8

6.4K 295 50
                                    

Hari ini gue bangun lebih pagi dari biasanya, gue sudah memakai seragam dan hendak turun dari kamar.

Semoga dia belom bangun, amin. Itulah do'a yang gue panjatkan sebelum turun ke bawah.

Gue keluar dari kamar dengan wajah sedatar tembok, pas sampai bawah ternyata si Vira udah bangun dan lagi sarapan bareng Mama.

Gue menghela nafas panjang lalu turun dari tangga dengan malas-malasan.

"Pagi Val- eh Kak Valen," Vira menyapa gue dengan senyuman dibibirnya.

"Najis ih! Gue bukan Kakak lo! Dan jangan pernah pang-" belum sempat gue ngomong Mama udah memotong perkataan gue.

"Valen," ucap Mama sambil menatap tajam gue. Gue mendengus pasrah.

"Pagi juga cewek res- eh maksudnya Vira," ucap gue menyapa Vira kembali.

Gue mengambil roti dan meminum susu buatan Mama kemudian berpamitan.

"Ma, Valen berangkat dulu," ucap gue mencium tangan Mama.

"Vira kamu berangkat bareng Valen ya," ucap Mama kepada Vira yang sedang minum susu.

Gue sukses membulatkan kedua bola mata, "Ma, dia naik taksi aja deh,"

"Nggak bisa. Kamu pokoknya harus bareng sama Vira," ucap Mama sambil melotot ke arah gue, Vira tertawa kecil melihat gue.

Sial dangkalan emang tuh anak.

Gue menghela nafas kasar sambil berjalan, "Cepetan!"

"Sabar napa!" Jawab Vira sambil mencium tangan Mama.

Gue nyalain mesin motor gue, Vira udah naek di jok motor.

"Jalan cepetan Kak!" Ucap Vira sambil menepuk bahu gue.

Gue mendengus kesal sambil memutar kedua bola mata, "Gue bukan Kakak lo,"

"Tapi lo sekarang Kakak gue!"

"Najis ogah!"

"Kalo gitu gue bilangin sa-"

"Iya iya! Aduan lo mainnya!"

"Bodo,"

Gue sama Alvira adu bacot dijalanan sampai semua pengendara ngeliatin ke arah gue sama Vira. Vira tiba-tiba langsung diam dan gue juga sama.

☆☆☆☆

Gue dan Alvira sampai di sekolah pukul 06.35 masih pagi banget belum banyak siswa yang datang.

Gue sama Alvira berjalan melewati koridor untuk naik ke lantai tiga. Banyak siswa yang merhatiin gue sama Alvira, tapi gue tetap cuek begitupun Alvira.

X.6

Gue sama Alvira memasuki kelas yang masih kosong. Gue duduk ditempat gue sambil baca buku komik, sedangkan Alvira duduk di tempatnya sambil makan lolypop.

Kalo gue perhatiin Alvira seneng banget yang namanya lolypop, setiap masuk kelas dia selalu makan lolypop. Gue jadi heran sama dia, jangan-jangan dia punya kepribadian ganda lagi? Ah nggak mungkin.

"Kak!" Panggil Vira dari bangku seberang, gue langsung menoleh.

"Apaan?" Tanya gue sedikit melirik dia.

Alvira berdiri dari kursinya, dia sekarang nyamperin gue. Gue pura-pura gak liat.

Tiba-tiba dia duduk disamping gue, dia menyandarkan kepalanya di bahu gue.

JEGER.

Jantung gue tiba-tiba berdetak dua kali lebih cepat, gue gak tahu apa yang sebenarnya terjadi sama gue, jantung dan fikiran gue gak bisa bekerja dengan normal.

"Kak?" Panggil Alvira lagi.

"Apa?" Gue bertanya seakan-akan jantung gue gak kenapa-napa.

"Gue--sayang--sama lo," ucap Alvira yang sekarang menghadapkan tubuhnya ke gue.

JEGER.

Lagi-lagi kata-kata yang dia keluarin dari mulutnya bisa membuat jantung dan otak gue berhenti bekerja, gue berusaha bersikap normal. Jujur gue gak tahu perasaan apa yang gue rasain kalo lagi sama dia.

"Gila lo!" Jawab gue sambil melirik dia sinis.

Gue gak tau kata-kata itu bisa keluar dari mulut gue. Sebenernya mau jawab gue juga sayang sama lo, tapi kan dia bukan siapa-siapa gue. Elah kenapa mikirin si Alvira sih.

"Ha ha ha bercanda, blushing lo jadi cowok!" Ucap Alvira tertawa sambil nunjuk muka gue.

Whatt? Blushing?! Emang muka gue merah ya pas dia bilang sayang? Bodo ah serah dia.

"Bodo amat," jawab gue tanpa mengalihkan pandangan gue dari buku komik.

"Dasar batu es!"

"Bacot lo!"

"Bodo amat!"

"Terserah!"

"Yaudah!"

Saat gue sama Alvira lagi berantem Adit sama seluruh siswa datang dan melihat gue sama Alvira lagi berduaan.

"WHATT?!!" Teriak Cindi tukang gosip di kelas gue.

Gue menghela nafas panjang pasrah, Alvira malah sebaliknya dia malah duduk cuek di samping gue.

"VALEN? LO PACARAN SAMA VIRA? KOK GAK BILANG-BILANG SIH?! KAN GUE HARUS TAU!!" Timpal Cindi sambil berteriak yang membuat seluruh siswa menutup kuping.

"Gue gak jadian sama dia," ucap gue membantah Cindi.

"Len,lo jadian sama Alvira? Bagus deh. Gue kira lo homo," Adit menepuk bahu gue.

Gue menghela nafas pendek, "Gue gak jadian sama dia, Alvira pindah lo,"

"Oke," Alvira bangun dari kursi dan langsung pindah ke tempatnya.

Adit masih gak percaya kalo gue bilang Alvira itu bukan pacar gue. Ngeyel bet dah nih anak. Capek sendiri gue ngomongnya, bodo amat dah sekarang mah.

☆☆☆☆

Bel masuk berbunyi di seluruh sudut ruang kelas,gue masih setia dengan komik, sedangkan Alvira dia malah tidur. Kan pea.

Pak Gugun memasuki kelas dengan rotan kayu ditangannya,ia langsung memulai pelajaran. Ditengah pelajaran,Pak Gugun menyadari kalau Alvira tertidur. Mampus kan. Pak Gugun langsung menghampiri meja Alvira.

"Alvira Putri," Pak Gugun mengguncang bahu Alvira.

"Apaan sih ganggu aja," Alvira menepis tangan Pak Gugun.

"Alvira Putri!" Pak Gugun menaikkan nada suaranya.

"Bawel banget sih lo jadi or--" Alvira mendongak ke atas dan melihat Pak Gugun disampingnya.

"Keluar kamu sekarang!" Pak Gugun menatap tajam Alvira dan dibalas anggukan.

"Si Bapak belom tau kali ya kalo ngasih hukuman ke Alvira itu jangan kayak gitu,"

"Bodo amat, bukan urusan gue,"

"Ye elu," Adit menoyor kepala Valen yang dibalas dengan tatapan sinis.

"Eh emang bener Vira jadi adek angkat lo?" Adit mengecilkan volumenya karena Pak Gugun sedang menjelaskan.

"Iya," gue menjawab tapi pandangan gue tidak teralihkan dari papan tulis.

"DEMI APA?!" Adit melebarkan matanya kontan ia berteriak heboh yang membuat seisi kelas menatap gue dan Adit.

Gue melotot ke Adit dan dia hanya senyum tiga jari alias cengengesan kayak orang gila.

"Bacot lo,"

"Sorry,sorry Len,"

"Sorry sorry bapak lo,"

"Hehehe,"

"Dasar gila,"

××××××

Maaf nih baru update lagi hehe.
Soalnya kemarin kuota aku habis#curhat.
Oh iya maaf kalo kelanjutannya pendek dan gajebo:')
Vommentnya ya jangan lupa:)

See you.

Trouble Maker GirlHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin