Part 7

1.3K 61 7
                                    

Untuk 5 hari kedepan hariku akan sangat sibuk. Hampir benar-benar tidak ada jeda. Semua proyek yang bau diterima perusahaan ini langsung disortir oleh Pak Andi. Kemudin pak Andi membawanya keruangan kami dan membahas, serta membagi tugas antara kami. Saya cukup senang kooperatif kami sangat baik. Sebgai tim, kami saling mengerti dan memahami deskjob masing-masing. Mungkin dengan pola kerja yang sangat sibuk inilah aku banyak berhalusinasi.

Sore nya, aku menyelesaikan 20% dari total 100% proyek untuk 5 hari. Pekerjaan ini sangat menguras otak. Bahkan, jika diperbolehkan atau ada teman yang ikut, aku rela tidur dikursi kerjaku. Namun akhirnya aku sempatkan untuk beberes meja, lalu pulang kembali ke tempat kos ku. Diperjalanan, tak lupa aku menyempatkan membeli makan malam. Sesampai kamar, aku istirahat sejenak, menyalakan sebatang rokok sambil melihat media sosialku. Aku melihat foto foto temanku sedang berkumpul bersama. Aku merindukan mereka. Jika nanti libur, aku telah menyiapkan waktu untuk bertemu mereka. Jam menunjukkan pukul 18.27 ketika aku tersadar bahwa sekarang sudah lewat maghrib dan aku harus mandi. Lantas aku bergegas ke kamar mandi lalu mandi. Saat sedang asiknya membasuh tubuhku dengan air dingin, tiba-tiba lampu kamar mandi mati.

Dengan susah payah aku mencari gayung, mencoba membasuh muka ku yang sedang kubersihkan dengan busa pembersih muka. Setalah menyiram muka ku, lantas aku mencari handuk, memakainya dan hendak mencari tahu apa yang sedang terjadi. Kamarku gelap, namun aku melihat ada cahaya diluar. Aku mencari stop kontak dikamarku, lalu ku coba nyalakan lampu. Lampu kamarku menyala. Aku pikir tadi mati lampu. Lantas aku kembali ke kamar mandi, melanjutkan dengan gosok gigi, namun lampu kamarku kembali mati. "Ada apa ini?", gumamku dalam hati. Lantas kembali ku selesaikan menggosok gigi ku, lalu membilas badanku dan segera menyelesaikan mandi. Aku keluar dari kamar mandi, lalu ku nyalakan kembali lampu ku. Begitu lampu menyala, terdengar suara orang bergumam dari luar pintu kamarku. Aku membuka pintuku, menoleh ke kiri dan ke kanan, memastikan suara siapa itu. Namun tidak ada orang. Aku kembali ke kamar, bergegas memakai baju, lalu kembali keluar. Aku mencoba melihat kebawah, terdengar suara tv pak Mamat, namun aku tidak melihat pak Mamat. Aku mulai menyadari semkin banyak kejanggalan disini, ditempat ini.

Aku kembali kekamar, mengambil piring lalu menyantap makan malam ku. Aku menyalakan tv, agar terdengar ramai dan tidak terlalu sepi. Setelah makan, aku menyempatkan diri untuk shalat maghrib. Setelah shalat, aku keluar kamar. Aku duduk di teras, menyalakan sebatang rokok dan menyiapkan segelas susu. Saat sedang duduk, aku mendengar suara tapak kaki melangkah, pelan namun mendekat. Aku sengaja tak menghiraukan itu karena kupikir mungkin hanya pak Mamat sekedar iseng ke atas. Ku tunggu hingga 10 menit namun tidak ada juga yang menoleh atau menyapa. Aku bangkit dari kursiku dan melihat kelorong lantai 2. Kosong. Setengah heran, aku kembali duduk. Entah mengapa, karena banyak pikiran tentang hal ini, aku turun kebawah. Aku menemui pak Mamat yang sedang menonton tv. "Pak, lagi ngapain pak?", tanyaku. "Eh, mas Alex, bapak lagi nonton aja sambil ngopi, ada apa?", jawabnya. "Bapak tadi keatas? Barusan?", sambung ku. "Hmmm, tidak kok. Tadi sore bapak keatas, nyapu, tapi itu waktu mas Alex belom balik kerja". Aku terdiam. "Barusan saya denger ada yang jalan diatas pak, ada orang baru ya?". "Hmmm, ngga kok mas", jawab pak Mamat singkat. Lalu untuk mengalihkan pembicaraan, aku melanjutkan obrolan yang lain, tentang pekerjaan dan keseharian pak Mamat.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 01, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Malam-Malam Yang MengancamWhere stories live. Discover now