Chapter 2

20.1K 1.4K 18
                                    

AUTHOR

"Sudah-sudah, jadi kapan pernikahannya?" tanya papa Prilly melerai perdebatan mereka. Mereka berdua membulatkan mata, apa? Pernikahan? Jadi ini tetap berjalan? Ck!

"Bagaimana kalo awal bulan depan??" usul mama Ali yang mendapat anggukan dari semua orang.

"Baiklah, tidak buruk. Lebih cepat, lebih baik," ucap papa Prilly meyakinkan.

"Apa?" pekik mereka berdua bersamaan.

"Ck! Kalian memang jodoh jika sekali lagi bebicara bersamaan," ucap Kaia tertawa kecil memperhatikan mereka berdua bergantian.

"Diam lo!" seru mereka lagi-lagi bersamaan. Hal ini membuat Kaia dan yang lainnya kembali tertawa. Ali dan Prilly terlihat mendengus kesal.

"Ma, Pa, pokoknya Prilly gak mau nikah sama pria mesum kayak dia!" tunjuk Prilly tepat di hadapan wajah Ali.

"Cih! Emang lo pikir gue mau nikah sama gadis cempreng kayak lo? Gadis kayak gini yang mama bilang Model? Masa model pendek kayak gini?" ledek Ali melirik Prilly. Prilly membulatkan matanya. Good job! Pas!

"Kami tidak menerima penolakan, kalian akan tetap menikah bulan depan!"

***

"Gimana sama calon suami lo?? Lebih baik, 'kan dari Cakka?" tanya Mila meletakkan minuman di meja depan mereka.

"Hmm, emang sih dia lebih tampan dari Cakka, dan 'Lebih' dari Cakka, tapi lo harus tau dia itu pria mesum!" seru Prilly menekankan kata lebih.

"Masa sih?" tanya Mila tak percaya.

"Lo harus tau, masa dia cium gue sembarangan, habis itu ngatain gue cempreng lah! Dan Lo tau? ucapannya bikin hati gue sakit Vroh!!" ucap Prilly dengan nada seolah-seolah dia sedang teraniaya. Mila hanya terkekeh mendengarnya.

"Emang dia bilang apa?" tanya Mila menghentikan kekehannya.

"Masa dia bilang gini 'Gadis seperti ini yang mama bilang Model? Masa model pendek kayak gini?" ucap Prilly menirukan gaya berbicara Ali.

"Hahaha.. Lalu lo? Mau??" tawa Mila pecah seketika.

"Ya nggak lah! Tapi, percuma gue nolak," ucap Prilly mulai melemas.

"Kapan?"

"Awal bulan depan," Prilly menjawab dengan berat hati.

"What? Berarti 2 minggu lagi dong! Terus Cakka?" Prilly menggeleng lemah. Cakka? kemana pria itu?

"Lo udah coba ngehubungi Cakka? Kali aja lo bisa ajak bicara baik-baik," usul Mila.

"Hmm.. tapi gak di bales. Mungkin dia sibuk sama kuliahnya."

"Terus apa kata Media kalo tau Lo mau nikah?" tanya Mila mendadak cemas.

"Entahlah, Gue rasa Gue akan merahasiakannya dari publik."

"Lo tau resikonya?"

"Iya gue tau kok!"

"Ya udah, gak usah dipikirin lagi, Oh ya nanti siang kita ada pertemuan dengan client yang akan mengontrak kita, dan lo yang akan jadi modelnya.." seru Mila menyemangati Prilly. Prilly hanya mengangguk mengerti.

***

"Itu, Client kita datang!" ucap Mila menyenggol Prilly agar ikut berdiri menyambutnya. Dengan malas Prilly berdiri namun matanya tidak lepas dari ponsel digengamannya. Mata Prilly terlepas dari pandangan ponselnya dan beralih pada pria yang berdiri dihadapannya. Deg! Mata itu menatap Prilly tajam.

"Selamat Siang pak, senang bisa bekerja sama dengan Anda!" sapa Manager Prilly menyalami laki-laki tersebut. Laki-laki tersebut tersenyum menyambutnya.

Our WeddingWhere stories live. Discover now