7 Girls: Introduction

5K 356 18
                                    

Gadis cantik berambut pendek sebahu berjalan menyusuri koridor kampus dengan tumpukan buku diatas tangannya dan sebuah handphone menempel di telinganya dengan bantuan bahunya. Saat ini kampus sudah sepi karena kelas sudah berakhir beberapa jam yang lalu. Gadis itu baru saja kembali dari perpustakaan untuk meminjam buku demi menunjang tugasnya. Well, dia adalah duta kecantikan kampus. Selain kecantikannya, ia juga harus menjaga image baik di mata semua orang di kampus itu termasuk juga menjaga nilainya agar tidak jatuh.

"Iya, Bu, aku tahu. Aku baik-baik saja. Hari ini ada anak-anak baru yang akan masuk ke rumah itu. Kuliah ku baik-baik saja, Bu, tak ada kesulitan. Iya, aku mengerti. Sampai jumpa, Bu. Aku merindukanmu."

Ia pun menutup telepon itu dan dengan susah payah memasukkannya kembali ke tasnya sambil terus berjalan. Tanpa ia sengaja, dan karena ia sendiri tak melihat jalan didepannya, gadis itu menabrak seseorang dengan keras, membuat buku-bukunya terjatuh di lantai.

"O-Oh, m-maafkan aku." Ujarnya sambil buru-buru mengambil buku-bukunya.

"Tidak, tidak. Ini salahku. Aku minta maaf, oke?" Suara seseorang yang tadi menabraknya membuatnya terdiam sejenak. Laki-laki itu kemudian menyerahkan buku-buku milik gadis itu dan tersenyum.

Gadis itu pun mendongakkan kepalanya. Ia tercengang menatap sosok pria di hadapannya itu. Rambut hitam yang diangkat keatas. Sweater longgar namun terlihat pantas karena dada bidang dan bahu lebarnya membuat baju itu terlihat tak lagi longgar padanya. Wajahnya tak seperti wajah orang-orang Korea pada umumnya. Senyuman laki-laki itu juga mampu membunuh gadis itu dalam sekejap. Apalagi suaranya yang berat namun terdengar santai, rasanya ingin sekali gadis itu merekam suaranya dan memasukkannya ke dalam koleksi pribadinya agar dapat dijadikan lullaby pengantar tidur.

"Halo? Kau baik-baik saja?" Laki-laki itu menggerak-gerakkan tangannya di depan wajah gadis cantik itu hingga gadis itu tersadar.

"Ah-uhm, t-terimakasih." Gadis itu buru-buru mengambil bukunya dan bangkit dengan sekejap. Rasa gugup memenuhi pikirannya. "S-Sampai jumpa."

Dan ia berlalu pergi meninggalkan laki-laki tampan yang hanya dapat menatapnya bingung.

Ialah Yoon Junghan, nama gadis cantik itu. Wajah cantik bak malaikat, dengan rambut pirang sebahunya, dengan tubuh tinggi langsing bak model-model terkenal. Siapa yang tak kenal gadis cantik itu? Seluruh isi kampus mengenalnya. Yoon Junghan, sang duta kecantikan, gadis paling cantik di kampus itu. Semua orang mengenalnya sebagai bidadari kampus. Senyuman manisnya selalu membuat hati siapa saja menjadi riang. Gadis sempurna idaman semua pria. Bahkan semua pria selalu memimpikan sosok Yoon Junghan sebagai Ibu dari anak-anak mereka nanti.

Sayangnya gadis itu akhirnya takhluk pada satu pria. Gadis yang tak pernah jatuh cinta itu akhirnya menemukan pelabuhan hatinya. Satu-satunya laki-laki yang mampu membuat seorang bidadari seperti Yoon Junghan menjadi gugup seketika. Seorang laki-laki yang diam-diam dikaguminya sejak ia masuk ke kampus itu. Laki-laki yang baru saja ditabraknya tadi.

Choi Seungcheol, nama pria beruntung itu. Pewaris Choi Corporation yang memiliki saham terbesar di SM Entertainment, yang bahkan disebut-sebut bisa saja membeli SM Entertainment jika ia mau, dan juga memiliki perusahaan-perusahaan lainnya yang berada di tangan mereka. Seorang kapten tim basket kampus dan juga leader dari rap team di kampus. Choi Seungcheol adalah every girl's crush. Ia tampan. Wajahnya bahkan tak terlihat seperti orang Korea. Wajah oriental seperti keturunan Eropa. Tubuhnya tinggi dan atletis, dengan dada bidang dan bahu lebar yang membuatnya terlihat sangat manly.

Dan sayangnya, diantara beribu orang di dunia yang mendambakan Yoon Junghan sebagai istri masa depannya, mungkin Choi Seungcheol adalah salah satu spesies langka yang melihat Yoon Junghan sebagai gadis biasa.

7 Girls 7 StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang