Unacceptable (chap.5)

1.5K 130 8
                                    

Hohoho, ada yang masih nungguin ff abal ini? wkwkwkwkwkwk
Maafkan saya karena terlalu lama updatenya, maklum mulai sibuk sama kegiatan saya yang penting nggak penting gimana gitu? Wkwkwkwkwk *ngomong apa coba?
Nah, di part sebelumnya saya sudah bilangkan kalau update ff ini akan sangat-sangat lamban dari biasanya? Jadi maafkan saya sekali lagi, wkwkwkwkwkw
Oh iya, mohon maaf sekali lagi jika ada yang kurang suka dengan beberapa couple lain yang nyempil di ff ini. Duh merasa bersalah banget karena gunain couple Ahra-Heechul, takut suaminya mbak Ahra ntar marah sama saya. Wkwkwkwkwk
Typo bertebaran *saya mengingatkan

Happy Reading

"Ada apa denganmu noona?" tanya Kyuhyun heran pada Ahra saat mereka sudah berada didalam kamar Kyuhyun.
"Mwo?" tanya Ahra santai.
"Kau tidak benar-benar memecatnya kan?" tanya Kyuhyun memastikan, Ahra terlihat berpikir.
"Noona?!" seru Kyuhyun yang mulai jengah dengan tingkah kekanakan noonanya.
"Mwo? bukankah kau bilang tidak perlu bantuanku? Dan karena aku tidak bisa membantumu, maka dari itu aku mempersulitmu. Kita buat mudah saja Cho Kyuhyun, aku tidak mau Seohyun merasa sakit hati karena kau bahkan tidak mengakui kalau kau menyukainya, semakin dia menjauh dari kehidupanmu, semakin kau bisa melupakannya, tenang saja." Jelas Ahra santai. Kyuhyun menatap tidak percaya pada noonanya,
"Ini perasaanku noona, noona tidak bisa memaksakan kehendak padaku." Jawab Kyuhyun tegas. Ahra tersenyum simpul, Kyuhyun-nya telah kembali sepenuhnya sepertinya.
"Lalu aku harus bagaimana? Aku sudah terlanjur memecatnya." Jawab Ahra santai dan kemudian berlalu begitu saja, senyum terus terpatri diwajah Ahra bahkan saat Kyuhyun mengatakan satu kalimat yang membuatnya tersenyum lebar.
"Kali ini aku yang akan membawanya kemari." Kata Kyuhyun sinis,
"Silahkan saja, mungkin saat ini kereta sudah membawanya pergi." Jelas Ahra santai, menggoda Kyuhyun adalah hal yang ia rindukan selama ini, dan sekali menggoda, Ahra ingin yang benar-benar berkesan untuk Kyuhyun.
"Mwo?!" pekik Kyuhyun frustasi. Ahra menoleh pada Kyuhyun dan tersenyum sinis disana,
"Welcome Nightmare." Seru Ahra santai, ia bertepuk tangan sebentar dan berlalu begitu saja. Ahra tidak bohong, sebelumnya ia memang menyuruh Seohyun untuk mengambil beberapa ornamen dan juga hiasan untuk pernikahan Tiffany yang tinggal beberapa hari. Semuanya memang sudah siap, hanya beberapa ornamen dan juga hiasan dinding saja yang belum. Untuk hiasan dinding dan ornamen, Seohyun sendiri yang menyarankan pada Ahra untuk memesan pada temannya yang berada di Jeolla-do. Hal tersebut didukung dengan adanya beberapa contoh ornamen dan hiasan dinding yang memang pernah dibuat teman Seohyun yang berada di Jeolla-do, Tiffany dengan senang hati mengenai penawaran ornamen dan juga hiasan dinding tersebut. Rencananya, Tiffany dan Donghae akan memasang ornamen tersebut dirumah baru mereka.

Keesokkan harinya....
Beberapa kali Kyuhyun mendengus kesal, Seohyun benar-benar tidak membuat makanan untuk makan pagi ini. Usai memakan setengah makanannya, Kyuhyun bergegas menuju kamar tidurnya, Ahra tidak memperbolehkan Kyuhyun untuk bekerja sebelum Kyuhyun benar-benar sembuh.
"Saatnya minum obat dongsaeng-ku." Kata Ahra yang tiba-tiba memasuki kamar Kyuhyun. Kyuhyun yang sedari tadi duduk di pinggiran tempat tidurnya menatap sinis pada sang noona.
"Kenapa?" tanya Ahra manis. Kyuhyun tidak ambil pusing, ia mengambil obat yang sedari tadi berada ditangan noonanya dan meneguk satu-persatu obat tersebut.
"Sore ini, baju pernikahanmu dan Haera sudah jadi. Kalian tinggal mencobanya saja nanti, kau harus datang." Kata Ahra tegas, Kyuhyun memutar bola matanya kesal.
"Bukankah aboeji sudah membatalkan perjodohan itu?" tanya Kyuhyun.
"Hum, memang. Keluarga Haera bersih keras untuk tetap melanjutkan perjodohan, terpaksa aboeji menerimanya. Jadi, sore ini kau harus datang!" tegas Ahra, Kyuhyun memilih diam dan membaringkan tubuhnya.
"Dasar?!" gumam Ahra yang kemudian berlalu.
Kyuhyun tidak memejamkan matanya sama sekali, pikirannya berlarian lebih tepatnya hanya tertuju pada sosok Seohyun, dimana gadis itu? Dan kenapa Kyuhyun jadi orang yang tidak punya kerjaan seperti ini karena memikirkan keadaan Seohyun, noonanya benar-benar keterlaluan. Tiba-tiba saja Kyuhyun teringat akan beberapa foto Seohyun yang bekerja di klub malam, apa gadis itu kembali bekerja disana? Kyuhyun menggeleng-gelengkan kepalanya, menepis segala pemikiran buruknya tentang Seohyun. Kilasan sosok Seohyun benar-benar berlarian di otaknya, bagaimana ia begitu membenci Seohyun beberapa waktu yang lalu? Bagaimana ia selalu membuat Seohyun merasa tidak betah berada disini karena sifat dingin dan ketusnya? Kyuhyun mengusap pelan bibirnya, ia pernah merasakan bibir Seohyun meskipun hanya sekali, ah jangan lupakan tamparan yang masih terekam jelas di memori otaknya. Ia menjadi seperti seorang bajingan saat itu, Kyuhyun mengusap wajahnya kasar. Bagaimana mungkin gadis itu berlarian di otaknya sekarang, gadis datar yang entah bagaimana caranya bisa membuatnya kembali pada dirinya yang dulu.
Sore harinya, Kyuhyun benar-benar dipaksa Ahra ikut ke butik. Ia duduk dengan wajah muram disamping kursi kemudi, ia tak berniat mengajak berbicara Ahra yang duduk dikursi kemudi.
"Kita mau kemana?" tanya Kyuhyun saat menyadari bahwa jalan yang dilalui mobil Ahra ini bukan menuju kearah butik Ahra.
"Kau akan tahu nanti." Jawab Ahra santai
'Dan kau tidak akan menyesal." Batin Ahra
Tak butuh waktu lama, mobil yang dikemudiakn Ahra tiba di depan hotel yang Kyuhyun kenali milik temannya Donghae, orang yang beberapa kali melakukan kerja sama dengan perusahaannya.
"Untuk apa membawaku kesini?" tanya Kyuhyun heran.
"Bisakah kau diam sebentar dan ikuti saja noonamu ini?" tanya Ahra dengan penuh penekanan, Kyuhyun memutar bola mata kesal dan menuruti saja keinginan noonanya. Di lobby hotel, Ahra dan juga Kyuhyun disambut oleh sipemilik hotel beserta calon istrinya. Siapa lagi kalau bukan Lee Donghae dan Hwang Tiffany.
"Terimakasih sudah menyempatkan datang kemari, tapi pegawaimu sudah melakukan yang terbaik." Jelas Tiffany antusias pada Ahra.
"Benarkah? Kalau begitu tidak salah aku menjadikannya pegawaiku." Kata Ahra bangga, Tiffany tersenyum dengan menampakkan eye smilenya. Donghae kini sibuk bercakap dengan Kyuhyun, 2 laki-laki itu lebih memilih duduk di lobby membicarakan kerja sama mereka dimasa depan. Di dalam gedung yang akan digunakan sebagai acara resepsi, seorang gadis tengah sibuk mengatur dekorasi didalam ruangan ini. Beberapa kali gadis itu terlihat dimintai pendapat oleh beberapa orang mengenai warna dan juga tempat pemasangan hiasan dinding. Gadis yang tak lain dan tak bukan adalah Seohyun itu tersenyum puas saat sebagian ornamen yang ia bawa bersama truck angkut milik temannya tampak menghiasi dinding gedung ini.
"Seohyun-ah?!" pekik gadis mungil yang tak lain dan tak bukan adalah Ahra pada Seohyun, Seohyun menoleh dan tersenyum pada Ahra, ia membungkuk sopan pada Ahra.
"Apa ada kendala?" tanya Ahra saat sudah berdiri didekat Seohyun.
"Tidak, nona." Jawab Seohyun ramah.
"Aku sudah mengatakannya tadi, dia benar-benar melakukan tugasnya dengan baik." Jelas Tiffany pada Ahra. Ahra tersenyum pada Tiffany,
"Kau sudah puas?" tanya Ahra mencibir, Tiffany hanya terkekeh.
"Hum, sangat puas." Jawab Tiffany yakin.
"Apa pekerjaanmu sudah selesai Seohyun-ssi? Bagaimana jika kita makan malam bersama disini? Lagi pula Ahra eonnie membawa dongsaengnya kemari, jadi kita bisa makan besar hari ini." jelas Tiffany antusias, mendengar kenyataan bahwa Kyuhyun juga berada disini entah kenapa membuat Seohyun harus berpikir dua kali. Ia begitu senang ketika nona mudanya memberikan pekerjaan disini, jadi ia tidak harus setiap hari bertemu dengan Kyuhyun. Dengan pasti pula ia bisa menetralkan degup jantungnya tiap hari. Seohyun sudah tahu dengan pasti apa yang ia rasakan pada tuan mudanya, maka dari itu ia berusaha mengubur perasaan tersebut. Raut wajah Seohyun yang tampak berpikir dapat di lihat jelas oleh Ahra, jika prediksinya benar maka Seohyun akan menolak makan malam ini.
"Maaf nona, saya masih harus menyelesaikan beberapa pengerjaan hiasan dinding yang lain." Tolak Seohyun halus
'Tidak salah lagi.' batin Ahra
"Ah, benarkah? Sayang sekali." Gumam Tiffany.
"Dia terlalu bersemangat, semua juga untuk kebaikanmu Fany-ah." Jelas Ahra, Tiffany mengangguk setuju.
"Jangan terlalu memaksakan diri, jika sudah lelah kau harus beristirahat." Nasehat Ahra pada Seohyun, Seohyun tersenyum sekilas.
"Terimakasih nona." Jawab Seohyun ramah. Ahra dan Tiffany kembali berbincang didalam gedung tersebut, sedangkan Seohyun kembali pada pekerjaannya sebelumnya. Hari semakin larut, lima orang itu mengelilingi salah satu meja makan yang berada di hotel Qiel ini.
"Jadi, kau harus datang ke pernikahan kami nanti, Kyuhyun-ssi." Tegur Donghae pada Kyuhyun yang baru saja meneguk air putihnya.
"Akan aku usahakan." Jawab Kyuhyun seadanya.
"Jangan terlalu sibuk, kau harus datang." Kata Donghae dengan nada gurauan kali ini, Kyuhyun hanya tersenyum sekilas.
"Heechul-ssi, kapan kalian menyusul? Aku juga tidak sabar menunggu undangan darimu." Celetuk Donghae yang sukses membuat Heechul yang tengah mengiris steaknya terhenti.
"Secepatnya." Jawab Heecul seadanya, Heechul tidak sengaja bertemu dengan Ahra dan juga Kyuhyun saat ia tengah mengadakan meeting di hotel ini bersama clientnya. Ahra adalah alasan yang ia gunakan agar bisa makan malam bersama disini. Karena memang ia merindukan Cho Ahra, dan Heechul tidak menyia-nyiakan kesmpatan untuk bersama Ahra-nya. Ahra hanya mencibir jawaban Heechul, Kyuhyun yang merasa menjadi orang asing disini memutar bola matanya kesal. Ia buru-buru meneguk habis air putihnya,
"Donghae-ssi, bolehkah aku berkeliling di hotel ini?" tanya Kyuhyun pada Donghae.
"Tentu saja, kebetulan sedang ada pesta ulang tahun di kolam renang." Jelas Donghae dan baru saja ia mendapat cubitan diperut dari Tiffany.
"Wae?" tanya Donghae heran pada Tiffany, tak ingin berlama-lama disini Kyuhyun segera berpamitan dan bergegas pergi begitu saja. Kyuhyun melangkah lurus menuju bagian-bagian hotel, ia sempat melirik kearah kolam renang dan benar saja memang ada pesta disana. Kyuhyun lanjutkan lagi langkahnya menuju bagian belakang hotel yang masih dikelilingi beberapa bangunan, sebuah air mancur di dekat tangga dapat Kyuhyun lihat saat ini. Setidaknya tempat ini begitu menenangkan. Kyuhyun memilih untuk duduk disalah satu undakan tangga, namun niatnya terhenti saat melihat sosok yang ia kenal tengah tekun mengerjakan sesuatu di sebuah bangku yang tak jauh dari air mancur. Kyuhyun melangkahkan kakinya mendekat pada sosok tersebut, lampu temaram yang berdiri kokoh didekat bangku tersebut membuat Kyuhyun bisa melihat dengan jelas siapa sosok tersebut. Senyum simpul terpatri jelas diwajah Kyuhyun, sosok tersebut yang masih asyik dengan buku gambar dan pensilnya bahkan tak menyadari kehadiran Kyuhyun yang sudah duduk didepannya. Bisa dipastikan sosok tersebut adalah Seohyun, melihat sebuah bangku lengkap dengan mejanya dan juga ketenangan suara air mancur membuatnya mendapat inspirasi untuk menggambar dekorasi ruangan dibuku gambarnya. Beberapa kali Seohyun menggembungkan pipinya atau bahkan mengerucutkan bibirnya lucu saat ukuran yang ia gambar salah. Kyuhyun yang hampir 10 menit duduk didepan Seohyun tersenyum melihat raut wajah Seohyun yang lebih ekspresif menurutnya sekarang. Seohyun mendongak dan bisa dipastikan ia membulatkan matanya sekarang, jantungnya berdegup dengan cepat, mungkin karena terkejut menurut Seohyun. Seohyun buru-buru merubah ekspresi wajahnya,
"Annyeonghaeseoyo." Sapa Seohyun sopan, Kyuhyun hanya tersenyum. Jantung Seohyun masih saja berdegup dengan tidak normal, Seohyun berusaha keras untuk mengurangi rasa gugup yang tiba-tiba saja melandanya.
"Tuan sudah sembuh?" tanya Seohyun.
"Eoh." Jawab Kyuhyun seadanya, Seohyun mengangguk dan tersenyum sekilas.
"Bagaimana bisa kau ada disini?" tanya Kyuhyun antusias.
"Saya baru saja selesai bekerja." jawab Seohyun seadanya.
"Kau bekerja di hotel ini?" tanya Kyuhyun penasaran.
"Tidak." Jawab Seohyun singkat, Kyuhyun mendengus mendengar jawaban Seohyun.
"Kenapa tidak datang kerumah tadi?" tanya Kyuhyun kemudian.
"Nona muda tidak mengatakannya pada tuan?" tanya Seohyun balik, Kyuhyun terlihat bingung. Terlihat jelas dimata Seohyun kerutan didahi Kyuhyun, lelaki itu pasti tengah bingung sekarang.
"Mulai hari ini saya tidak bekerja di rumah tuan lagi-" kata Seohyun terpotong karena pertanyaan bertubi-tubi dari Kyuhyun.
"Mwo? apa terjadi sesuatu? Kau melakukan apa hingga noona memecatmu? Kenapa noona tidak memberitahuku?" tanya Kyuhyun, Seohyun tersenyum miris, ia hanya mengendikkan bahunya acuh.
"Maaf tuan, saya harus segera pergi. Annyeonghigaeseoyo." Pamit Seohyun usai melihat jam di pergelangan tangannya. Seohyun yang sudah berdiri dari duduknya harus menghentikan niatnya saat Kyuhyun memintanya untuk menunggu,
"Tunggu sebentar..." Kyuhyun terlihat terdiam cukup lama, hal tersebut mengundang tanda tanya besar untuk Seohyun. Apa yang dilakukan tuan mudanya saat ini?
"Biarkan aku mengantarmu." Kata Kyuhyun akhirnya.
"Nde?" tanya Seohyun bingung
"Aku akan mengantarmu, ayo?!" kata Kyuhyun bersemangat, ia bahkan tanpa sadar menggenggam pergelangan tangan Seohyun erat. Membuat Seohyun merasakan desir aneh pada jantungnya. Seohyun memilih mengikuti langkah kaki Kyuhyun menuju mobil yang ia kenali milik nona mudanya. Kyuhyun bersyukur, karena tadi saat pergi dari acara akan malam ia sempat mengambil kunci mobil noonanya, noonanya bisa pulang bersama Heechul nanti. Dengan santai Kyuhyun membuka pintu mobil kursi samping kursi kemudi, dan sedikit mendorong tubuh Seohyun agar segera masuk.
"Rumahmu didekat halte waktu itu kan?" tanya Kyuhyun saat ia mulai menginjak pedal gasnya,
"Ne." Jawab Seohyun singkat.
"Kenapa kau berhenti bekerja dirumah kami?" tanya Kyuhyun saat 10 menit keheningan baru saja melanda mereka.
"Lebih baik tuan tanyakan saja pada nona." Jawab Seohyun sopan.
"Kalian menyembunyikan sesuatu dariku?" tanya Kyuhyun kemudian, Seohyun menggeleng disana. Tak butuh waktu lama mobil yang dikemudikan oleh Kyuhyun tiba didepan gerbang kecil rumah Seohyun, awalnya Seohyun menyetujui tumpangan Kyuhyun karena berpikir ia akan diurunkan di halte seperti pertanyaan Kyuhyun tadi, namun Kyuhyun bersih kukuh untuk tetap mengantar Seohyun hingga kerumah. Seohyun bisa melihat sosok Jihye didepan gerbang rumahnya, Seohyun mengucapkan terimakasih pada Kyuhyun dan buru-buru bergegas untuk turun. Seohyun menghampiri Jihye yang tersenyum kearahnya namun Jihye tampak memfokuskan pandangannya pada sosok dibelakang Seohyun, Seohyun mengikuti arah pandang Jihye. Seohyun bisa melihat bahwa Kyuhyun berjalan kearahnya sembari membawa map hasil gambar desain interiornya.
"Ketinggalan." Kata Kyuhyun sembari menyerahkan map tersebut pada Seohyun, Seohyun membungkuk mengucapkan terimakasih. Kyuhyun tersenyum sekilas dan kini manik matanya menangkap sosok Jihye yang berdiri memandangnya kagum.
"Kau putri tuan Shin?" tanya Kyuhyun memastikan, beberapa kali Kyuhyun pernah melihat wajah putri tuan Shin yang terletak di meja kerja tuan Shin.
"Ne, annyeonghaeseoyo." Sapa Jihye ramah sembari membungkuk, Kyuhyun tersenyum sekilas. Ia segera berpamitan pada Seohyun juga Jihye untuk pulang. Diperjalanan Kyuhyun terlihat berpikir sembari mengetuk-ngetukkan jemarinya pada kemudi mobil, ia baru sadar sekarang, bagaimana bisa putri tuan Shin begitu akrab dengan Seohyun? Apa hubungan Seohyun dan tuan Shin? Kyuhyun nampak berpikir keras. Sementara itu, Seohyun yang kini tengah mengganti pakaian usai mandi diinterview oleh Jihye,
"Jadi, bisa eonnie jelaskan kenapa eonnie pulang bersama tuan muda Cho itu?" tanya Jihye penasaran. Seohyun menatap Jihye datar,
"Kami kebetulan bertemu." Jawab Seohyun datar, yang kini dilakukan gadis itu adalah membuat minuman hangat untuk dirinya juga Jihye.
"Dimana?" tanya Jihye penasaran.
"Hotel." Jawab Seohyun sembari menuangkan air panas kedalam dua cangkir besar didepannya.
"Mwo?!" pekik Jihye terkejut, Seohyun hanya meringis saat mendengar pekikan Jihye.
"Aku tengah membuat rancangan untuk dekorasi pesta pernikahan di hotel sana, lalu tiba-tiba tuan muda muncul dan mengantarku pulang." Jelas Seohyun datar, ia memberikan 1 cangkir besar susu hangat untuk Jihye.
"Hum, baik hati sekali tuan muda Cho itu eonnie. Aku setuju saja jika dia menjadi kekasih eonnie." Gumam Jihye yang kemudian meneguk susu hangatnya. Mendengar gumaman Jihye membuat Seohyun meringis, karena baru saja ia tanpa sengaja meneguk susu coklat miliknya yang lumayan panas. Seohyun meletakkan susu coklatnya dan berlalu begitu saja menuju kamarnya. Jihye yang baru saja meneguk habis susu hangatnya menatap heran pada Seohyun yang meninggalkan segelas susu hangat di meja ruang tamu. Tidak biasanya Seohyun langsung pergi ke kamar jika susu coklatnya belum habis. Jihye pun memutuskan untuk mengekori Seohyun menuju kamarnya.

Unacceptable Where stories live. Discover now