9. -Bad day?

117 16 4
                                    

Berbeda seperti hari biasa nya, kali ini Alyn tidak langsung masuk kelas ia memeriksa loker nya terlebih dahulu.


Dan seketika itu pula ia bergumam.

"Gue gtw kenapa orang-orang harus  ngasihin ini semua"gumamnya sambil menyorotkan wajah sedih ke dalam loker (setumpukan hadiah)

Memang sudah terbiasa bagi Alyn jika didalam loker nya terdapat banyak barang-barangnya. Mungkin kalian berfikir "iyalah itukan loker lu ya pasti banyak barang lu"

Tidak.

Bukan..

Sayang nya barang itu semua bukan milik Alyn. Barang tersebut adalah barang milik orang-orang yang dengan suka rela memberikan nya kepada Alyn.

Suka rela? Bukan maksud menghina, tapi percayalah Alyn adalah perempuan yang kaya. Masih ingat bukan? Alyn adalah seorang pemilik coffee shop.

Alyn sendiri bingung, kenapa mereka selalu menyimpan itu semua di lokernya. Namun seorang Vika memberi tahu nya "Lo harusnya beruntung bukan malah ngedumel, orang-orang itu artinya sayang sama lo"

Dan ya, barang tersebut mayotiras pemberian dari laki-laki. Itulah yang kadang menyebabkan Alyn jengah dengan barang-barang tersebut.

Dalam fikiran Alyn semua laki-laki sama saja. Mereka sangat menyukai sesuatu hal untuk didapatkan, namun ketika mereka telah mendapakan nya mereka tidak dapat menjaga nya dengan baik, itulah yang disebut obsesi menurut Alyn.

Alyn pun langsung masuk ke kelas. Namun, seperti nya sudah ada orang lain didalam kelas. Alyn pun memasuki kelas dan malah disuguhi dengan pemandangan Aldric yang sedang membersihkan telapak tangan nya. Tapi dia adalah Alyn, dia tidak teralu peduli dengan keadaan sekitarnya.

Begitu pula dengan Aldric, dia malah sangat bersyukur karena teman satu meja nya itu tidak cerewet. Akhirnya mereka pun melanjutkan aktivitas mereka masing-masing. Alyn  menduduki kursinya, dan Aldric membersihkan telapak tangannya.

Aldric POV

Gue liat si Alyn belom dateng. Kayaknya cerita anak-anak salah deh. Cerita kalo Alyn penunggu sekolah, alasannya karena dia yang sering datang paling pagi. Gue langsung duduk di kursi gue, terus gue balutin tangan gue sama kassa.

Gak lama, gue denger orang masuk kelas. Alyn. Kayaknya gue harus tarik omongan gue tadi.

Alyn sempet ngeliat kearah gue, tapi dia langsung duduk nyender sambil liat ke depan. Emang cuek ya si Alyn, Seengganya tanya kek gue kenapa?!. Wait, kenapa gue kesel? Udah sukur dia kagak cerewet kek kebanyakan cewek.

Akhirnya gue ngeliat tangan dia yang di balut sama kassa. Luka? Hmmm peduli bagong deh... dia aja ga nanya.

*****

Waktu istirahat Alyn ia habiskan dengan duduk di kursi taman. Ditemani dengan novel dan earphone nya. Namun siang ini dia tidak dapat menyendiri dengan tenang, karena adik kelas nya (yang sedang melakukan OSPEK) meminta tanda tangan nya. Dan mereka kebanyakan laki-laki. Jadi, dia memutuskan untuk menghindari nya dan langsung lari.

Bukan nya Alyn sombong atau apalah, tapi Alyn mempunyai trauma kepada laki-laki. Alyn terus berlari tanpa memperhatikan yang ada di depan nya, yang Alyn lihat hanyalah kumpulan laki-laki yang mengejar nya dibelakang.

Alyn yang masih dikejar para adik kelasnya terus membatin  "Gila ni OSIS sama MPK kenapa harus nantangin adik kelas buat minta ttd kakak kelas sih" batinnya hingga ia menubruk seseorang didepannya.

Dugh...
Aw...

"Belakang laki, depan laki mati aja idup gue" batin Alyn sekali lagi, setelah melihat Aldric yang ia tubruk.
Beberap detik mereka terdiam, sampai Alyn dan Aldric berlari kearah yang sama.

Belakang sekolah, Alyn dan Aldric sampai di belakang sekolah. Merekapun menghembuskan nafas lega setelah melihat para adik kelasnya sudah mulai tidak mengejar.

Entah apa yang terjadi, hingga Alyn dan Aldric melakukan eye contact dan merekapun saling menarik tangannya masing-masing. Dan siapa yang tahu selama mereka berlari ternyata mereka saling menggenggam.

"Sorry" ucap Aldric yang tersadar lebih dulu, sambil melihat wajah Alyn.

Lucu, itu yang ia fikirkan. Wajah Alyn yang merah karena berlarian, anak-anak rambut yang tergerai, belum lagi keringat yang membasahi wajah merahnya seperti tomat matang yang baru di cuci.

Alyn yang mendengar ucapan Aldric hanya mengangguk. Terbesit difikiran Alyn mengenai tangan Aldric yang tadi ia genggam, pasalnya tangan yang tadi ia genggam itu dibalut kassa.

"Tangan lo?" Akhirnya Alyn bertanya.
"Oh gpp" ucap Aldric.
"Bagus deh" ucap Alyn sambil menghela nafas dan meringsut duduk.

Dan seketika itu pula, Aldric tertawa melihat ekspresi yang ditunjukkan Alyn.

"Hahahah, muka lo"  ucap Aldric masih tertawa.
"Paan sih?"tanya Alyn sambil menengadah. Pertanyaannya tidak kunjung dijawab, tawa Aldric lah yang mengisi.

Alyn yang mulai kesal meninggalkan Aldric sendirian sambil mengucapkan "jayus lo" dengan wajah dingin yang dapat membekukkan suasana.

Gtw deh, itu tangan si Aldric kok bisa luka gitu... di next part bakal dikasih tw ga ya.....

And, disini ceritanya si Alyn tuh sering banget dikasih kado, dan dia(Alyn) sering ngedumel karena loker nya dipenuhin sama kado-kado. So, Vika ngasih tw Alyn deh.... thanks..

Ai ajuns la finalul capitolelor publicate.

⏰ Ultima actualizare: May 23, 2018 ⏰

Adaugă această povestire la Biblioteca ta pentru a primi notificări despre capitolele noi!

Asperger GirlUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum