“kelihatan kan belangnya” ucapku cuek.

Dasar, cewek lancang!! Berani banget sih nyeret – nyeret kisah tragisku sama Gilang!! Pake ngatain aku cewek manja gak jelas pula!! Mas Tian gak pantes dapat ni cewek iblis!!

“percuma ngomong sama anak kecil ingusan kayak loe” katanya sambil meninggalkanku sendiri dan menyusul mas Tian yang sedang mengantri minuman disalah satu tempat makan.

Tuh kan nyebelin.

Aku hanya bisa duduk disalah satu kursi menunggu mas Tian dan mbak Winda beli minum. Apapun yang terjadi mas Tian kudu putus sama mbak Winda. Gak mau juga kan aku punya kakak ipar kayak monster begitu. Nyeremin.

Sudah hampir setengah jam aku duduk disini menunggu kehadiran mas Tian dan mbak Winda namun kedua sosok tersebut tidak kunjung datang. Ih, mereka berdua ngantri beli minum apa ngantri bikin beli tiket konser sih, lama banget. Dengan sebal aku berdiri dan melihat kearah tempat dimana mereka tadi mengantri, namun tak satupun dari mereka yang kulihat. Jangan bilang kalau aku ditinggal sendirian disini!! Gawat!!

Dengan panik aku berjalan menuju antrian minuman dan berharap menemukan mas Tian dan mbak Winda disana, namun harapanku pupus sudah ketika kedua sosok tersebut hilang entah dimana. Kemudian aku memutuskan untuk berkeliling disekitar sini untuk mencari keberadaan mas Tian. Ini pasti ulahnya mbak Winda!! Dasar nyebelin!! Sambil mencoba merogoh hape di kantung tasku, aku terus saja berjalan tanpa arah. Sampai akhirnya aku baru sadar kalau aku meninggalkan hapeku dirumah. Sial.

Aku merasa seperti anak hilang disini. Berjalan kesana kemari tanpa arah, sendirian dan menyedihkan. Siapapun, temukan aku!!

Terakhir kali aku sendirian mencari orang adalah sebulan yang lalu. Dan itu karena Gilang. Yah, karena Gilang aku mbuntutin dan mencari mas Natan yang kebetualan punya tiket film yang ingin banget aku tonton. Mas Natan, kenapa aku jadi kangen sosok itu sih.

Sekarang aku sedang berdiri sendirian di ramainya tempat ini. Dan aku sangat bingung mau nyari mas Tian kemana. Lihat banyak orang begini malah bikin aku pusing.

“Kina??” terdengar seseorang memanggil namaku.

Suara itu. Aku kenal suara itu.

Dengan tidak yakin aku menoleh kearah suara tersebut. Dan benar saja, sekarang aku mendapati mantanku yang brengsek sedang berjalan kearahku dengan mukanya yang berseri – seri. I hate that face!! Setelah mengetahui hal tersebut, aku langsung lari menjauh darinya.

“Kina sayang, tunggu. Aku mau ngomong” terdengar suaranya sedang memanggilku dari arah belakang.

F*ck you!!

“Kina aku mohon” ucapnya lagi yang sekarang sedang menyekal lenganku. “dengerin aku dulu Kina”

“gak mau!!” bentakku marah.

Kenapa aku harus bertemu sama Gilang disini sih!! Apalagi sekarang aku sedang sendirian pula!! Mas Tian, kamu dimana. Hiks.

“Kina, maafin aku. Aku memang salah, berikan aku kesempatan sekali lagi. Please”

“iya aku maafin, udah sana pergi!!” bentakku lagi sambil mencoba melepaskan cengkraman tangannya dari lenganku.

“Kina, aku pengen kita balikan. Selama sebulan ini aku benar – benar gila mencarimu kemana – mana…”

“Gilang, lepasin. Kamu nyakitin aku” kataku ketika aku merasakan cengkramannya yang semakin kuat.

“maaf” kemudian Gilang melepaskan cengkraman tangannya pada lenganku. “tapi Kina, plis dengerin aku dulu”

Love Will RememberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang