First, I Look at You

727 59 27
                                    

Hari ini hari pertama aku kembali ke sekolah setelah liburan panjang kenaikan kelas. Gak terasa kini aku sudah menginjak bangku kelas XI. Di kelas XI ini kami harus memilih jurusan antara IPA dan IPS. Ntah kenapa aku justru memilih jurusan IPS. Mungkin karena cita-citaku yang ingin menjadi seorang pengacara.

Sebelum masuk ke kelas, Pak Sudardi, Kepala Sekolah kami menyuruh kami untuk berkumpul di lapangan karena dia akan membacakan nama-nama kami untuk masuk ke kelas yang sudah ditentukan sesuai dengan jurusan yang sudah dipilih.

Aku terus menajamkan pendengaranku dan berharap bisa sekelas lagi dengan Dian, Vava dan Cindy. Mereka bertiga adalah teman baikku dari kelas X. Kami memang tidak satu SMP dulunya, kami berkenalan pada saat hari pertama MOS. Di saat itu kami berada dalam satu kelompok MOS. Dan sejak hari itu juga kami menjadi sangat akrab dan berteman baik hingga hari ini.

Nama Dian, Vava dan Cindy sudah disebutkan dan mereka bertiga masuk ke kelas XI-IPS 2. Hufft!! Kenapa namaku belum dipanggil juga?? Semoga aja aku juga masuk ke kelas XI-IPS 2

Shinta Amelda Sari.

Ah.. Akhirnya Pak Kepsek menyebutkan namaku juga. Kini aku merasa deg-degan akan masuk ke kelas mana. Aku berharap Pak Kepsek akan menyebutkan kelas XI-IPS 2 agar aku bisa sekelas lagi dengan Vava, Dian dan Cindy.

"Shinta Amelda Sari masuk ke kelas XI-IPS 2," ucap Pak Kepsek. Sontak aku pun langsung melompat-lompat di tempat sambil berteriak yeah!! Dan kini semua orang yang ada di lapangan termasuk Pak Kepsek memberikanku tatapan heran seakan-akan tatapan mereka berkata lo kenapa?? Masih waraskan?? Disini gak menerima siswa yang gila. Dengan rasa malu aku pun langsung mengatakan maaf sambil menundukkan kepalaku pada mereka semua. Aku kemudian masuk ke kelas XI-IPS 2 dengan terburu-buru.

Hufft!! Rasanya malu banget diliatin banyak orang kayak tadi. Pasti mereka pada berpikir kalo aku gila!!

Aku menghampiri Cindy yang tengah duduk sendirian tanpa teman sebangku. Sementara Vava dan Dian duduk sebangku di belakang Cindy. Aku memutuskan untuk duduk sebangku dengan Cindy. Rasanya aku gak mau berpisah dengan mereka berempat.

"Akhirnya lo masuk IPS 2 juga. Gue pikir tadi lo bakalan masuk IPS 1 soalnya lo kan pintar," ujar Dian

"Gue kira juga gitu tapi untunglah karena akhirnya gue bisa sekelas lagi sama kalian," ujarku gembira lalu memeluk mereka bertiga.

"Ah... Lebay lo!! Udah ah lepasin! Sesak nafas gue nih kalo lo peluk terus," omel Dian sambil meronta agar aku melepaskan pelukannya. Sedetik kemudian aku pun segera melepaskan pelukanku dari mereka. Aku hanya bisa nyengir melihat mereka bertiga yang tampak sesak akibat pelukanku.
Tidak beberapa lama seorang guru wanita datang memasuki kelas kami.

"Selamat pagi, anak-anak!" sapanya dengan senyuman ramah

"Pagi, bu!" balas kami serentak dengan semangat

"Perkenalkan nama ibu Ashifa Aura. Kalian bisa memanggil ibu dengan sebutan ibu Shifa dan ibu mengajarkan pelajaran Matematika. Berhubung hari ini hari pertama kita berjumpa karena ibu gak ada masuk di kelas X jadi hari ini kita belum belajar, kita hari ini saling berkenalan aja dulu," ucap Bu Shifa yang langsung disambut teriakan Hore dan Yeah!!! dari kami semua.

Satu per satu kami berdiri di tempat kami duduk untuk memperkenalkan nama, alamat dan cita-cita kami.

Tidak terasa kini tiba giliranku untuk memperkenalkan diriku.

"Nama saya Shinta Amelda Sari, biasa dipanggil Amel. Alamat di jalan Soekarno-Hatta No. 10. Cita-cita ingin menjadi pengacara," ucapku memperkenalkan diriku setelah itu aku kembali duduk di bangkuku.

"Okey, Amel ibu doakan semoga cita-cita kamu dapat terwujud ya!" ucap Bu Shifa dengan senyuman ramah

"Aamiin. Makasih bu," ucapku sembari tersenyum

Teng... Teng... Teng...

Lonceng tanda bergantinya jam pelajaran pun berbunyi. Bu Shifa berjalan keluar dari kelas kami. Tidak sampai satu menit, seorang guru wanita masuk ke kelas kami.

"Pagi, semuanya!" sapanya

"Pagi, bu!" sapa kami semua secara serentak

"Perkenalkan nama ibu Rista Yasmin. Panggil saja ibu Rista. Ibu mengajar mata pelajaran Sosiologi. Sekarang ibu mau kalian memperkenalkan nama kalian satu per satu. Karena ini pertemuan pertama kita jadi ibu ingin berkenalan dengan kalian," ucap Bu Rista lalu kami semua mulai memperkenalkan nama kami. Usai kami memperkenalan diri, tanpa basa-basi lagi Bu Rista dengan semangatnya langsung memulai pelajarannya. Padahal aku berharap hari ini hanya sekedar perkenalan saja. Aku belum siap untuk memulai pelajaran.

Hufftt... Aku berharap lonceng jam istirahat segera berbunyi, batinku

Selama Bu Rista menjelaskan pelajaran mataku tidak henti-hentinya melirik ke arah jam dinding yang terletak di depan kelas. Lima menit lagi lonceng istirahat akan berbunyi. Rasanya udah gak sabar banget ingin segera keluar dari kelas ini.

Teng... Teng.... Teng...

Yesss!! Akhirnya lonceng tanda istirahat berbunyi juga. Hufftt... Rasanya lega karena jam pelajarannya sudah berakhir. Tapi, ada satu hal yang menyebalkan. Sebelum Bu Rista keluar dari kelas, dia memberikan kami tugas kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang. Aku sekelompok dengan Cindy, Andre, Milla, dan Indra. Sementara Vava dan Dian sekelompok dengan Reno, Reysal dan Karina.

"Hei!" sapa seorang cowok berkulit coklat, tinggi dan berkacamata yang kini tengah berdiri di sampingku

"Iya, kenapa?" tanyaku

"Pulang sekolah nanti kita ngerjain tugas sosiologi, ya!" ajaknya

"Oh, elo sekelompok sama gue ya?" tanyaku memastikan. Maklumlah aku belum mengingat teman-teman baruku di kelas ini.

Di kelas XI-IPS 2 ini hanya ada 6 orang dari kelas X-B, yang merupakan kelasku dulu. Sementara sisanya 30 orang berasal dari kelas X-C, X-D dan X-E. Khusus untuk kelas X-A mereka semua pada kompak masuk ke jurusan IPA.

Aku melihat dia tertawa sambil menggelengkan kepalanya mendengar pertanyaanku yang kuakui cukup aneh sih.

"Sorry, gue belum ingat sama orang-orang di sini. Jadi, gue gak tau kalo lo sekelompok sama gue bahkan gue gak tahu siapa nama lo," ucapku dengan wajah kesal dan itu berhasil membuatnya berhenti tertawa

"Okey, no problem. Gue Andre. Dan kita satu kelompok," ucapnya. Aku hanya ber'oh' saja.

"So, nanti pulang sekolah jangan lupa kita ngerjain tugas kelompok sosiologinya," ucapnya

"Di mana?" tanyaku

"Di rumah Milla. Lo kenalkan sama Milla?" tanyanya balik

"Kalo Milla gue kenal dia kan dulu sekelas sama gue," jawabku. Dia hanya menganggukan kepalanya saja.

"Tapi, gue gak tau alamat rumahnya," lanjutku

"Yaudah ntar lo bareng aja sama gue," ujarnya dengan santai

"Terus teman gue Cindy gimana? Dia sama siapa dong kalo gue sama lo?" tanyaku sambil menunjuk Cindy yang hanya duduk manis tanpa ikut berbincang dengan kami. Sekilas Andre melirik ke arah Cindy lalu pandangannya kembali ke arahku.

"Tenang aja dia nanti sama Indra, teman sebangku gue," jawab Andre dengan nada datar

"Terus si Milla sendirian gitu?" tanyaku lagi

"Yaiyalah lagian dia kan bawa motor sendiri," ujar Andre. Aku hanya mengangguk-anggukkan kepalaku saja. Tanpa berkata apa-apa lagi, Andre langsung kembali ke tempat duduknya. Melihat Andre sudah kembali ke tempat duduknya, Vava dan Dian langsung mengajak aku dan Cindy ke kantin.

Sesampainya di kantin Vava dan Dian langsung memesan makanan sementara aku dan Cindy disuruh untuk mencari tempat duduk untuk kami berempat. Aku memilih tempat duduk yang berada di bangku paling belakang sebelah kiri untuk kami berempat.

****

Don't forget to leave your voments!! Happy reading!!

Can I Forget You? [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang