1. Elyshia Nesya Percival

Start from the beginning
                                    

🎭🎭🎭

Sudah hampir dua jam dan sampai sekarang Rayap belum sampai. Hal yang kulakukan sejak tadi hanyalah berjalan kesana kemari sembari mengecek ponselku.

Lagi-lagi aku terkena kebohongan yang Rayap buat. Mana yang katanya lima menit lagi akan tiba? Sabar, Nesya, sabar.

Biip..biip..

Aku berjalan mendekati jendela kamarku, saat itu juga kudapatkan Rayap tengah keluar dari mobilnya.

Sekali lagi aku kembali memeriksa penampilanku di cermin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sekali lagi aku kembali memeriksa penampilanku di cermin. Outfit Of The Day 'ku kali ini hanyalah dress selutut berwarna peach, sneakers berwarna navy, dan sling bag berwarna navy juga. Rambutku, aku biarkan terurai. Wajahku hanya aku poles dengan bedak tabur bayi dan sedikit liptint di bibirku.

Aku melangkah keluar kamar, terlihat Rayap sedang duduk di sofa sambil memainkan ponselnya. Rayap menoleh ke arahku. Menatapku dari atas hingga ke bawah dengan tatapannya yang dalam.

"Dua jam ya, Ray." Ucapku sarkas.

Rayap mengerjapkan kedua matanya, lalu menggaruk hidung runcingnya canggung, "Minta Tissue, Sya." Jawab Rayap tanpa memedulikan ucapan kesalku.

Aku mendengus pelan lalu berjalan mengambil sekotak tissue, "Banyak banget. Satu aja."

Kuputar malas kedua bola mataku, lalu mendengus kesal, "Banyak mau banget sih!" sengitku.

Rayap tertawa kecil, kemudian lelaki itu melirik jam tangannya, "Gece ayo, udah ngaret banget ini. Lama banget sih lo!"

Kedua mataku membulat sempurna mendengar perkataan Rayap. Bisa-bisanya dia mengatakan hal itu, padahal dirinya sendiri yang membuatnya lama!

Aku menatap malas wajah Rayap yang tengah menahan tawa. Entah apa yang dia tertawakan, aku kesal! "Kok anda ngga ngaca ya? Apa perlu Nesya ambilin kaca?" sungutku kesal, lalu beranjak pergi keluar rumah,

"Bang, Nesya berangkat!" teriakku, agar bang Arsya yang sedang di ruang TV bisa mendengar suaraku.

"Iyaa hati-hati, Dek!"

Aku masuk kedalam mobil hitam metalik milik Rayap, rasa ngantuk menghinggapi diriku. Mungkin karena aku terlalu lama menunggu. Menunggu memang hal yang sangat menyebalkan.

"Hoaaam."

"Ngantuk, Mba?" tanya Rayap sembari mengenakan seatbelt, kemudian menyalakan mesin mobil dan mulai mengendarainya.

Aku mencubit pinggang Rayap kesal. "Adaaaw sakit, Sya, sakiit!" Sungutnya.

"Tadi katanya lima menit lagi sampe! Rayap tau NATO ngga? No Action, Talk Only!" teriakku tepat di telinganya lalu melepas cubitanku. "Kesel gue sama lo, bodo amat!" Lanjutku.

Geandert [Completed]Where stories live. Discover now