part 2

356 16 0
                                    

Aku hanya bisa berdoa supaya kau mendapat hidayah dari sang pencipta.

########

Gadis itu mengerjapkan matanya beberapa kali saat cahaya sang mentari mulai menyinari bumi.

"engh... " lenguh gadis itu.

"pagi udah bangun pril? " sapa ali dengan senyum yg selalu menghiasi wajah tampannya.

"cih, sok manis sekali. " tanpa mejawab sapaan ali gadis yg notabenya istrinya itu langsung berlalu.

Tak ada balasan sapa yg indah dipagi hari yg ada hanya sikap jutek dan kata-kata kasar prilly yg slalu pria tampan ini terima, ya siapa lagi kalu bukan ali. Ali hanya bisa bersabar menghadapi nya 1 yg ia tekankan dalam hatinya, pasti lambat laun prilly akan bisa menerimanya. Tapi 1 juga yg slalu menjadi pertanyaan di pikirannya kapan waktu itu akan tiba?

-percayalah semua akan indah pada waktunya. Hanya butuh kesabaran yg besar untuk mendapat itu semua.

******
"pril, aku mau ngomong sesuatu sama kamu" gadis yg dipanggil pril itu menaikkan alisnya.

"kalo mau ngomong, ngomong aja kalik. " ali menghela nafas jujur ia tak yakin menuruti kauannya.

"aku minta kamu bersikap layaknya istri saat di depan keluarga kita. " dg tarikan nafas akhirnya kalimat itu keluar dari mulut ali.

"heh, emang lo siapa harus ngatur-ngatur sikap gue" benarkan pemikiran ali bahwa prilly pasti tak akan pernah mau.

"plis prill kali ini aja kamu turuti permintaan aku, aku gak mau liat orang tua kita kecewa karena sikap kita berdua. " ali menatap prilly sendu, terdengar nada memohon disetiap ucapannya.

"ok kalik ini gue bakal turuti permintaan lo, tapi dg 1 syarat. " jawab prilly, membuat senyum kecil tercetak dibibir ali.

"apa, pasti aku bakal lakuin. "

"gue mau setelah ini kita pindah kerumah pemberian orang tua kita, jadi dg begitu gue gak harus slalu bersikap manis ke lo. " ali menghembuskan nafas kasar mendengar jawaban prilly.

Sebegitu tak sudi kah dia bersikap layaknya istri kepadanya. Meskipun begitu ali tetap menyanggupinya.

"ok. Besok kita bakal pindah, tapi sebelumnya kita minta ijin dulu ke kedua orang tua kita. " pasrah ali dengan wajah sedikit tertekuk.

"yaudah, ayo kita kebawah sekalian bilang ke papa tentang keputusan kita." Lanjut ali

"ayo. " prilly langsung beranjak dari tempat tidurnya.

**************

Prilly pov.

Hah,  akhirnya bisa bebas juga dari papa,  jadi tinggal mikirin gimana caranya pisah sama si dungu itu.

"prill. " panggil nya,  ya siapa lagi kalau bukan si ali baba. Aku tak menjawabnya melainkan hanya berdehem dan mengangkat sebelah alisku yg seolah-olah berkata "ada apa? "

"bantuin aku beresin ini semua dong. Supaya cepet selesai." aku hanya menatapnya malas, aku ini kan bukan pembantu dia kenapa dia harus minta bantuan aku.

"heh,  emang lo pikir gue babu lo gitu.  Lo beresin aja sendiri. "

"bukan gitu prill, tapi kan kamu istri aku.  Jadi tugas kamu dong bantu aku. "

"hahaha istri." seketika ruangan ini menggema dg tawaku lebih tepatnya tawa mengejek ku. Bagaimana bisa laki-laki ini lupa kalau aku hanya istri status bukan sesungguhnya.

"lo bilang apa? Lo gak amnesia kan?  Yah, memang saat ini gue itu istri lo tapi cuma istri status bukan istri sesungguhnya. So,  itu bukan tugas gue. "

Entah apa  yg terjadi dg perasaan ali yg jelas ada perasaan nyeri setelah mendengar ucapan prilly yg bigitu menusuk batinnya.
Ali hanya tersenyum masam tanpa sedikitpun berniat membalas ucapan prilly.

Ali pov.

Entah ada perasaan apa yg menyelunup masuk di relung hatiku. Aku tak bisa memastikan ini perasaan cinta atau apa
Yang jelas seperti ada perasaan tidak rela saat prilly mengatakan bahwa dia hanya istri statusku.

Percaya atau tidak perasaan itu bisa tumbuh pada pandang pertama. Walau terkadang kita sulit untuk mempercayai nya.

*******************************************
"............"
"ailah,  sabar dikit napa ini gue juga udah hampir nyampek. "
"..............."
"ia,  ia 5 menit lagi gue pastiin gue nyampek ite sayang!!!! " tuttt"  gadis itu mematikan telefon secara sepihak.

Prilly pov.

aku mengitari setiap sudut tempat ini, berusaha mencari sahabat ku gritte. Yah kita memang janjian untuk bertemu jam 14.30 hari ini , tapi aku baru datang jam 15.00. Yah kalian pasti tau lah gimana macetnya kota jakarta.

Pandangan ku berhenti di sudut kiri ruangan kafe ini, saat aku melihat gritte sedang mengangkat tangannya ke arah ku.
"prill,  sini. "

"ah, ia tunggu sebentar. "
tanpa menunggu lama aku langsung berlari kecil kearahnya.  Jika kalian bertanya bagaimana reaksi pengunjung kafe saat ini,  ya yentu saja hampir semua pengunjung kafe melihatku dg pandangan yg berbeda mungkin di fikiran mereka
"umur udah tua tapi tingkah lakunya gak beda sama bocah." Ah tapi masa bodoh aku tak begitu menghiraukan pandangan mereka. Aku tetap berlari kecil kearah gritte.

"sory ya te gue telat."

"yailah,  prill lo gimana sih bilangnya 5 menit lagi nyampe,  tp apa ini malah buat gue lumutan gara - gara nungguin lo." sungut gritte . Aku hanya mengerlingkan mataku malas mendengar cerocosan sahabat ku yg satu ini.

"baru juga nungguin gue 30 menit lu ngomel - ngomel sampek tuh mulut kayak mau copot aje,  gimana kalo nungguin gue 2 jam kagak kebayang gue bakal jadi apa tuh mulut."

"lo mah bukannya minta maaf malah nyerocos balik. Sampek gue heran sebenernya yg salah disini siape kok gue yg dimarahin." aku hanya nyengir kuda menghadapi komentar gritte. Yah bagaimana pun yg salah disini aku tapi kenapa yang paling banyak protes juga aku.ah, sudahlah lupakan.

"ia deh ia,  gritte sahabat gue yg paling gue cantik maafin gue yah,  lo kan tau gimana kota jakarta.  Jakarta itu....." belum sempat aku menyelesaikan ucapanku gritte malah memotong lebih dahulu. "Ah sialan kau gritte."umpat ku dalam hati.

"jakarta itu kan kota 24 jam yg gak akan pernah hilang dari kata macet gritt, pasti lu mau bilang itu kan. Ah hafal gue sama alasan basi lo prill."

"ya,,, ya,,, ya,,, ternyata lo diem - diem merhatiin gue sampe ke akar - akar nya ya? Ck..kaga nyangka gue ternyata lu itu perhatian banget gritt, jadi terharu gue." ucapku dengan nada yg terdengar sedikit lebay,  ah bukan sedikit lebih tepatnya banyak.

"ya deh terserah ape kate lu dah.  Gue ngajakin lu ketemuan bukan buat denger kata - kata lebay lu itu, tapi gue mau manyak lu kemana aja selama seminggu ini kenapa kagak ada kabar? "

"................"

"whattt? "...



Bersambung. ...
yeay akhirnya selesai juga part 2 cerita yg gaje ini.  jangan lupa vottment nya kawan...
.
.
.
.
.
.

Kagak terada ya lebaran sebentar lagi "MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN ya" maafin silvi jika ada kata2 silvi yg salah ke kalian semua..

Dah...
Silvi 😘



You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 03, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Our StoryWhere stories live. Discover now