Prolog

32 3 3
                                    

"Lo gatau tersiksa nya gue! lo gatau! gatau sedikitpun!"

"Gue tau Le! gue tau itu!"

"Tau dari mana lo hah?"

"Karna gue juga ngerasain itu selama ini" Cowok itu menggantungkan ucapannya. Sementara Leta hanya terdiam. Membisu.

"Gue, gue juga ngerasain itu, Ta."

"Labil lo. Tadi manggil gue le, sekarang ta. Satu aja kenapa sih"

"Yaudah sih suka suka. Merusak suasana lo orang lagi tegang"

"Apanya tegang?"

"Heh! bokepnya gausah keluar! depan cowo sendiri juga"

"Hah? Apa? Cowo? nembak aja kaga" bibir Leta mengerucut.

"Cie. Kode nih? gue kira cewe kayak lo gamentingin tembak tembakkan"

"Gue juga cewe biasa kali"

"Utututu tayang tayang. Oke oke. Ta, mau jadi..."

"Jadi apa? pembantu? ogah"

"Yee negatif mulu sih"

"Terus jadi apa dong?"

"Jadi kacung" Cowok itu nyengir kuda. Dan Leta reflek menghujani dengan pukulan bertubi tubi.

"Stop! Lo tuh ya jadi cewe mukulnya tuh manja. Ini mah pake tenaga apa tau. Dasar kuli!"

"Yaudah sih. Gue pulang aja deh. Kesel gue sama lo" belum sempat Leta melangkah, tangan kekar sudah menarik tangan Leta dan mengenggamnya erat.

"Le, Ta, gue bukan orang yang romantis dan gue gasuka basa basi. So, lo mau ga jadi cewe gue?"

"Gamau ah kalo cewe doang. Ntar gue kayak flatshoes, gapunya hak."

BEST BOY-FRIENDWhere stories live. Discover now