"katakan, apa yang kau ingin lakukan hari ini?"

"bagaimana kalau kita menonton film? maksudku, menonton film dari pagi sampai malam." pintaku.

"hanya itu?"

"ya."

"tapi kita harus ke supermarket dulu Gwen, kita harus membeli makanan dan juga minuman untuk menonton nanti.."

"baiklah, tapi sekarang, biarkan kita seperti ini dulu Manu, aku sangat merasa nyaman berada di pelukan mu."

"begitu juga dengan ku, Gwen."

"hm.."

"Gwen.."

"ya Manu?"

"i love you so much,"

"i know."

"aku tidak sedang menggodamu Gwen,"

"ya aku tau."

"Gwen.."

"ya Manu?"

"tetaplah menjadi Gwen yang aku kenal okay?"

"tentu saja Manu."

"maksudku, saat nanti aku pindah untuk kuliah."

"aku sedang tidak ingin membahas tentang kepindahan mu nanti."

"jangan marah Gwen."

"tidak.."

"you're lying,"

"kalau kau sudah tau, jangan bahas lagi hal itu sekarang."

"baiklah Gwen."

***

Sampainya di supermarket, aku langsung berpencar dengan Manu. Manu mencari makanan dan minuman untuk menonton nanti, sedangkan aku mencari titipan ibu dan Garfield.

Selama satu minggu ini Garfield akan berada dirumah, jadi ibu memutuskan untuk membeli makanan sebanyak mungkin. Ibu sudah sangat tau kelakuan kedua anaknya jika sedang berada dirumah.

Saat sedang memilih cereal tiba-tiba saja telfon ku berdering, "ya?" jawabku.

"kau masih di supermarket Gwen?"

"tentu saja, kenapa?"

"bisa tidak kau langsung pergi saja dari sana?"

Suara Garfield terdengar sangat khawatir, entah apa yang sedang terjadi di sana.

"ada apa?" tanyaku.

"Matya masuk rumah sakit, sekarang aku, ibu dan ayah sedang berada di rumah sakit Antanasia. Matya tidak mau mengabari Manu lebih dulu, jadi aku menghubungi mu Gwen."

"kau tidak bercanda kan?"

"astaga Gwen, untuk apa aku bercanda. cepatlah bawa Manu kesini.."

Suara Garfield mulai tidak terdengar disaat aku melihat kedatangan Manu dengan wajahnya yang ceria sambil membawa makanan dan minuman di tangannya.

"aku akan segera kesana." kataku lalu kemudian memutuskan sambungan telfon.

"siapa yang menelfon mu Gwen?"

"ah, Latanya, ya, dia menelfon ku untuk mengucapkan happy birthday." kataku.

"sungguh? kenapa dia rajin sekali memberimu selamat? bukannya tadi pagi dia sudah memberikan mu selamat?"

"entahlah, ayo Manu kita ke kasir."

Dengan cepat aku langsung menarik tangan Manu untuk membayar belanjaan. Aku ingin segera sampai di rumah sakit untuk bertemu dengan keluargaku dan ibu Manu disana.

"Gwen?" panggil Manu yang tiba-tiba membuatku terkejut. "apa yang sedang kau pikirkan Gwen?"

"ah tidak Manu, tidak ada."

"kau tidak bisa berbohong padaku Gwen."

"aku ceritakan nanti saja.."

"ada apa? kau bisa menceritakannya padaku sekarang.."

"em, Manu, kita akan ke rumah sakit.."

"Latanya sakit?"

"ibumu."

Manu tidak mengatakan sepatah kata pun, aku menoleh padanya dan mendapati Manu yang sedang diam dengan tatapan kosong ke depan.

"Manu.."

"apa yang terjadi pada ibuku Gwen?"

"aku belum tau, Garfield hanya memberitahu kalau ibumu masuk rumah sakit."

"apa dia akan baik-baik saja Gwen?" kali ini Manu menatapku dengan ekspresi yang tidak dapat aku artikan.

"ibumu kuat Manu, ia akan baik-baik saja," kataku sambil mengusap kedua tangannya yang sedang tergenggam erat di pangkuannya.

M A N U R I O S [THE END]Where stories live. Discover now