Voice

5.8K 436 29
                                    

Skylar Otsu's

Presents:

BRIDE series: [Voice]

Romance Mystery with a little bit Blood

Cemas. Kedua telapak tangannya berkeringat tanpa alasan, padahal udara cukup dingin karena sebentar lagi akan memasuki musim semi. Kelopak mawarnya di gigit resah, serta sepasang bola berkilau nya yang indah tak henti bergerak-gerak mengawasi area di sekitarnya.

Puk!

"UWAAA!"

Jeritan yang keluar adalah respon atas keterkejutannya pada tepukan yang cukup kencang di bahunya. Memancing kerutan dalam di dahi pemuda manis bersurai coffee yang melayangkan tepukan sapaan itu, serta tolehan dengan kening berkerut atau tatapan terganggu dari orang-orang yang ada di tempat tersebut.

"O-oh, Lu-ge..." Zitao menyentuh dadanya yang berdentum, mencoba menertawakan dirinya.

"Kenapa kau sekaget itu? Apa ada masalah?" tanya Luhan penasaran. Zitao menggelengkan kepalanya cepat.

"Ti-tidak, aku hanya sedang melamun tadi, hehe" giginya yang kecil membuat senyumnya begitu menggemaskan. Tao mengusap tengkuk lehernya, berusaha menekan rasa takutnya yang sejak tadi membayangi.

Luhan menyipitkan mata, hingga manik coklat indah miliknya nyaris tak terlihat. Pemuda cantik itu memperhatikan adik angkatannya yang sore ini terlihat resah.

"Jujurlah padaku Tao-er. Ada apa? Apa seseorang mengganggu mu di kampus?" Luhan menyentuh kedua bahu Zitao, meremasnya lembut dan berusaha menangkap tatapan manik hitam pemuda semampai di hadapannya itu.

"Tidak terjadi apapun ge, sungguh. Sebaiknya kita duduk, gege mau pesan apa?" Si manis Huang itu tersenyum, melepas kedua tangan Luhan di bahunya dan menarik lembut tangan senior nya itu agar duduk di salah satu kursi yang kosong.

Selepas jam kuliah Zitao dan Luhan memang sudah berlangganan di cafe yang tak jauh dari kampus mereka ini. Cafe yang memiliki menu-menu menarik serta rasanya yang sangat enak, belum lagi harga yang ramah di kantong mahasiswa seperti mereka. Cafe itu selalu penuh meski menjelang sore hari seperti ini.

"Hmm...oke, tapi kau yang traktir kan?" Luhan mengambil buku menu yang ada di bagian tengah meja.

"Aku sudah bilang kalau hari ini aku yang traktir kan" Zitao tersenyum hingga 2 bulan sabit tercipta. Luhan mengangguk-anggukkan kepalanya kecil, sibuk memilih menu.

"Kurasa hari ini aku ingin makan parfait matcha dan waffle. Kau sudah pesan Zi?"

Kepala dengan surai hitam itu menggeleng. "Belum ge. Aku akan memesan langsung ke counter sekaligus memilih menu. Gege tunggu disini ya"

"Kenapa tidak memanggil pelayan saja?" Luhan menautkan alisnya bingung.

"Aku ingin ke toilet, jadi sekalian saja. Gege tunggu disini, ingat jangan kemana-mana!" Tao memperingati dengan nada mengancam dan ekspresi lucu yang membuat Luhan merasa gemas dengan pemuda yang 4 tahun di bawahnya itu.

"Iya-iya cerewet. Aku akan duduk disini, sana cepatlah!"

Tao berlalu dari meja itu, meninggalkan Luhan yang mulai berkutat dengan ponsel pintarnya selagi menunggu. Si manis Huang bersyukur saat mendekati meja counter, tak banyak pengunjung yang memesan langsung disana. Rata-rata mereka memesan untuk di bawa pulang dan itu tidaklah lama, Tao tak perlu mati-matian menahan panggilan untuk segera ke toilet.

BRIDE (End)Where stories live. Discover now