Only Mine__ Part 1

20.6K 937 24
                                    

👆👆👆👆👆👆Mulmed di Atas Al yahhh. Sorry kalo gk sesuai ^^

Happy reading 😘😘😘

----
Anna berjalan lunglai dengan mata nyaris tertutup menuju halte bis. Hari ini sangat -sangatlah melelahkan. Ia harus bekerja ekstra sebab pergantian CEO yang sangat tiba - tiba. Ditambah dengan CEO barunya yang terus - terusan menatap tajam dirinya. Seakan - akan pria itu akan memakan Anna jika mendapatinya melakukan sedikit kesalahan.

Namun, bukannya hal itu semakin membuat Anna berhati - hati, ditatap dengan tatapan setajam burung elang kelaparan itu, malahan membuat Ana semakin bertambah kikuk dan bodoh di hadapan pria itu.

Anna bahkan sempat menumpahkan air dan menghamburkan beberapa berkas hingga membuatnya harus bekerja dua kali lipat.

Langit tampak mendung dengan bulan sebagai penghiasnya. Bintang - bintang tak tampak membuat langit terlihat muram. Angin berhembus, membawa uap air cukup banyak hingga membuat Anna menggigil kedinginan. Lingkungan sekitar terlihat lenggang. Hanya beberapa orang saja yang dia dapat temui sedari tadi.

Anna mengernyit kemudian diliriknya jam tangannnya. Jam 12 malam pas. Ini adalah kali pertamanya Anna pulang sekitar jam segitu. Sebab rekor terakhirnya ketika Sean masih menjabat adalah jam 7 malam.

Anna menggigil. Ia merasa jika sedari tadi dirinya sedang diuntit oleh seseorang. Namun, setiap kali membalikkan tubuhnya, dia hanya merasakan angin dingin yang menerpa cepat dirinya.

Dengan kaki yang sedikit gemetar, Anna memasuki area halte. Segera dirogohnya tas miliknya untuk mengambil SmartPhone terbaru keluaran perusahaan Korea yang sangat terkenal itu. Diketiknya nama Albert, sahabat baiknya yang tinggal bertetanggaan dengannya. Masih dengan tangan bergetar ditaruhnya benda itu mendekat ke telinganya.

"Anna, Where are you?" Segera setelah Anna memencet tombol hijau di Smartphone suara berat bernada khawatir langsung menerpanya.

"A-aku masih di halte. Bisakah kau menjemputku, a-aku merasa seseorang sedang menguntitku." Anna berkata sambil menggigit jarinya.

"Kau di Halte dekat kantormu, don't you?"

Anna menjawab dengan mengangguk, gerakan refleks meski dirinya tahu bahwa Albert tak akan melihatnya,"Yap. Datanglah cepat,"

"Ok. Wait me,"

Tut...

Dan tepat setelah Anna menutup panggilannya. Seseorang memeluknya dari belakang. Merengkuh possessif dirinya seakan Anna akan segera berlari pergi jika seseorang itu melemaskan sedikit rengkuhannya.

Anna menegang, tangannya bergetar pelan.

Cengkraman tangan Anna pada Smartphone melemah. Seketika timbul blackhole yang datang entah dari mana menyedot perlahan kesadaran Anna. Terus menyedot kesadaran Anna yang awalnya memang hanya tersisa 5 watt. Hingga yang Anna ingat hanyalah, dada bidang nan keras dan suara berat yang terdengar indah namun misterius yang berbisik pelan, "Get sleep Anna."

---

"Ughh...," Anna melenguh perlahan mencoba mengucek - ngucek matanya. Di raihnya segelas air putih di atas nakas, tepat di sebelah kanan tempat tidurnya.

Anna melenguh lagi. Dirinya merasa gerah, kemudian ditatap tubuhnya. Kemeja putih dengan hotpants terpantri indah di tubuh mungilnya. Anna mengernyitkan dahi, "Apakah aku terlalu mengantuk hingga malas membuka baju tadi"

Dengan mata setengah terpejam, Anna mencoba melepaskan satu persatu kancing bajunya. Kemudian membuangnya sembarangan. Lalu dilanjutkan dengan melepaskan hotpants miliknya.

Ia benci panas. Membuatnya memiliki kebiasaan tidur tanpa menggunakan sehelai benangpun. Namun, malam ini, dirasanya sangat berat meskipun hanya untuk membuka matanya agar mampu melepaskan pakaian dalamnya. Jadi, dia tetap memakai pakaian dalamnya lalu segera beringsut masuk kedalam pelukan selimut.

Anna mendengar seseorang menggeram. Tapi, karena terlalu mengantuk dia mengabaikan hal itu. Dirasakan tengkuknya menghangat, desahan napas seseorang menghela kuat di tempat itu. Lalu, pelan pelan sepasang lengan kokoh melingkar erat di sekitar perut telanjangnya.

Namun, alih -alih terkejut dan membuka matanya, Anna malahan semakin terlelap. Ia merasa nyaman, dan tentram. Seolah - olah, dirinya sudah menemukannya. Menemukan tempat dirinya pulang.

Dan desahan hangat di tengkuknya, seakan menjadi melodi indah hingga membawanya tertidur lelap sekali.

---

"Ahhh...," Anna mendesah ketika dirinya merasakan sesuatu yang lembut dan basah mencecapi kulit lehernya.

"Uhhh..," Anna kembali mendesah ketika dirasakannya sepasang tangan yang mengelus lembut sekitar pusarnya.

Anna menggeliat pelan merasa aneh dan...... ketagihan. Tidak, kata itu belum cukup untuk menjelaskaan apa yang dirasakannya saat ini. Dia lebih merasa seperti sedang bergairah.

Astaga, itu benar. Anna sedang bergairah. Sadar akan hal itu, segera saja Anna mencoba membuka paksa kedua matanya. Namun, sia - sia. Matanya terasa berat hingga dirinya tak mampu untuk sekedar mengintip agar mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada tubuhnya.

Anna mencoba memberontak. Tangannya yang tadinya diam, bergerak liar memukul seseorang yaang sekarang terasa menghimpitnya. Mengirimkan sinyal bahaya sekaligus menyenangkan ke bagian batang otaknya.

Ketika dirinya masih sibuk memberontak, kepala orang itu menyeruk semakin masuk ke lehernya. Mengecupi setiap kulit yang dilewati hingga menimbulkan rona kemerahan hingga ungu di kulitnya.

Bibir pria itu semakin naik, hingga mencapai kuping telinga Ana. Memainkan nafasnya di situ. Menggigit kecil telinga Ana, kemudian menjilatnya perlahan.

Ana melemas, seluruh tubuhnya mengkhianati dirinya. Bibir orang itu masih menempel di kuping bagian dalam Ana, namun kali ini tangan orang itu naik mengusap perlahan bagian sensitif atas Ana yang masih dalam balutannya.

Alando mengelusnya perlahan hingga akhirnya logika Anna terkalahkan oleh hasrat liarnya itu.

Ana tak lagi memberontak, kedua tangannya malahan asyik memainkan rambut tebal orang itu.

Sementara, jari jari panjang orang itu masih setia memainkan bagian sensitif atas Anna, namun kali ini ia lebih berani dengan memasukkan tangannya ke dalam balutam Anna dan menyentuhnya langsung.

Anna dan orang itu menggeram berat, yakin jika mereka sudah menikmati permainan ini.

Anna merasa aneh. Tubuhnya seperti ingin meledak. Baru pertama kalinya Anna merasa euforia seberat ini di dalam hidupnya.

Bibir orang itu berpindah. Mengecupi bibir mungil Anna. Membuat peningkatan euforia dalam tubuh Ana naik drastis. Tangan pria itu bergerak selembut bulu meremas kedua gundukan Anna.

Hingga Anna tak mampu menahannya lagi, tubuhnya akan meledak. Tak mampu menahan desakan euforia dalam tubuhnya.

Hingga akhirnya Anna berteriak. Tubuhnya melengkung. Cairan entah apa itu keluar membasahi celana dalam miliknya. Tangannya mencengkram erat punggung telanjang orang itu.

Hingga ia mendengar lagi suara berat penuh penekanan, "You're MINE." Dan kemudian Anna jatuh tertidur.

---

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 28, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Only MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang