan!!??' Batin Jungkook merasa bersalah
"Mianhae Jihyun-a.. mianhae.."
"Hiks!* hiks!* aku sudah berusaha untuk memberitahukannya padamu tapi selalu tak bisa.. dan aku.. hiks!* aku tak ingin membuat pekerjaanmu terganggu Kau... sekarang sangat sibuk! Sibuk..! kau Jahat Jungkook-a!! Hiks!* bayi ini.. aku merawatnya dan.. kau... hhuuuwwaahh!!"
"Mianhae Jihyun-a... mianhae.. na Jincca Mianhae.. hiks!"
Jungkook tak kuasa tangisan Jihyun semakin menjadi
Mereka berdua menangis,
yah menangis dalam pelukan
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jungkook pov..
Aku menatap wajah lelah yang tengah memejamkan mata sayunya
Jihyun wanita super cuek itu sebenarnya tak sekuat dirinya yang dulu, ia rapuh dan sangat lemah
hatinya, bisa hancur kapan pun

First night?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang