Dakishimecha Ikenai

5.6K 176 13
                                    

Sambil berjalan mendorong sepeda
Pada jalan di tepian sungai

Terlihat dua orang, cewek dan cowok berseragam sekolah berjalan beriringan. Cowok tersebut memilih mendorong sepedanya dengan santai sambil mengobrol ringan dengan cewek disampingnya.

"Vino mau nerusin kemana?" Vino -cowok itu- menoleh sekilas ke arah cewek disampingnya lalu tersenyum.

"Di Bandung. Soalnya udah keterima beasiswa di salah satu universitas di sana"jawab Vino.

"Hmm Bandung? Jauh ya"ucap cewek itu pelan.

"ya gitu deh haha. Kalau Shani mau kemana?"tanya Vino kepada Shani. Shani menatap Vino sejenak.

"Ya aku sih di sini aja. Gak jauh-jauh"jawab Shani tersenyum.

"Seni Tari?"tanya Vino lagi. Shani menganggukkan kepalanya dan tersenyum.

"Kenapa gak nyoba kuliah keluar kota? Banyak loh universitas yang bagus di jurusan seni tarinya"ucap Vino. Shani menggelengkan kepalanya.

"Gak ah, udah nyamannya di Jogja hahaha"

"Udah nyaman di sini atau gak di bolehin sama bunda?"tanya Vino tersenyum meledek.

"His tau aja sih"ucap Shani merengut memukul lengan Vino. Vino hanya tertawa melihat Shani.

Bagai menikmati mentari terbenam
Kita berjalan perlahan

"Cantik ya. Aku selalu suka liat matahari terbenam"ucap Shani sambil menatap ke matahari yang mulai terbenam. Vino ikut menoleh namun ia malah memandang wajah Shani dari samping yang terkena cahaya matahari.

"Ya cantik tapi gak secantik kamu"ucap Vino pelan.

"Hah? Apa?"ucap Shani sambil menoleh ke arah Vino, ia tadi kurang jelas mendengar ucapan Vino.

"Eehhh? Iy..ya itu cantik matahari terbenamnya hehe"ucap Vino gelagapan sambil menggaruk lehernya yang tak gatal. Shani memiringkan kepalanya menatap Vino lalu membulatkan mulutnya sedangkan Vino menghela nafas lega.

Pada saat jembatan terlihat
Jalan kita pun berbeda arah
Jika tak bicara tentang hal apapun
Pasti penyesalan 'kan tersesat

Shani menatap ke arah jembatan yang tak jauh darinya juga Vino. Itu tandanya sebentar lagi waktunya sore ini untuk berdua dengan cowok di sebelahnya akan habis.

"Besok udah kelulusan ya? Gak kerasa ya.. Berarti udah 3 tahun aku kenal kamu"ucap Shani menerawang.

"Iya.. Dan 3 tahun lalu kita berdua kena insiden waktu pertama kali masuk sebagai murid baru"ucap Vino ikut menerawang.

"Huh kalau inget itu jadi kesel sendiri"ucap Shani cemberut. Vino tertawa lalu mengacak poni Shani.

"Tapi kalau gak ada insiden itu mungkin kita gak akan sedeket ini loh"ucap Vino tersenyum.

"Hahh iya juga sih"ucap Shani pelan dan ikut tersenyum.

"3 tahun ini.. Masa-masa paling indah ya Shan?"tanya Vino menatap Shani. Shani menatap balik Vino lalu mengangguk sambil tersenyum.

ku suka mata mu
Saat bicara impian
Tunjukanlah senyum mu yang indah itu

"Masa-masa yang paling aku gak mau tinggalin tapi aku gak bisa terus di sini, aku harus lanjutin mimpi aku.."ucap Vino. Shani menatap Vino lama lalu menatap ke depan lagi sambil menghela nafas panjang.

"Impian kamu itu harus ninggalin Jogja ya?"tanya Shani pelan.

"Ya.. Aku harus cari pengalaman lain diluar sana Shan biar mimpi aku terwujud"jawab Vino menatap Shani dengan senyumnya.

"Kamu juga harus tetap lanjutin mimpi kamu ya? Mimpi kamu jadi penari terkenal dan profesional yang membawa nama baik Jogja maupun Indonesia"lanjut Vino mengusap lembut poni Shani.

"Vino masih inget aja hehe. Amin amin"ucap Shani tersenyum.

"Iyalah inget. Masa gak inget?"ucap Vino tersenyum.

"Vino juga harus jadi arsitek yaa dan nanti harus nonton aku juga di panggung"ucap Shani.

"Pasti! Kita harus bareng-bareng sukses walaupun di tempat yang berbeda. Okay?"ucap Vino.

"Okeyyy!!"seru Shani tersenyum lebar. Vino tersenyum sambil menepuk puncak kepala Shani dengan sayang

Kita tak boleh sampai berpelukan
Nanti tak bisa ucapkan selamat tinggal
Ku paksakan diri 'tuk mulai bercanda
Dan menjadi kesal sangat sedih

"Vino nanti gak akan lupain Shani kan?"tanya Shani tiba-tiba yang membuat suasana menjadi sendu. Ia tiba-tiba saja jadi merasa takut Vino akan melupakannya.

"Kok ngomong gitu? Ya gak akan lah. Shani terlalu special buat di lupain"ucap Vino yang membuat pipi Shani memerah.

"Special emang martabak!"ucap Shani merajuk sambil mendorong lengan Vino.

"Yee kok ke martabak? Lagi laper ya? Hahaha"ucap Vino tertawa.

"His enggakkkkk"ucap Shani menjulurkan lidahnya.

Kita tak boleh sampai berpelukan
Aku tak ingin membuat kamu menangis

Vino dan Shani berhenti di persimpangan jalan. Vino menatap Shani yang juga sedang menatapnya. Shani menarik nafasnya dengan pelan, ia menggigit bibir bawahnya menahan tangisnya yang ingin keluar. Rasa sedihnya langsung meluap saat sadar sore bersama Vino harus berakhir di sini.

"Yah kenapa nangis?"tanya Vino saat melihat air mata yang menetes di pipi Shani. Ia mengstandarkan sepedanya lalu mendekati Shani, ia menghapus air mata Shani.

"Sedih. Nanti setelah Vino ke Bandung, Shani bakal sendirian jalan pulangnya"ucap Shani.

"Jangan sedih dong nanti Vino jadi ikutan sedih"ucap Vino mengusap pipi Shani.

"Aku janji kok bakal sering pulang ke sini kalau lagi libur dan nemenin Shani jalan-jalan atau gak Shani yang ke Bandung nanti aku ajak jalan-jalan di sana"lanjut Vino. Shani menghela nafas panjang lalu mengangguk.

"Janji ya jangan lupain Shani di sini?"ucap Shani.

"Janji! Shani juga jangan lupain Vino ya?"ucap Vino mengulurkan jari kelingkingnya. Shani tersenyum lalu menyatukan jari kelingking mereka.

"Janji!" Vino tersenyum lalu merentangkan tangannya ingin memeluk namun Shani langsung menahan tubuh Vino.

"Jangan. Aku gak kuat kalau di peluk kamu nanti malah gak mau lepas"rajuk Shani seperti anak kecil. Vino tertawa lalu mengacak poni Shani, ia menatap dalam ke arah mata Shani menahan mulutnya untuk tidak mengucapkan perasaanya selama ini yang nantinya akan membuat Shani sedih. Mungkin ia akan mengungkapkan perasaanya itu saat ia kembali lagi ke sini.

Aku pura-pura mengikat tali sepatu
Dan menahan rasa sayang ini





Random banget dah nulis ginian wkwkkwk.
Gaktau deh ngefeel atau enggak :))
Terimakasih yg udah mau baca btw...

Vote commentnya jangan lupa~

Kumpulan CoretanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang