TYEU EMO

8.2K 445 11
                                    

Hai semuahhh! ^^

Author back dengan cerita HunHan yang baru ^^

Ini Yaoi (lagi) loh....

yang ga suka Yaoi atau agak gimana sama Yaoi boleh baca juga kok. Tapi kalo ga minat baca, yah... ga papa sih. Ga maksa yekan :D

HUNHAN SIPPER JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA YAH!!

~Happy Reading Semuahhhh~

~OoO~

Jika kau bisa mencegah takdir tuhan, apa yang ingin kau ubah?

Sesuatu seperti menghindari pertemuan itu?

Menghentikan waktu dan menghindari pertemuan itu agar kau tak jatuh cinta dengannya?

Atau, apa?

.

'Tidak. Aku menyukai detik-detik kejadian itu. Bahkan jika aku terlahir lagi dan lagi, aku akan senang jika pertemuan itu terjadi. Lagi dan lagi. Karena cinta tak dapat di paksakan. Dan tak dapat di hindari.'

~OoO~

PRANKK

"Yak! Oh Sehun! Kau memukulnya terlalu keras bodoh!"

"Maaf!"

Sehun terkejut saat menyadari jika ia mengayunkan tongkat baseballnya terlalu kuat. Ia menatap sekitar. Melihat kemana kiranya bolanya melambung. Matanya menyipit lalu kemudian membulat saat menyadari dampak dari ulahnya. "Astaga! Sepertinya aku memecahkan kaca jendela seseorang."

"Cepat pergi ambil bolanya, sipit!" Salah satu temannya, Jong In berteriak. Dan yang lain mulai berteriak menyuruhnya untuk cepat.

"Temani aku mengambil bolanya." Ujar Sehun. Tak pernah melihat sang pemilik rumah yang kaca jendelanya telah ia buat bolong dan mulai berfantasi. "Bagaimana jika pemilik rumahnya adalah seorang pak tua galak yang selalu membawa rotan? Nyawaku mungkin saja bisa melayang."

"Jangan konyol! Cepat ambil bolanya." Seru Chanyeol.

Sehun menggerutu. Merutuki kenapa dirinya bisa sesial ini? Kenapa ia memukul bolanya dengan sangat kuat? Kenapa bolanya melambung ke rumah itu? Kenapa jendela rumah itu bisa ada disana? Kenapa ia bermain baseball?

"Hei, tunggu apa lagi?! Cepat ambil."

"Baiklah, baik. Aku ambil bolanya." Lirih Sehun akhirnya pasrah. Well, hadapi saja apa yang akan terjadi nanti. Jika ia bertemu dengan pak tua galak dan setengah dari nyawanya akan hilang, itu mungkin sudah nasibnya.

"Kembalilah dengan tubuh yang utuh!" Seru Jong In yang disambut gelak tawa oleh yang lainnya.

"Diam!"

~OoO~

Sehun menekan bel beberapa kali. Detak jantungnya terus saja berdetak semakin cepat dan semakin cepat seiring suara langkah kaki yang semakin dekat didengarnya. Perasaannya sama seperti saat ia menghadap guru killer, Kang Saem saat nilai matematikanya merosot turun. Atau perasaan saat ia menyatakan perasaannya pada kakak kelasnya di SMA, Byun Baekhyun. Oh tungggu, ia tak ingin mengingat akhir dari cerita memalukan itu.

Sehun bahkan menahan nafasnya saat mendengar kenop pintu diputar. Imajinasi tentang seorang pria paruh baya dengan kumis tebal, memakai singlet dan celana pendek serta rotan panjang di tangannya berdiri di hadapannya, berkecak pinggang dengan memegang bola miliknya dan membuatnya menelan bolanya terus berputar di pikirannya. Itu menyeramkan.

YIOST NEUDR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang