"Kau mirip ingus Troll!" ejek Draco. Bagaimana tidak lucu, Hermione hanya memakai baju kaus dengan celana selutut, rambutnya yang bagai semak itu telah lepek karena lendir hitam pekat, ah! Bukan hanya rambut, tapi seluruh tubuhnya.

"JANGAN TERTAWA!"

"Hei, suka-suka aku mau tertawa atau tidak!" masih dengan cengiran Draco menahan tawa yang akan meledak. Hiburan yang menarik disaat seperti ini.

"MALFOY!" bentaknya lalu mengambil lendir yang melekat di rambutnya dan menempelkannya pada Draco.

Dravo terlambat menyadarinya. Senjata makan tuan, heh?

"Wah, kau jadi lebih tampan Malfoy!" sindirnya.

"Arrgh... apa-apaan kau!" lendir hitam lengket terhias di pipi kiri Draco, "sial!" Ia lihat Hermione berbalik ke kamar mandi dengan kaki menghentak kasar.

cih!
tak akan kubiarkan kau kabur rambut semak!

Draco menarik tangan Hermione dengan kasar. Gadis itu hilang keseimbangan dan tubuh berlendirnya menghantam Draco, membuat mereka bersamaan jatuh ke sofa. Wajah Draco menatap jijik. Lendir-lendir itu berpindah padanya.

"Minggir kau, Granger!" ia mendorong tubuh Hermione yang menimpanya ke samping dan terjatuh ke karpet.

Hermione meringis dan menatap sebal ke arah Draco.

"Granger, kau benar-benar malapetaka!" geram Draco. Ia segera masuk ke kamar mandi. " Aku harus berendam seharian untuk membersihkan kotoran ini!"

****

Setelah pertengkaran dengan Malfoy tadi, Hermione menjadi benar-benar kesal. Dengan wajah sangar ia berjalan menuju Great Hall.

"Mione..." sapa Ron dari meja Gryffindor, tampaknya ia sedang butuh sesuatu dari Hermione.

Dengan ekspresi yang tetap menyeramkan Hermione bergegas menuju tempat sahabatnya itu.

"Mione, kau kenapa?" tanya Ginny hati-hati, "kau terlihat kesal!?"

Hermione mendengus lalu duduk di samping Harry.

"Malfoy brengsek!" kata Hermione kesal, "lagi-lagi dia mengerjaiku!"

Semua temannya menatap ngeri. Mereka tidak mau mencari mati dan hanya bisa diam. Ron yang sebelumnya berniat meminjam tugas herbologi, kini mengurungkan niatnya. Mungkin setelah makan saja, pikirnya.

"Hey, lihat!" seru Ron pelan dan mengerdikan kepala ke arah depan tempat meja makan Profesor.

"Ada apa?" tanya Harry heran.

"Itu, Lucius Malfoy!" jelas Ron.

Seketika itu juga Harry, Ginny dan Hermione menatap ke arah yang ditunjuk Ron. benar saja, di sana ada Lucius yang sedang berbicara dengan Prof. Snape.

"Dia siapa?" tanya Hermione seraya melirik ke arah wanita cantik separuh baya di samping Lucius.

"Dia Narcissa Malfoy, istri Lucius" jawab Ron.

"Mau apa mereka ke sini?" tanya Harry.

"Entahlah, mungkin rindu pada anak tercinta?" sindir Ron, membuat sahabat-sahabatnya tersenyum geli.

Sementara itu, Draco merenungi nasibnya. "Oh tidak!" gumamnya.

"Kenapa Drakkie?" tanya Pansy dengan nada manja seperti biasa.

"Itu orangtuamu, kan, Draco?" tanya Theo yang berada di depan Draco.

"Hn," jawab Draco sekenanya.

Takdir yang Menyebalkan √Where stories live. Discover now