DUA : SI TUKANG MENGATUR.

12K 670 5
                                    

Aku terbangun saat mendengar suara ketukan pintu kamarku dengan keras, aku berdecak kesal pasti itu Yoga.

"Cepet bangun kebo nanti lo telat dateng ke kampus"

"IYAAA" ucapku berteriak dari dalam kamar.

Aku mendengar pintu kembali di ketuk olehnya "Cepetan sih Re nanti gue telat dateng ke sekolah"

Aku mengabaikannya dan segera melesat ke kamar mandi. Saat aku sedang menyisir rambut pintuku kembali di ketuk. Aku berdecak kesal pada adik ku dan segera ku banting sisirku dan langsung menuju pintu.

"Lo bisa ngga sih jangan suka ngetuk pintu gue sesuka jidat lo?"

"Abis lama, udah tau gue telat"

"Astaga Yoga ini bahkan belum ada jam setengah tujuh, tapi lo bilang ini udah telat? Kalo lo emang nggak mau telat lo pergi aja sendiri naik motor" aku segera meninggalkannya yang berada dibelakang ku.

"Yah kak masa lo gitu sama gue? Lo kan tau sendiri kalau gue masih belum di ijinin papa buat naik motor kesekolah"

"Pagi pa" aku menghampiri papa dan mencium pipinya dan menghampiri mama "Pagi ma"

"Pagi sayang" jawab mereka bersamaan.

"Hih gue di cuekin percuma gue ngomong panjang kali lebar sama lo kalau ujung-ujungnya di cuekin sama lo"

Aku tertawa kecil saat melihatnya mengoceh kecil "Lagian lo berisik tau nggak? Ganggu gue tidur aja"

"Kenapa sih kalian berantem mulu tiap pagi?" Tanya mama kepadaku dan Yoga.

"Tuh dia ma" ucapku sambil mengacungkan pisau rotiku kearah Yoga.

"Astaga Re kamu jangan asal nunjuk orang pake pisau dong, mama jadi takut sama kamu" aku hanya menyengir sebagai jawaban dan mengigit rotiku. "Jadi kalian kenapa lagi, hm?"

"Itu loh ma dia bangunin Rere pake cara ngedor pintu Rere keras banget, emang di kira Rere lagi buat mesum apa? sampe-sampe di grebek gitu"

"Bukan gitu ma, abis dia nya aja yang kaya kebo di banguninnya susah banget"

"Bukan gue yang kaya kebo, tapi kebo yang kaya gue" aku meminum susu ku dan mengambil tasku dan berpamitan kepada kedua orang tua ku, "Rere berangkat dulu" usai aku berpamitan pada kedua orang tua ku, aku melirik Yoga. "Cepetan napa sih Ga makan doang lama, tadi katanya takut telat sekarang siapa kali yang bikin dirinya telat sendiri" aku meninggalkan dirinya dan menuju mobilku.

Saat aku baru saja menginjakan kakiku di teras aku begitu terkejut saat melihat dirinya sudah berada di hadapanku.

"Pagi" sapanya.

"Eh, kamu ngapain?" Tanyaku dengan bingung.

"Aku nyapa kamu kenapa nggak balas sapaan aku?" Tanyanya tajam. Aku menghembuskan nafasku pelan. "Pagi Re"

"Iya pagi, Bi" ia tersenyum dan segera mengapit telapak tanganku. "Yoga, bareng sama kita nggak apa-apa kan Bi?" Tanyaku hati-hati.

Ia mengelus puncak kepalaku dengan lembut seraya tersenyum. "Nggak apa-apa kok sayang, yuk"

***
Mereka sudah berada diparkiran kampus. Rere merapikan rambutnya sebelum mereka keluar dari mobil.

"Re" panggil Robi saat mereka berjalan beriringan.

Aku hanya bergumam sebagai jawaban.

"Kamu hari ini selesai sampai jam berapa?"

"Mm, mungkin jam 2"

Ia menolehkan wajahnya padaku dan menatapku. "Kok mungkin?"

"Kan aku nggak tau tergantung dosennya juga" ucapku dengan mengangkat bahuku.

Possessive BadboyWhere stories live. Discover now