Jadi aku tidak akan salah dan memastikan itu pasti Jeonghan sahabat kita Aku meminta alamatnya pada temanku dan aku mendapatkannya.

Sejak dulu aku menyimpannya dan kini aku memberikannya padamu. Aku sebenarnya sudah menghubungi Jeonghan agar kembali namun jika ia tidak datang aku mohon padamu...carilah Jeonghan.

Katakan bahwa kau mencintainya. Aku merasa bersalah pada kalian. Jeonghan yang telah begitu baik padaku, Seungcheol yang telah menjadi suamiku.

Aku harus membayar semua hutang budiku pada Jeonghan. Aku harap kalian bisa bersatu.

Sekali lagi Cheol~ah...terima kasih...dan aku harap kau bisa berbahagia bersama Jeonghan. Annyeong..

Ps : Jika kau bertemu dengan Jeonghan...tolong berikan suratku padanya. Dan...kau tidak boleh mengintipnya..arra!!!

Dari : Han Ye Ra

Seungcheol menutup surat Ye Ra dan melihat ke dalam kotak itu lagi. Ia mendapati sebuah alamat dan sepucuk surat Ye Ra untuk Jeonghan. Seungcheol membaca alamat tersebut.

Ia ragu apa ia harus mencari Jeonghan atau tidak. Ia sudah menyakiti Jeonghan. Seungcheol pun larut dalam pikirannya yang kacau. Ia takut jika Jeonghan mengabaikannya.

===========================================

Di Pulau Jeju.

Seorang laki - laki cantik dengan rambut sebahunya sedang duduk di depan rumahnya. Udara malam itu tidak begitu dingin mengingat ini sudah memasuki musim panas.

Laki - laki itu adalah Jeonghan.

Jangan terkejut dengan penampilan Jeonghan yang baru dengan rambut sebahunya. Ia memutuskan untuk memotong rambutnya untuk memulai hidup yang benar - benar baru.

Malam ini masih sama seperti malam - malam sebelumnya. Ia selalu duduk sendiri dalam keheningan hanya untuk menghilangkan kepenatan.

Setelah meninggalkan Seoul sebulan lalu, ia masih saja memikirkan Seungcheol. Sebenarnya ia ingin melupakan, namun semakin ia memaksa diri untuk lupa bayangan Seungcheol semakin sering muncul.

Karena itulah ia lebih memilih untuk membiarkannya. Jeonghan akhirnya menyerah untuk melupakan Seungcheol.

"Cheol~ah...kau sedang apa sekarang? Kau sudah makan? Jangan pulang terlalu larut," gumam Jeonghan sendiri sambil menatap langit yang penuh bintang.

Menyendiri menjadi kebiasaan Jeonghan sejak tahun lalu. Sejak kepergian Ye Ra dan dinginnya Seungcheol, ia lebih suka menyendiri. Jeonghan memejamkan matanya sambil menghirup udara malam itu dalam - dalam.

"Bogoshippo....," bisiknya dan tanpa disadari air mata mengalir di pipi Jeonghan.

==========================================

Beberapa hari setelah mengetahui alamat Jeonghan, Seungcheol memutuskan untuk mencoba mencari Jeonghan.

Bagaimana reaksi Jeonghan nanti itu adalah urusan belakangan. Yang penting saat ini adalah ia bertemu dengan Jeonghan. Ia sangat merindukannya.

Seungcheol mengambil penerbangan paling pagi karena ia tidak ingin menyia - nyiakan waktunya. Ia ingin secepatnya sampai di Jeju. Sekitar pukul 9 pagi Seungcheol sudah berada di Jeju tapi ia tidak tahu harus memulainya dari mana.

Seungcheol memang pernah pergi ke Jeju tapi itu sudah terlalu lama. Seungcheol memutuskan untuk menuju kota. Ia kemudian memberanikan diri bertanya pada seorang gadis yang sedang asik bermain dengan ponselnya.

Silence Loveحيث تعيش القصص. اكتشف الآن