Prolog : I'm sorry

1.5K 105 14
                                    

Hi readers~ ini ff pertama aku, jadi maklumi kalau gak jelas ceritanya hehe :v Ok langsung aja. I hope you guys enjoy it!^^ Happy reading~

"Apa mau mu Mark? Kenapa kau ingin mengakhiri hubungan kita?! Apakah aku bukan yeoja chingu yang baik? Beritahu aku Mark! Apa alasannya? Waeyo Mark?! Wae?!!" Tangis Aeri semakin menjadi-jadi. Hujan deras membasahi tubuhnya. Air matanya bersatu dengan air hujan.

"Mianhae Aeri. Tapi aku terpaksa harus mengakhiri hubungan kita, karena... aku akan debut menjadi seorang-"

"Idol. Jadi kau lebih memilih mengakhiri hubungan kita hanya untuk menjadi seorang idol hah?! Manusia macam apa kau Mark?! Kau sudah menyakiti hatiku. Apakah kau tidak tahu betapa cintanya aku padamu?! Hah?!" potong Aeri sambil memukul dada Mark.

Mark hanya bisa terdiam mendengar perkataan Aeri. Sebenarnya ia tidak ingin mengakhiri hubungannya dengan Aeri, karena ia sangat mencintai Aeri. Tapi, Mark lebih memutuskan untuk menjadi idol dan mengakhiri hubungannya dengan Aeri.

"Kenapa kau malah terdiam hah?! Kau sudah tidak peduli denganku?! Oh ok sekarang hubungan kita selesai!" kata Aeri sambil menangis dan mulai berlari menuju jalan raya.

BIBB BIBBB!!!

"Aeri-ya!!!!!" Teriak Mark sambil berlari menuju Aeri yang terbaring di tengah jalan raya dengan darah yang mulai mengucur keluar dari tubuhnya.

"Tolong!!!! Tolong!!!! Tolong panggilkan ambulance!!!" Mark berusaha meminta tolong pada orang disekitar tempat kejadian. Mereka pun menuruti perkataan Mark. Mark pun memangku Aeri yang terbaring lemah.

Mark tidak hentinya menangis. Perasaannya campur aduk antara sedih, gelisah, khawatir, dan takut.

"Tenang Aeri-ya. Ambulance segera datang. Aeri-ya tolong bertahanlah. Jebal" kata Mark sambil memeluk Aeri erat. Perlahan-lahan Aeri menutup matanya.

"Aeri-ya!! Aeri tolonglah!! Tetap bersamaku" Pinta Mark sambil menangis.

BIDO BIDO!!!

Suara ambulance semakin kencang. Akhirnya ambulance datang. Tim medis segera mengangkat tubuh Aeri menuju mobil ambulance. Mark ikut memasuki mobil ambulance.

--------------------------------

Mark sedang menunggu di depan UGD. Menunggu kabar dari dokter akan kondisi Aeri. Akhirnya, pintu ruang UGD terbuka.

"Dok, bagaimana dengan kondisi Aeri? Apakah dia baik-baik saja?" Tanya Mark pada dokter tersebut.

Dokter tersebut pun menggeleng.

"Sepertinya kepalanya terbentur keras, sehingga dia menderita Amnesia." Jelas Sang Dokter.

Mark semakin gelisah dan semakin khawatir.

"Jadi, dia tidak mengenal saya?"

Dokter tersebut hanya mengangguk pelan. Mark menghela nafas kasar.

"Baiklah, kamsahamnida"

Mark membungkuk pada dokter tersebut dan segera masuk ke dalam ruang Aeri dirawat. Ia berdiri di samping tempat tidur Aeri sambil menggenggam tangannya dan air mata mulai membasahi pipinya.

Mark merasa bersalah atas kelakuannya. Mark sangat sangat sangat menyesali perbuatannya. 'Mengapa tidak aku saja yang menderita?' Batin Mark.

"Mianhae Aeri-ya. Mia-an hae" Kata Mark terbata-bata sambil menangis. Hanya perkataan maaf yang dapat diucapkan oleh Mark.

Perlahan-lahan tangan yang digenggam Mark bergerak lemah. Mark sangat senang bahwa Aeri sudah sadarkan diri. Tapi, ia teringat kata-kata dokter bahwa Aeri tidak mengingatnya.

Mata Aeri terbuka perlahan-lahan dan melihat Mark sedang tersenyum disampingnya.

"Nggh.. nuguseyo?" Tanya Aeri sambil melepas genggaman tangan Mark.

Hati Mark terasa sakit. Sakit sekali.

"Aku Mark. Salam kenal"

Dan cerita ini dimulai.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Waw~ jadi gimana nih readers? Gak jelas ya? Mianhae. Jangan lupa vote plus commentnya ya~~~ aku butuh banget~~ :v Sampai berjumpa di Chapter 1 :3 Kamsahamnida~ papai~

please be my love again ¦ mtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang