1

23 1 2
                                    

Ning..nong..ning..Goong...

Ning..nong..ning.. Gooong...

Ngelmu..iku..kalakone..kanthi laku...

Ning..nong..ning.. ning ..Gooong...  

   Suara gamelan saling bersahutan di dalam ruang seni karawitan diiringi suara sinden nan merdu. Ini latihan terakhirku sebagai tanda perpisahan setelah lulus dari sekolah ini.

"Setelah ini kamu langsung pulang, Nul?" tanya Sunu kawanku di depan pintu keluar ruang karawitan.

"Em..gimana ya, entar dulu deh aku masih mau disini."

   Sejujurnya aku belum mau berpisah dengan kawan-kawanku di sekolah ini. Berat rasanya meninggalkan mereka bersama kenangan-kenagan yang kita rangkai selama satu tahun ini. Walaupun aku terdaftar sebagai siswa pindahan, tetapi mereka tetap menghargai dan menyayangiku layaknya saudara. Sampai-sampai aku dikasih panggilan "Minull" dari mereka karena pinggangku besar cocok buat jadi pedangdut kayak Inul.Hahaha.. Betapa beruntungnya aku bisa diterima dengan perlakuan yang sangat baik di sekolah ini.

"Oiya gimana pengumuman SMP Sawacana?" tanya temanku yang lain.

"Puji syukur, aku diterima." jawabku dengan senyum selebar bahu.

"Weee..selamat ya Nul. Aku bangga punya temen kayak kamu."

"Iya nih..jangan lupa ya makan-makan, kan udah masuk di sekolah favorit. Hehe.."

"Jadi anak kota  ni ye..."

   Ah..betapa baiknya kawan-kawanku ini. Semua memberika ucapan selamat atas keberhasilanku. Tak lupa pula kita saling mendoakan supaya segera mendapat sekoalah yang dicita-citakan.


Bruukk...

"Aduhh..kamu gimana sih, hati-hati kalo jalan" teriakku saat jatuh tersungkur. 

"Kamu gak papa Nul?"

"Nul..kamu gak papa?"

   Sunu dan Tya yang berada di samping kanan dan kiriku segera membantuku berdiri setelah salah seorang menabrakku dengan sepedanya. Apa salahku? Aku sedang asyik berjalan santai di dekat taman sekolah menikmati hari terakhirku disini. Tiba-tiba saja seorang laki-laki berbadan tinggi besar itu menabrakku dari belakang dan berlalu begitu saja tanpa meminta maaf kepadaku. Kulihat sedikit wajahnya dari sudut mataku, tampak seumuran kakakku.

"Ada yang sakit Nul?" tanya Sunu sambil membantuku membersihkan sisa-sisa tanah yang menempel di rokku.

"Enggak..aku nggak papa kok. Itu tadi siapa sih?"

"Itu anak komplek sebelah, dia juga lulus tahun ini setelah tinggal kelas satu tahun kemarin." jawab Tya.

"Nilai UN-nya juga jelek kata tetanggaku. Paling juga bakal sekolah dipinggiran sana" kata Sunu.

"Ohh..." jawabku tak peduli. Yang lalu biarlah berlalu,yang sudah biarlah sudah itu salah satu prinsipku.


                                                                                               ***

"Aghe Antony Purwadinata," panggil seorang guru yang berdiri membawa buku absensi baru di depan kelasku.

"Aghe?!" panggilnya lagi.

   Terdengar suara sepatu seseorang yang berlari terburu-buru lalu berhenti di depan kelasku dan mengetok pintu,

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Let me hold youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang