CHAPTER 2

26 1 0
                                    

Pagi-pagi sekali aku memasakkan sarapan untuk Isky. Mengingat semalam Papah menelponku dan berkata tak sempat pulang dan keluar kota untuk beberapa hari.

Jam menunjukan pukul enam. Namun Isky belum juga turun untuk sarapan.

'Kekamarnya aja deh' fikirku. Saat hendak kekamar Isky langkahku terhenti karna orang yang ingin ku hampiri sudah lebih dulu menampakan senyum ceria nya pagi ini.

"Loha kak.. Morning good" katanya berteriak memecahkan keheningan dipagi ini. Aku hanya tersenyum lebar.

"Loh Papa mana, Kak?" tanyanya sambil menarik kursi.

"Keluar kota dari semalem" kataku wajah cerianya berubah sedih. "Ngga papa kan ada Kaka. Nih nasgornya" lanjutku. Isky tersenyum dan menyantap nasi goreng yang kubuat.

"Nanti kaka jemput jam setengah sepuluh di sekolah ya" kataku

Dia mengangguk dan menghabiskan nasi goreng dipiringnya.

Tak berapa lama Isky membanting pelan sendoknya. Kebiasaan jika selesai makan.

"Selesaaaaaii" katanya mengelus perutnya. Walaupun berkali-kali dimarahin Papa jika membanting sendok setelah makan namun Isky tetap mengulanginya. Dan pasti sangaaaat lucu.

"Kak lu bengong mulu" cibirnya.

"Ahiya?emang lo ngomong apa?" tanyaku. Dia mendengus

"Uh sebel! Nanti jemputnya jangan telat" kata Isky setengah teriak.

"Oh iya iya hahaha"

"Dah gue berangkat" kata Isky menghilang dibalik pintu.
Fyi, Isky kalo pagi-pagi itu sukanya naik kendaraan umum. Kopaja misal.

Aku merapikan piring bekas sarapan tadi dan langsung mencucinya. Setelah mencuci piring, aku kembali masuk kekamarku dan mengambil handphone lalu turun keruang tv. Tergulang-guling malas sambil menonton acara tv yang itu-itu saja. Menunggu sampai jam setengah sepuluh rasanya lama sekali. Aku sangat bosan. Kulirik jam besar yang tergantung di dinding.

'Ck! Baru juga jam delapan' batinku. Aku memutuskan untuk memasang alarm tepat jam sembilan, karna sisanya aku pakai untuk siap-siap. Selesai memasang alarm aku pun memejamkan mata dan segera kembali terlelap. Namun beberapa saat sebelum sampai kealam mimpi sebuah suara mengagetkanku.

Drrrrttt drrrrttt..

"Hah hah sudah jam sembilan?cepat sekali" kataku panik. Saat melihat handphone, rupanya suara handphone itu bukan menandakan bunyi alarm melainkan bunyi ada yang menelpon.

Nover?

"Iya hallo? Sorry lama"

"Lo udah siap belom? Gue jemput ya?"

Aku yang mendengar perkataan Nover sontak melihat kearah layar dan melihat hari apa sekarang.

"Lo sakit jiwa ya Ver? Sekarang hari rabu. Mana ada jam kita!" kataku kesal. Suruh siapa mengagetkan orang.

"Lo bangun tidur ya?"

"Hemm"

"Sekarang kita ada tugas kelompok. Lo pikun?"

"Ah astagah gua lupa tugas Pak Doni. Oke gue siap-siap dulu"

"Dasar nenek-nenek haha"

Aku mendengar kekehan dari seberang sana.

"Gue bisa denger, NOVER!" kataku

Klik

Kumatikan pembicaraan tak jelas tadi secara sepihak. Dan bergegas bersiap-siap. Namun baru saja bangkit berdiri handphone ku kembali berbunyi.

How do You so Iحيث تعيش القصص. اكتشف الآن