Part 1

10.3K 216 5
                                    

Karya ini dilindungi oleh undang-undang hak cipta no.28 tahun 2014. Segala bentuk pelanggaran akan diselesaikan menurut hukum yang berlaku di Indonesia.

Buku telah terbit dan bisa dipesan melalui situs online:
Ig: benitogroup
W.a : 0823 3684 2805

Pemesanan selama PO free gift keceee, buruan ya guyss...😍
PO berlangsung dari tanggal 21 April - 05 May 2021.

Thanks,

***

Morgan Hudson adalah seorang pria metroseksual dengan sepasang iris hazel yang memesona. Bertubuh atletis, karismatik, menawan, dan tampan. Ia kerap berkencan dengan berbeda-beda wanita, tetapi tidak seorang pun yang mampu memikat—membuatnya jatuh cinta. Ia sadar bahwa mereka bertahan demi harta dan keyakinan akan naiknya status sosial. Ia terus melakukan kebiasaan berkencan hingga bertemu gadis yang memikatnya, Joanna. Ia coba meraih hati gadis itu menggunakan segala pesonanya, tetapi tidak cukup menarik perhatiannya, apalagi menoleh. Berbagai cara ia lakukan, baik secara terang-terangan maupun sembunyi, bahkan membuntuti seperti saat ini.

Jatuh cinta membuat Morgan gila, bahkan jauh dari sang pujaan hati pun tidak bisa. Tanpa terasa ia membuntuti Joanna dari Richmond Hill hingga ke Westminster.

Gadis yang memiliki tinggi semampai itu memasuki toko Mark & Spencer di Jalan Oxford. Hampir satu jam kemudian ia baru keluar sambil menenteng kantong belanjaan.

Morgan masih sabar menunggu di dalam mobil, lalu kembali fokus membuntuti kendaraan Joanna yang berjarak beberapa meter di depan.

Kadang kala, Morgan berpikir untuk menyerah, tetapi begitu sulit. Alisnya terangkat ketika melihat mobil Joanna menepi, lalu ia ikut menepikan kendaraannya. Apa Joan baik-baik saja?

Morgan melihat Joanna turun dengan muka kesal dan agak kecut, lalu berjalan cepat ke arahnya. Rasa khawatir akan keadaan gadis itu berganti menjadi khawatir dengan nasibnya sendiri.

Morgan menunggu dengan degup jantung kian keras. Gadis itu sampai dan mengetuk kaca mobil. Morgan keluar, wajahnya memucat.

"Kita harus bicara," kata Joanna serius. Ia tahu Morgan senang membuntuti, bahkan didiamkan dengan asumsi bosan sendiri. Akan tetapi, kenyataannya, tidak. Hari ini adalah batas kesabaran Joanna. Demi Tuhan, ia benar-benar terganggu.

Morgan memasang senyum. "Joanna ...."

"Morgan, maaf." Joanna lekas memotong apa pun yang akan Morgan katakan. "Aku tidak bisa mencintaimu. Tolong berhenti membuntutiku, jangan membuang-buang waktu. Aku hanya menganggapmu teman. Aku sudah mencintai orang lain dan segera menikah dengannya. Jadi, kumohon, jangan mengejarku lagi. Carilah gadis yang benar-benar tulus mencintaimu," kata Joanna berterus terang. Ia sadar bahwa kata-katanya menyakiti pria itu. Joanna tidak tega, tetapi tidak ada pilihan, kecuali harus bersikap tegas agar Morgan cepat melupakannya dan ia bisa mendapatkan kenyamanan kembali.

"Aku benar-benar menyukaimu, Joan," kata Morgan, memanggil dengan panggilan khusus. "Apa tidak ada kesempatan untukku? Sekali saja?" Morgan menatap iris biru Joanna dengan penuh cinta dan kasih, berharap gadis cantik itu luluh.

"Maaf, Morgan. Jangan memaksaku berada di sisimu. Kau pasti tahu awal yang buruk akan memberikan akhir yang buruk," jelas Joanna. Dia mengulurkan tangan. "Berteman?"

Morgan menatap nelangsa uluran tangan Joanna. Siapa pun tahu ia tidak menginginkan sebuah pertemanan, ia ingin menjadi kekasih sehidup semati Joanna. Akhirnya Morgan terpaksa membalas jabat tangan. Ia tersenyum miris dan berkata, "Baiklah. Sepertinya aku memang tidak punya harapan untuk bisa bersamamu, kita berteman."

SECRET GARDENDove le storie prendono vita. Scoprilo ora