Part 7 "Bila Cinta Berkata Pergi.."

29 2 0
                                    

Dear Farah...

Hi.. apa kabar?

Sudah lama kita tidak saling berjumpa Farah..

Sudah lama aku tidak pernah lagi menatap wajah konyolmu seperti dulu..

Sudah lama aku tidak pernah mendengarmu memanggilku dengan sebutan 'Congil'..

Dan sudah lama antara kita berdua tidak pernah saling bercanda seperti dahulu..

Entah mengapa, aku sangat merindukan itu semua Far..

Bagaimana denganmu? Apakah kamu juga sama merindukannya seperti aku?

Berjalan sudah 6 tahun semenjak kepergian kamu ke Samarinda. Aku mengetahuinya dari Ratna. Dia bilang kepadaku kalau aku begitu tega dan bodoh sampai-sampai aku tidak tahu kalau kamu bakalan pergi begitu jauh. Ke Samarinda, dan di saat itu aku memang sedang mencari-cari kamu. Aku sungguh menyesal Far, di saat kepergian kamu aku bener-bener tidak tahu apapun. Terkadang aku berpikir, sebenarnya aku ini sahabat kamu atau bukan? Mungkin memang sahabat. Tapi sahabat di saat aku hanya benar-benar membutuhkan kamu Far..

Oh, iya Far.. maaf ya kalau aku mungkin sedikit lancang. Aku seneng saat aku tahu kamu udah kembali lagi ke Surabaya. Dan bunga itu khusus untuk kamu. Bunga yang pernah kamu katakana ke aku, kalau mawar merah itu menurut kamu melambangkan 'cinta'. Dan kamu pernah bilang juga ke aku, kalau suatu saat nanti kamu ingin ada seseorang yang mau memberikan bunga mawar merah ke kamu sebagai lambang rasa cinta dia ke kamu..

Farah... ijinkan aku untuk bisa memandang wajah kamu lagi. Ijinkan aku untuk bisa melihat senyum dan tawa kamu lagi. Dan ijinkan aku untuk bisa mendengar suaramu memanggil namaku lagi. Sekali saja. Apakah kita bisa bertemu di suatu tempat yang sudah ku tentukan? Kalau kamu mau dan bersedia, kita bertemu di kafe yang sering kita kunjungi saat SMA dulu.

Aku menantimu di sana.

Sampai bertemu...

Your bestfriends...

Gibran Tirta Farhdian

---- ----

Farah terus berjalan di sepanjang trotoar pinggir jalan. Sesekali matanya memandang ke arah jalan raya yang begitu ramai dengan aktifitas berkendara. Coffe Fun, sebuah pamphlet yang cukup besar terpampang di permukaan dinding depan bangunan berukuran sedang itu. Farah mendorong pintu kaca itu dari arah luar, dan matanya langsung di suguhi oleh kepadatan pengunjung yang tengah memesan beberapa menu di kafe itu. Pandangan matanya menyusuri ke seluruh penjuru kafe. Dan tepat di bagian pojok sebelah jendela kaca yang dapat sebagai tempat memandang ke arah luar. Sosok itu duduk seorang diri di sana, dengan pandangan yang menerawang menatap jalan raya dari dalam kafe.

Menghembuskan nafas yang tanpa sadar ia tahan saat matanya kembali dapat memandang sosok itu lagi. Kemudian ia langkahkan perlahan kedua kakinya mendekati meja itu.

"Assalamualaikum.."

Sosok itu menoleh. Pandangnya menatap sosok wanita berhijab berdiri di hadapannya. Farah menatap sebentar sepasang mata sosok itu, kemudian menundukkan wajahnya.

"Farah?" ucap sosok itu juga ikut berdiri menyambut kedatangan Farah.

"Apa kabar, Gibran?" tanya Farah kembali memandang wajah Gibran. Sedangkan pria itu masih saja terpaku akan sosok Farah yang sangat berubah dalam pandangannya. Dia semakin cantik.

"Aku baik. Bagaimana denganmu?" jawab Gibran masih tak lepas memandang sahabatnya.

"Alhamdulillah, aku baik."

Bila Cinta Berkata Pergi..Où les histoires vivent. Découvrez maintenant