"Mengapa Umma lakukan ini padaku? Apa salahku hn? Apa?" Min ah menarik nafas dalamnya dan melihat Yunho. Hatinya pun pilu mendengar ungkapan perasaan Yunho. Min ah berjalan menghampiri Yunho, ia menghapus air mata yang mengalir di pipi Yunho.

"Maafkan Umma Yun. Memang awalnya Umma lakukan ini semua demi Jaejoong, untuk Jaejoong. Umma tidak ingin melihat Jaejoong menderita seperti apa yang kedua orang tuanya alami, Umma melihat kau yang terlahir dengan bahagia, penuh hormat, semua orang bahagia akan kehadiranmu, tetapi di sisi lain, ada bayi yang terlahir dengan duka Yun, ia sudah di tinggal Orangtuanya, apa kau tidak kasihan pada bayi itu?" Min ah menatap dalam Yunho, matanya pun sudah memerah menahan tangis kini.

"Lalu Umma tak kasihan pada bayi yang Umma tukar? Aku yang merasakan sakitnya tak mempunyai orangtua, aku yang merasakan rasanya hidup sulit, bahkan aku merasakan sikap Umma yang tak pernah bersahabat denganku, Umma tak kasihan padaku?"

"Lalu? Lalu apa inginmu hn? Kau ingin merebut apa yang Jaejoong miliki selama ini? ini yang kau bilang mencintainya? Omong kosong!" Yunho terdiam dan menunduk, haruskah? Haruskah seperti ini?

"Kau mencintainya, tetapi kau tak rela ia bahagia? Kau mencintainya tetapi kau ingin mengambil apa yang ia punya saat ini? Umma memang egois, dan kau tau apa? Umma tidak ingin apa yang Umma miliki selama ini pergi, Umma tak mau kau pergi dari Umma. Jadi terserahmu, jika kau mau mengambil hak mu seluruhnya, dan Umma hanya dapat berkata kaulah yang egois Yun." Yunho masih terdiam, dadanya begitu sesak, di satu sisi ia marah, tetapi di sisi lain ia tak mau melihat orang yang sangat ia cintai bersedih akan kenyataan semua ini. Haruskah ia egois? Yunho memegang kepalanya yang terasa sakit, ia menarik nafas untuk menetralkan emosinya.

"Umma keluar, aku ingin sendiri." Ujar Yunho mengusir Min ah, Yunho tak peduli tanggapan Min ah tentangnya saat ini, semua kejadian yang ia alami membuat kondisinya semakin buruk, seharusnya ia tidak tau masalah ini, seharusnya biar saja kebohongan ini tak pernah terkuak. Min ah pun keluar dari kamar Yunho, ia membiarkan Yunho untuk menenangkan fikirannya dahulu.

.

Jaejoong hanya melamun memikirkan Yunho, tak biasanya Yunho seperti ini. Apa yang salah pada dirinya sampai Yunho tak mau menemuinya? Jaejoong hanya mampu menghelakan nafas beratnya.

"Jae." sapa Yoochun ramah, ia pun segera duduk di samping Jaejoong.

"Yunho tak mengantar? tadi aku melihat kau membawa mobil sendiri." tanya Yoochun, Jaejoong pun menggeleng.

"Tidak, hari ini Yunho sakit."

"Sakit? sakit apa?" tanya Yoochun penasaran.

"Entah, aku pun belum bertemu dengannya, kata ajhuma Yunho tak mau bertemu denganku." Jelas Jaejoong, Yoochun hanya mampu meyeritkan dahinya.

"Kalian bertengkar?" tanyanya kembali, lagi-lagi Jaejoong menggeleng lesu.

"Tidak, hubungan kami baik, aku sendiri bingung apa salahku." Kini Yoochun mengangguk paham.

"Yasudah jangan kau fikirkan, bisa saja Yunho hanya tak ingin kau cemas."

"Begitukah?"

"Ya, yasudah semangat. Kelasmu sebentar lagi di mulai." Jaejoong mengangguk dan segera pergi meninggalkan Yoochun. Yoochun sendiri heran mengapa Yunho berubah? bahkan tak mau menemui Jaejoong.

Yoochun mengambil ponsel miliknya dan mencoba untuk menghubungi Yunho, tetapi sial, nomor Yunho tidak aktif. Firasat Yoochun menjadi tak nyaman, ia yakin ada suatu hal yang membuat Yunho seperti ini.

.

.

Jihoon kembali untuk pulang, ia harus menemui Yunho, bukankah tadi pagi ia mendengar kabar Yunho sakit? dan saat ini pun ia tau bahwa Yunho adalah anak kandungnya.

Lies✔Where stories live. Discover now