Berharap jika Yixing dan Luhan segera datang mengunjunginya.

Karena sesungguhnya Tao tidak suka sendirian, andai saja tubuhnya tidak terlalu lemas, sudah pasti ia akan memilih untuk pergi ke kampus daripada harus di apartemen sendirian.

Sejak suara misterius itu mengganggunya dan hal-hal aneh lainnya. Membuka pintu kamar keluar dari kamar, ia berjalan perlahan dengan hati-hati menuju dapur kecilnya untuk membasahi tenggorokannya yang kering.

Mengambil segelas air dari lemari pendingin kecil di sudut ruangan, Tao menegak airnya perlahan. Namun belum selesai ia menuntaskan dahaganya, ekor matanya menangkap sekelebat bayangan yang bergerak di belakang tubuhnya.

Pemuda manis itu menoleh ke balik punggungnya, diluar dapur yang merupakan ruang tamu, lalu meletakkan gelasnya diatas meja dapur.

Tao berdiri diam disana dengan tatapan yang sulit di artikan, seperti waspada dan takut?

Pasalnya ia tidak tahu kapan suara misterius itu berulah. Suara yang tidak dirinya tahu dari mana asal muasalnya, dan bagaimana awal mulanya. Karena suara itu tiba-tiba muncul begitu saja.

Berusaha untuk tetap tenang. Tao memutuskan untuk melangkahkan kedua kakinya keluar dari dapur, begitu hati-hati, memperhatikan ke penjuru apartemen nya yang kecil dan sederhana.

"Mungkin hanya perasaan ku saja" gumamnya berasumsi.

Menenangkan diri.

Karena sejauh ini hal yang membuatnya takut adalah suara misterius itu. Meski hanya sebatas mengajaknya bicara, tapi hal itu cukup menakutkan. Dan suara itu tak pernah mengganggunya secara fisik, suara itu juga tidak melakukan apapun padanya.

Tao hendak kembali ke dapur saat tiba-tiba mendengar ponselnya yang kembali berdering. Pemuda manis itu terpaksa harus memanuver langkahnya menuju kamar, mendekati tempat tidur dan menerima telepon yang hanya menunjukkan sederet nomor tak di kenal di layar.

"Hallo?"

["........"]

"Hallo? Siapa ini?"

["........"]

Tao berdecak kecil. "Siapa ini? Kalau tidak bicara ku tutup telepon nya"

Masih tidak ada suara yang terdengar di sebrang sana.

"Dengar. Aku tidak punya waktu untuk keisengan mu, siapa pun kau. Aku--"

["Baby Zi..."]

Deg!

Netra kelamnya membesar mendengar suara misterius itu membalas ucapannya. Memanggil namanya dengan suara berat yang kelam. Membuatnya benar-benar kehilangan kemampuan untuk bernafas dan jantungnya berpacu.

["Seperti itu bukan teman-teman mu memanggil mu?"]

Tao memejamkan matanya erat.

"K-kau..." suaranya seperti tertelan.

["Baby Zi. Hanya aku yang boleh memanggil mu seperti itu"]

Menahan nafas dengan satu tangan meremas udara, Tao memberanikan dirinya.

"Kau pikir kau siapa!? Jangan menganggu ku!"

Suara tawa yang seperti kekehan terdengar mengerikan kemudian. Bahkan sampai meremangkan bulu-bulu halus di tubuhnya.

["Aku tidak mengganggu mu baby. Aku hanya sedang bicara dengan calon pengantin ku"]

"Diam! Aku tidak tahu siapa kau, aku tidak tahu apa tujuan mu! Berhenti menakuti ku!"

BRIDE (End)Where stories live. Discover now