CHAPTER I : Kemunculan Perdana

15.5K 511 34
                                    

"Berapa IP mu baru-baru ini Dee ?" tanya Christy sembari terus mendrible bola basket, mencoba melewati Dee dengan baju olah raga ketat bertuliskan Lucian Art Academy di punggung mereka berdua.

"Christy, Christy ! kau selalu saja ambisius, apakah tidak ada topik lain yang ingin kau tanyakan ke mahasiswa lain selain hal itu ?" sela Rocky dengan nafas terputus-putus akibat bicara sambil melakukan push-up di atas martas tebal berwarna hijau.

Hal ini merupakan rutinitas bagi segenap mahasiswa Lucian Art Academy untuk datang dan melatih otot serta kebugaran mereka di gymnasium kampus. Terdapat banyak sekali peralatan dan permainan yang dapat di gunakan oleh mahasiswa untuk berolahraga, walaupun terlihat mayoritas mahasiswa lebih memilih untuk bermain basket bersama-sama.

"Baiklah aku satu tim dengan Dee, sisanya terserah kalian" Rocky secara sepihak memutuskan pembagian tim pada permainan basket three on three kali ini, membuat dirinya berada satu tim dengan Dee dan Glory, melawan Abygael, Steve dan juga Christy.

Faktanya adalah, walaupun Steve bertubuh jangkung dan lihai dalam bermusik, tetapi beda halnya dengan permainan Basket. Steve sama sekali tidak dapat melakukan Dribbling secara sempurna, bahkan sekali-kali melanggar peraturan.

"You know what ! I quit, look at the score !" kata Steve sembari menghela nafas beberapa kali akibat kelelahan dan kalah dengan skor telak, 23 - 17.

"Jangan menyerah dulu kak, biar ku tunjukan kepada mereka, siapa Aby yang sebenarnya" Abygael menyisingkan lengan baju miliknya dan bertukar posisi dengan Steve, "biar aku yang akan menjaga bocah tengik ini"

"with all of my pleasure, yang mulia Abygael !" Dee mengejek gadis pujaannya itu dengan setengah membukuk layaknya budak kepada sang majikan.

Hal yang mustahilpun terjadi, ketika Dee dengan begitu mudahnya melewati Steve yang bertubuh jangkung itu, sekarang begitu berbeda, Dee kesulitan mencari celah agar dapat terlepas dari penjagaan Abygael.

"Wow kau hebat juga rupanya" senyum Dee sambil terus mendribel bola.

"haha itulah mengapa kau begitu menyukaiku" tawa Aby membuat Dee merasa tidak nyaman. Dee masih teringat jelas tentang penolakan yang dilakukan Aby terhadapnya, dan betapa berbedanya sikap Aby nanti jika ia, sedikit saja, menunjukan perasaannya.

"Apa yang dikatakan anak ini ? aku harus menjaga sikapku" gumam Dee dalam hati.

"Haha kena kau ! dasar pria baperan" Aby berhasil merebut bola saat Dee hanyut dalam lamunan cintanya. Dengan cekatan, Aby berhasil melewati Rocky yang dibuatnya mati langkah dan terjatuh dengan wajah cemberut.

"Aku tidak tahu di mana kau mempelajarinya Aby, tapi yang jelas kau tidak akan berhasil menggunakan teknik akle breaker itu padaku !"

Aby bukannya bergerak ke kanan ataupun ke kiri demi mengecoh pemain terbaik turnamen basket itu, melainkan ia mencondongkan badan kedepan hingga wajahnya dan wajah Dee hanya berjarak beberapa senti saja.

Dee kehilangan konsentrasi akibat jantungnya yang kini berdegub begitu kencang. Ia mencoba untuk melepaskan diri dari posisi yang membuatnya janggung ini. Hingga tanpa sadar, Dee tersandung kakinya sendiri dan terjatuh ke arah belakang.

"That's my ankle breaker, special for you Dee" setelah berhasil menjatuhkan penghadang terakhirnya, Aby mencoba melakukan shoot. Dengan sekuat tenaga, ia mencoba menembakan bola basket dengan tangannya yang kurus itu.

"Kyaaaaaaa !" teriakan Aby berhasil mencuri perhatian mahasiswa yang berada di dalam Gym.

"What's wrong Aby ?" Steve dengan cepat menghampiri kemudian mencoba menenangkan Aby, yang jelas mengundang benci dari hati seseorang yang masih terbaring lemas akibat Ankle breaker milik Aby barusan.

"Aku aku aku, me me lihat"

"Apa yang kau lihat Aby ?" tanya Dee yang coba mengambil posisi dekat Aby, tetapi terhalang oleh tubuh Steve yang kini merangkul hangat gadis yang sangat dicintai Dee itu.

"Aku akan membawa Aby ke UKS, kalian lanjutkan permainannyaa" kata Steve sembari menuntun Aby keluar dari dalam Gymnasium.

"Steve !" Panggil Dee, "Mungkinkah ?"

"Iya kau benar Dee, dia di sini" jawab Steve dengan tatapan menyeramkan yang seakan mengisyaratkan bahwa Dee, Aby dan juga segenap mahasiswa Lucian Art Academy kini berada dalam bahaya.

☆ ☆ ☆

"Hmmm dia selalu saja mendapat perhatian lebih, emangnya apa hebatnya Aby, karnya tidak terlalu bagus, dan di pandai bermain bas--, oh tidak, dia sangat hebat dalam mendrible bola basket" kata Christy dalam hati yang hanya tinggal sendiri di dalam Gym ditemani bola basket yang terus ia coba masukan kedalam ring.

"Huuft ! andai saja Dee lebih memperhatikan aku dari pada Abygael"

"Maka bunuhlah ia !"

"Siapa itu ?" teriak Christy kaget ketika mendengar suara parau seorang wanita di dalam Gym yang bergema. Christy melirik setiap sudut ruangan, tetapi tidak ada siapapun selain dirinya.

"Ayo keluarlah kau ! jangan bermain-main dengan gadis peraih peringkat pertama di Lucian art" teriak Christy kepada ketiadaan, kemudian ia berbalik dan begitu tergejut dengan apa yang dilihatnya, sosok perempuan berambut panjang dengan wajah yang tak karuan berdiri tepat di hadapannya, memakai kemeja putih yang telah bercampur dengan tanah dan darah. Seketika ia memuntahkan cairan merah menjijikan dan begitu bau kedalam mulut Christy yang terngagah akibat kaget dan ketakutan.

Setelah melakukan perbuatan tidak senonoh itu kepada Christy, kini sosok itu menghilang dan meninggal Christy yang terbaring tidak sadarkan diri di lantai Gymnasium.

______________________________________________________________________________________

Note :
Silahkan baca kisah sebelumnya dalam novel UNIVERSITAS PENYEMBAH SETAN, http://my.w.tt/UiNb/rSHUL42b7t

Tengah Malam DI KampusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang