"Dia sahabat kekasihku" jawab El tegas

"Kekasih? Kau sudah melupakan aku? Aku masih tunanganmu El" Renita menarik tangan kiri El dan menggenggamnya

Tapi El dengan cepat menepis tangan Renita "Tunangan?? Aku sudah melupakan status itu sejak kau pergi diam-diam untuk menikah dengan sahabatku sendiri !"

Renita kaget tapi dengan hitungan detik ia sudah merubah ekspresinya "Aku tidak punya pilihan saat itu El. Aku hanya mencintaimu sampai sekarang. Percaya padaku"

"Pergi Renita. Kau tidak perlu membahas yang dulu. Biarkan semua menjadi masa lalu. Aku sudah memiliki masa depan dengan kekasihku"

El keluar dari rumah Wenda meninggalkan Renita sendiri di dalam sana. Kehadiran Renita memang tidak merubah apapun. El tetap mencintai Saras

El duduk di bangku taman menatap pekatnya langit malam. Udara dingin menusuk kedalam tubuh El, ia tidak menghiraukannya

El menutup matanya menikmati cuaca malam ini. Tiba-tiba sepasang lengan memeluk leher El dari belakang. El menghirup parfum yang sudah sangat ia kenal

"Kenapa kau di luar? Aku menyuruhmu untuk menunggu di dalam" Saras berbicara dengan lembut di telinga kanan El

"Aku hanya ingin menikmati udara malam hari. Kau tau darimana aku disini?"

Saras melepaskan lengan nya dan duduk di samping El "Hatiku mengatakan kau ada di taman. Makanya aku kesini"

El tersenyum memeluk Saras. Saras diam merasakan hangat di dalam hatinya saat El memeluknya

"Sepertinya akan hujan. Ayo kita kedalam" ajak Saras

"Sebentar lagi. Aku hanya ingin menikmati waktu berdua denganmu" ucap El yang mengeratkan pelukannya

Saras hanya pasrah. Sebenarnya Saras nyaman dengan posisi seperti sekarang ini. Tapi Saras tidak ingin El sakit karna udara malam hari kurang bagus untuk kesehatan

"El" suara dari belakang mereka membuat Saras dan El membalik badan

Saras merasakan tubuh El membeku. Renita berjalan mendekat. Saras memperhatikan dalam diam. Saras tau perempuan ini mantan tunangan El. Perempuan berambut pirang yang memeluk El di parkiran kantor

"El lepaskan pelukanmu dengan perempuan itu" Renita memicingkan mata melirik Saras

Bukannya melepaskan El justru mengeratkan pelukannya membuat Renita semakin geram

Dengan keras Renita menarik rambut Saras. Saras meringis kesakitan

"Lepaskan tanganmu Renita !" teriak El

Renita mengeluarkan senyum smirknya "Tidak akan ku lepaskan sampai kau kembali denganku lagi"

Emosi El sudah di ambang batas. Apalagi melihat wajah Saras yang kesakitan membuat El mendekati Renita. Renita tersenyum menang. Dengan cepat El melepaskan tangan Renita, menyentaknya hingga Renita kehilangan keseimbangan dan jatuh di depan Saras dan El

"EL APA YANG KAU LAKUKAN!" teriak Renita dengan wajah merah padam

El membawa Saras dalam pelukannya "Jangan pernah sentuh kekasihku kalau kau tidak ingin menerima akibatnya !"

Saras mendongak mendengar ancaman El. Baru kali ini Saras melihat El murka. Sedangkan Renita membelalakan mata mendengar ancaman El. El tidak pernah main-main dengan ancamannya

El membawa Saras pergi dari hadapan Renita. Saras hanya diam mengikuti langkah El menuju mobilnya. Saras duduk di samping El. El menenggelamkan kepalanya di balik kemudi. Saras mengelus punggung El mencoba menenangkan emosi yang menguasai El

"Maafkan aku" ucap El lemah

Saras tersenyum tipis "Kau tidak bersalah. Buat apa kau minta maaf"

"Maaf aku tidak bisa menjaga mu dari Renita"

"Aku tidak apa-apa. Lupakan saja. Ceritakan aku tentangmu dan Renita"

El mendongak menatap mata teduh milik Saras "Kau yakin?"

Saras mengangguk dengan semangat

"Sebelum aku cerita. Aku mau anter kamu ke rumah sakit dulu. Kita cek kepala mu yang di serang Renita" El menghidupkan mesin mobilnya

"Tidak perlu El. Aku baik-baik saja"

"Kau bilang baik-baik saja? Gimana kalau kau gegar otak?"

Saras bersedekap dada "Tidak usah lebay El. Aku hanya di jambak bukan terbentur trotoar jadi aku tidak mungkin gegar otak"

"Pokoknya kau harus di cek"

"Aku tidak mau. Kalau kau memaksa aku tidak mau bertemu denganmu lagi"

El menghela nafas pasrah. Berdebat dengan Saras sangat menguras tenaganya

"Baik kita tidak akan ke rumah sakit. Tapi kau harus ke klinik untuk di cek" ucapan El sukses membuat Saras melotot tidak percaya

Itu sama saja bukan? Dasar El idiot !







Bersambung...

Budayakan Vote dan Comment sebelum membaca part selanjutnya 👍


FUTURE HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang