1.

623 39 8
                                    

"Eomma! Apa kau melihat kaus kakiku?" pekik Kwangmin dari lantai atas kamarnya.

"Memangnya kau menaruhnya dimana?" teriak Choi Soo Rin a.k.a Eomma yang di panggil oleh Kwangmin dari kamarnya. Ia tengah mengatur menu sarapan di atas meja makan.

"Kya. Mungkinkah si Phika yang mencurinya?" gumam Kwangmin. Ia segera berlari keluar kamar dan menuruni anak tangga sambil menenteng sepatunya. Hanya kaki kanannya saja yang sudah menggunakan kaus kaki. Ia kemudian menjatuhkan pantatnya di sova, di tempat yang sama dengan Youngmin-Saudara kembarnya.

"Haiih." Desah Youngmin, ia menatap Kwangmin dengan kaus kaki sebelahnya itu. "Ajhuma, tolong ambilkan Kwangmin kaus kaki!." Teriak Youngmin tanpa melepas tatapannya pada Kwangmin.

"Kya. Hyung, apa kau melihat Phika?" Kwangmin menyenggol lengan Youngmin tanpa melepas pandangannya pada Game yang sedang ia mainkan di ponsel pintar miliknya.

"Wae?" tanya Youngmin. Tangannya kini sedang membenarkan rambut adik kembarnya itu.

"Aku rasa kucing itu yang mencuri kaus kakiku." Jawab Kwangmin tanpa ragu.

'Plak'

Sebuah pukulan kecil melayang tepat di kepala belakang Kwangmin, membuat si empunya meringis kesakitan. Ia menatap Youngmin dengan tatapan bingung sambil memegangi kepalanya.

"Mana mungkin Phika mencuru kaus kakimu! Kau saja yang ceroboh meletakannya!" pekik Youngmin. Ia menatap Kwangmin dengan tatapan kesal.

Phika itu memang hanya seekor kucing persia yang menggemaskan, tapi bagi Youngmin Phika sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri. Rasa sayang Youngmin ke Phika setara dengan rasa sayang Youngmin ke Kwangmin. Yah, itu memang sedikit kejam.

"Ini Kaus kakinya, Tuan." Ujar Ajhuma dengan suara rendah. Ia meletakan sepasang kaus kaki di sebelah tempat duduk Kwangmin, kemudian ia berjalan kembai ke dapur.

Kwangmin segera mengambil Kaus kaki itu dan memasangnya dengan cepat. Setelah kaus kaki dan sepatunya terpasang dengan benar pada kakinya, ia kemudian berlari menuju meja makan mencari Appa-nya.

"Appa, Hyung memukul kepalaku." Adu Kwangmin, tak lupa ia juga memasang wajah teraniaya.

"Aigoo, kenapa kalian selalu bertengkar. Eoh?" Jo Yun Woo-Appa- mengelus kepala putranya dengan lembut. Ia melipat koran yang sedang ia baca kemudian meletakkannya di atas meja.

"Dia menuduh Phika mencuri kaus kakinya. Padahal dia sendiri yang ceroboh." Youngmin membela dirinya sambil mengambil beberapa roti yang telah tertata di atas meja makan.

"Sudah cepatlah sarapan." Tegur Choi Soo Rin lembut. "Aku rasa kalian akan terlambat hari ini?" sambungnya sambil melihat jam dinding yang berada didepannya dan kedua putranya secara bergantian.

Youngmin dan Kwangmin melihat jam tangan mereka, 5 menit lagi belt jam pelajaran pertama akan berbunyi. Tapi mereka masih berada dirumah-sedang menyatap menu sarapan mereka.

"Haiih." Dengus Youngmin, ia menatap Kwangmin yang berada didepannya dengan tatapan tajam seolah mengatakan 'ini semua salahmu'

Sedangkan Kwangmin, tidak ada raut wajah panik sedikitpun. Dengan santai, ia menyantap roti yang berada di tangannya sambil sesekali ia menyeruput susu yang telah disiapkan oleh Eommanya.

"Kya! Palli!" teriak Youngmin yang membuat Kwangmin terkaget dan hampir saja menjatuhkan rotinya. Teriakannya juga membuat Appa dan Eomma-nya kaget.

School 2016 : Our LoveWhere stories live. Discover now