"Gue punya alasan," potong Juna.

Luna menggumamkan kata 'apa' tanpa bersuara.

"Bagi gue, waktu itu, lo sama sekali nggak dewasa."

Satu detik.

Dua detik.

Lalu tawa Luna terdengar renyah. Membuat Juna ikut tertawa sekaligus lega.

"Terus menurut lo, sekarang gue lebih dewasa?"

Juna tersenyum miring. "Nggak juga."

Nggak dewasa, batin Luna mengulang-ulang kalimat Juna. Suara Juna masuk begitu saja, menggema. Dua kata itu yang membuat hubungan mereka kandas. Konyolnya ketika tadi Luna sempat berpikir bahwa Juna mungkin saja ingin memulai lagi. Memulai cerita mereka lagi. Namun, ketika Juna mengatakan nggak juga, pupus sudah. Karena alasan itu yang membuat mereka putus, jika alasannya masih ada, tidak akan mungkin ada kata 'kita' lagi, bukan?

"Iri, deh, sama anak-anak yang sekarang lagi main-main," ujar Luna, mengganti topik.

"Lo kangen sama sohib-sohib lo itu, ya?"

Belum sempat Luna menjawab, Juna menambahkan. "Adrian?"

Luna mengangguk pelan. "Mungkin bukan karena kita berada di tempat yang berbeda, tapi karena kondisi gue," jelasnya sambil terkekeh pelan.

Juna mengangguk-angguk paham. Beberapa menit selanjutnya keduanya memilih diam. Keheningan yang kali ini tidak menciptakan atmosfer suram di antara mereka.

Juna memperhatikan Luna yang menulis-nulis di pasir, menahan diri untuk tidak berlari ke arah laut dan menerjang ombak yang mencapai bibir pantai. Tiba-tiba aroma itu menyusup ke indera penciuman Juna. Aroma Vanilla dan strawberry. Aroma strawberry yang Juna kenal pertama kali dari rambut cewek di sebelahnya ini. Begitu juga aroma Vanilla yang menjadi parfum favorit Luna.

"Lo sama Diandra, gimana?"

Pertanyaan Luna begitu tiba-tiba sehingga Juna yang masih bernostalgia dengan aroma-aroma di sekitarnya mengerjap pelan dan hanya berujar 'hah?'.

"Lo sama Diandra, gimana?" Ulang Luna dengan gemas.

"Oh." Juna mengalihkan pandangan. "Baik-baik aja kaya biasanya. Lo sendiri?"

"Lo ngeledek gue, ya?" Tanggap Luna sambil memajukan bibirnya.

"Kok ngeledek?"

"Lo tanyanya 'lo sendiri?'," jawab Luna sambil mempraktekkan kalimat Juna tadi. "Gue kan emang masih sendiri, jadi gue nggak ada tuh 'baik-baik aja kaya biasanya'."

Sepersekian detik berikutnya, Juna tertawa. Ia berhenti saat menyadari bahwa Luna tidak tertawa bersamanya.

"Di saat-saat kaya gini, cewek gue bakal nyempetin belajar. Percaya, deh, sama gue," lanjut Juna masih menyisakan kekehan di akhir kalimat.

Sejak awal Juna menjemputnya tadi pagi, hingga sore ini, Luna masih bertanya-tanya tentang perasaan Juna. Cowok itu begitu sulit ditebak. Segala tindakannya tidak terbaca. Dengan segala sisa pengharapan Luna yang masih ada, Luna masih ingin kenyataan bahwa cowok itu juga masih menyimpan rasa yang sama. Namun, mendengar Juna mengucapkan cewek gue, alih-alih menyebut nama Diandra saja, sudah menjawab pertanyaannya dengan telak. Bahwa cowok itu datang pagi ini, membawanya ke sini, mengobrol sepanjang waktu, murni untuk meminta maaf. Memastikan bahwa hubungan mereka akan tetap baik-baik saja. Sebagai teman.

Melihat Luna tidak merespon sama sekali, Juna mengalihkan pembicaraan.

"Biasanya kalo langitnya mulai gelap gini, bakal ada kembang api," ujarnya antusias.

"Oh, ya?"

Namun, menit-menit berikutnya hanya keheningan. Tidak ada apa-apa yang muncul di langit sana.

"Yah, hari ini, nggak ada kayanya." Juna mendengus kecewa.

"Ada, kok," balas Luna.

"Mana? Kok gue nggak liat?"

Luna bergeming sejenak sebelum akhirnya mengajak Juna kembali ke mobil dengan alasan sebentar lagi maghrib. Untuk mencapai mushola terdekat akan butuh waktu lama.

Yang tidak Juna tahu, kembang api yang Luna maksud benar-benar ada. Juna begitu mengejutkan, sekaligus indah. Hingga menit terakhir pun, kembang api dalam hati Luna masih bermekaran. Perasaan yang belum pernah ia rasakan sekalipun saat mereka masih bersama dulu.

Yang tidak Luna tahu, Juna masih ingin menghabiskan banyak waktu dengan Luna. Sekalipun hanya sekedar diliputi keheningan dan hanya bisa menghirup aroma strawberry dan vanilla yang diam-diam ia rindukan.

Yang tidak mereka tahu, mereka sama-sama mencari dan bertanya, tetapi tidak dapat menyimpulkan jawaban dengan benar.


*****

Haiiii fast update kannn soalnya gabut banget wk
Btw ini special part gitu ya Luna Juna full :)))

The Ex [Completed]Where stories live. Discover now