Part 1

5.5K 305 18
                                    

"Masa remaja itu penuh dengan cinta." Begitulah kata mereka. Hati berdebar-debar, merasa gelisah, dan ingin tahu tentang cowok.Ya, ada seseorang yang kita cintai. Itulah misi terbesar bagi cewek.
Tapi bagi cewek, hidup lebih rumit dari cinta. Karena itulah... Aku lebih fokus pada teman-teman.

Lami berjalan menuju kelasnya dengan cepat. Ia takut awal semester ini ia akan datang terlambat. Ia melihat kelasnya sudah mulai penuh dengan murid-murid yang berkelompok.

"Lami!" panggil seorang gadis kepadanya.
"Pagi! " Lami tersenyum mengenali 3 temannya yang sudah berkumpul disalah satu meja.
"Pagi! " sapa teman-temannya
"Lama tidak ketemu!"
"Ini bangkumu." Kata salah satu dari gadis itu menunjuk kursi di depannya.
Lami terkejut " Di sini?"
Gadis lain tersenyum "Tepat di belakangku! Kita beruntung!"
Lami duduk dikursinya dan mengobrol bersama 3 temannya.

Dikursi depan kelas ada 3 orang cowok yang menoleh kebelakang memperhatikan Lami dan ketiga temannya.
" Dia cantik, 'kan?"
"Cantik. Ya, 'kan?"
"Dia_siapa? Namanya siapa?"
" Lami. Namanya Lami."
" Lami? Lami."

Suara mereka bertiga agak keras jadi Lami dan ketiga temannya bisa mendengarnya. Lami memperhatikan ketiga cowok itu. Lami melihat ketiga temannya juga menoleh kearah 3 cowok itu.
"Dia melirik!" ucap salah 1 cowok.
" Bicaralah padanya!"
"Aku?"
Ketiga cowok itu bersiap-siap mendekati Lami.

Lami melihat gelagat yang tidak enak dari 3 temannya dan dengan sengaja Lami menjatuhkan isi tasnya ke lantai. Semua terkejut dan tertawa geli melihat isi tas Lami berhamburan di lantai. Termasuk ketiga cowok itu melihatnya. Mereka ikut tertawa geli dan jadi illfeel kehilangan "selera" mendekati Lami karena dianggap cewek ceroboh seperti itu tidak menarik.

Ketiga cowok itu mencari sasaran cewek lain dikelasnya. Mereka melihat seorang gadis berwajah imut dan terlihat feminim duduk sendirian dikursinya.
"Bukankah itu Hina?"
"Cewek yang kau pernah bilang?"
Mereka lalu berjalan mendekati gadis itu dan pendekatan pada gadis itu.

Lami dan ketiga temannya masih terus memperhatikan mereka. Ketiga teman Lami melihatnya dengan tidak suka.

Saat istirahat Lami dan kawan-kawan membeli makanan di Kantin sekolah. Mereka berbicara sambil berjalan menuju kelasnya. Tangan Lami penuh dengan Roti yang barusan dibelinya. Jaket juga menjuntai di bahunya. Lami memang tidak terlihat feminim seperti gadis-gadis lainnya. Ia terkesan seperti gadis urakan/sembarangan.

Mereka berjalan memenuhi lorong sekolah sambil terus membahas Hina.

"Kenapa para cowok menyukai Hina?"
"Dia tampak bodoh mungkin malah murahan..."
"Dia tidak begitu cantik, 'kan?"
"Lami, jika kau lebih feminim. kau akan populer."
"Jujur saja, kau kurang feminin."
Lami tertawa mendengar perkataan temannya "Tidak penting juga! Aku buruk kalau dengan cowok."
"Kenapa kau berpikir begitu?" Tanya salah satu gadis itu
"Lami, jangan-jangan kau pernah jatuh cinta?"
Lami terkejut dan menjawabnya dengan cepat "Tidak! Sama sekali tidak!"
" Jangan tertawa!"

Aku bohong pada mereka. Batin Lami.
"Persahabatan itu yang penting." Lanjut Lami
" Tapi ini sudah tahun kedua! "

Lami bersenggolan dengan seseorang yang lewat disampingnya dan salah satu roti yang ditangannya langsung terlepas dari pegangannya.

Dengan gesitnya tangan orang yang berpapasan dengan Lami menangkap roti itu sebelum jatuh kelantai. Ia lalu menaruh ditangan Lami. Gadis itu belum sempat melihat kearah orang itu saat tiba-tiba jaketnya yang ikut terjatuh sudah dilemparkan orang itu menutupi kepalanya.
" Tidak punya sopan santun." Gumam orang itu sambil meneruskan langkahnya.

Lami masih terkejut dengan kejadian roti yang jatuh. Dan jaket yang dilemparkan ke kepalanya itu mengingatkannya akan kejadian dulu. Saat cinta pertamanya, Jeno melemparkan kaosnya ke kepala Lami kecil.

Saranghae Jeno [COMPLITED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang