Bagian 2

39 2 2
                                    

Dinda melangkah pulang dengan hati ringan.

Ia masuk rumah dengan semangat. Menyiapkan makanan kesukaan ayahnya. Meskipun ia khawatir masakannya dingin sebelum ayahnya datang. Bel rumah berbunyi.

Ah, pas sekali.

Dinda mencuci tangannya. Ia mematut dirinya di cermin sebentar, ia buka pintu dengan semangat.

"Ay....." Dinda tidak meneruskan kalimatnya.
Ya ampun, inikan tetangga sebelah. Aku kira ayah yang datang.
"Eh, Din. Ini nganterin undangan." ujar tetangganya sambil menyodorkan selembar kertas.
"Oh iya, makasih ya mbak." Dinda mengangguk, lantas menutup kembali pintunya. Ia kembali menata meja makan.

Ayah datangnya kapan sih? Dinda membatin.

Ting....tong....

"Aduh siapa lagi ini?" Dinda melangkah malas. Ia buka pintu dengan setengah hati.
"Hai sayang...." ayahnya kini berada di depan pintu. Kedua tangannya membawa koper dan beberapa oleh-oleh.
Dinda tersenyum senang. "Ayah!" ia langsung menghambur ke pelukan ayahnya. Namun senyumya pudar saat melihat sosok perempuan yang berdiri di belakang ayahnya.

"Ayah, siapa dia?"

***************
Hai readers....vomment ceritaku ya. Aku tidak akan berarti tanpa kalian....tunggu terus kelanjutannya! :-)

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Jul 17, 2016 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

Step SisterDonde viven las historias. Descúbrelo ahora