Seira berdiri sambil berusaha memutar otaknya dengan lebih keras untuk mencari cara menembus dinding penghalang tersebut. Tiba-tiba sebuah ide muncul di kepalanya. Sementara itu Austin masih bergulat dengan Outhrus.
"Sial..aku sudah tak kuat menahan serangannya" geram Austin
"HAHAHA! KITA LIHAT SEBERAPA KUAT KEKUATAN SEMESTA MU MENAHAN SERANGAN KU!" tawa Outhrus
"Sial!!!!" maki Austin dalam hati
"..Baiklah! sudah tidak ada jalan lain!" Austin lalu melepas kekuatan pelindung anti-gravitasi miliknya sehingga pedang tersebut melesat ke arahnya dengan cepat.
Tak ingin kehilangan kesempatan, Austin mengarahkan telapak tangan kanannya kea rah Outhrus. Sebuah bola gravitasi hitam melesat keluar dari simbol kekuatannya.
"WHUSS!!" bola hitam itu melesat dengan sangat cepat ke arah Outhrus yang masih mengayunkan pedangnya di udara.
"SRETT!!" Ujung tajam pedang itu mengenai bahu Austin menciptakan sebuah luka sayatan kecil. Beruntung baginya karena segera menghindar sebelum seluruh tubuhnya benar-benar terbelah menjadi dua seperti mobil tadi.
Austin menunggu saat-saat dimana bola gravitasi hitam miliknya tadi menghempas tubuh Outhrus dengan kuat.
Namun sebuah pemandangan aneh terjadi dihadapannya dan membuat Austin terbelalak tak percaya. Bola gravitasi hitam miliknya melesat masuk ke dalah tubuh Outhrus dan tidak menimbulkan apa-apa.
"HEHEHE! AKU KEMBALIKAN PADA MU, BOCAH!"
Tiba-tiba dari arah belakang Austin, sebuah lubang hitam berukuran kecil muncul begitu saja.
"SYUTT!!" dari tengah-tengah lubang hitam itu, sebuah bola hitam dengan puluhan kali lebih cepat melesat ke arah Austin yang tak sempat menghindar maupun menggunakan pelindung anti-gravitasi miliknya.
"DUAR!!" bola hitam itu menabrak tubuh Austin dan menghempasnya dengan sangat kencang ke tanah menimbulkan suara ledakan yang cukup besar.
Mendengar suara ledakan arah tempat Austin sedang bertarung melawan Outhrus membuat Seira panik. Dengan cepat, digunakannya kembali kekuatannya. Kabut putih tebal kembali muncul dan memenuhi area sekitar tempat ia dan dinding cahaya itu berdiri.
"Datanglah wahai penguasa dunia ilusi...aku memanggilmu.." bisiknya dengan suara yang sangat pelan dan halus.
Sebuah gumpalan kabut putih melesat ke arahnya dan membentuk sesosok putih yang melayang bagaikan arwah gentayangan.
"Apa yang bisa ku lakukan untuk mu, Nona Seira?" Tanya sosok putih itu kepadanya
"Buat tubuh ku untuk bisa diterima oleh kekuatan dinding cahaya itu" tunjuk Seira ke arah dinding cahaya itu
"Aku tak bisa melakukannya Nona Seira.. Dinding itu sudah dimantrai oleh kekuatan terlarang, sihir hitam.. kekuatan Nona Seira tak akan berpengaruh pada kekuatan tersebut" mendengar hal tersebut sontan membuat Seira terkejut,
"Ke..kekuatan sihir hitam?!"
"..Sial! bagaimana bisa aku tidak sadar?!" makinya
"Jika Nona Seira tetap ingin masuk ke dalam dinding cahaya itu, ada cara lainnya"
"Katakanlah"
"Aku mungkin bisa membuat kekuatan Nona Seira mirip dengan kekuatan mereka yang dapat menembus dinding cahaya itu, hanya saja untuk melakukan itu, aku harus mengambil setengah dari umur Nona Seira.. Apakah Nona tetap ingin melakukannya?" Seira tampak terdiam sejenak. Baginya itu adalah sebuah pernyataan yang tak main-main. Jawaban yang akan ia berikan kepada sosok itu juga akan menentukan hasil dari peperangan ini atau mungkin juga kelangsungan hidupnya.
Setiap orang pastinya ingin memiliki umur yang panjang. Orang gila macam apa yang ingin menukarkan setengah umurnya hanya untuk menembus dinding cahaya itu dan belum tentu juga ia benar-benar akan bisa menghentikan Death di dalam sana.
YOU ARE READING
THE IMITATORS : ANOTHER RETALIATION
AdventureMereka pikir kemarin adalah akhir dari segalanya Tapi... Mereka semua salah Kemarin bukanlah akhir dari perang besar sepanjang sejarah Hanya saja Itu semua adalah awal dari perang besar yang lainnya Musuh baru dengan kekuatan baru yang luar biasa ...
