Kerja Keras Kami

10.8K 548 0
                                    

Keesokan harinya kami sudah mulai bekerja keras demi melunasi hutang-hutang kami. Ayah yang bekerja sebagai petani kin pun menambah pekerjaannya dengan menjadi kuli panggul pada malam hari di pasar dan pagi nya ke sawah. Ibu yang dulunya penjual kue kini pun harus menambah pekerjaannya menjadi buruh cuci. Mereka banting tulang demi aku. Aku pun bekerja untuk membantu mereka. Setiap pulang bekerja dari toko aku selalu melihat wajah mereka yang amat begitu lelah. Aku tak sanggup melihat mereka kelelahan di usia yang sudah menginjak senja ini.

Malam hari ketika qiyaumul laill. Di sujudku yang terakhir sedikit ku panjangkan. Aku menagis dalam sujudku. Aku tidak sanggup melihat kedua orang tuaku seperti ini. "Assalamu'alaikum waroh matullahi wabarokatuh.."kataku menoleh kekanan dan kekiri. Ku usap mukaku yang sudah penuh dengan air mata. Lalu aku mulai memanjatkan do'a kepadaNya.

"Ya Allah....ya tuhanku.....hamba tidak sanggup melihat orangtua ku seperti ini, hamba tak sanggup melihat mereka bekerja keras di masa tuanya.........hamba sudah membuat mereka susah Ya rab, ya Allah hamba tau mereka sangat menyayangi hamba, namun apa yang hamba lakukan sekarang, malah membuat mereka susah. Ya Allah hamba mohon bantu hamba untuk membahagiakan mereka......hiks. Hamba mohon berikan kedua orang tua hamba kesabaran, kebahagian serta kemudahan dalam hidup di masa tua seperti ini. Janganlah engkau memberi mereka dengan cobaan yang begitu berat ya Allah. Hamba tau engkau memberi kami ujian agar semata-mata kami selalu mengingatmu dan Hamba tau engkau tidak akan memberi ujian di luar melebihi kemampuan kami. Ya Allah mudahkanlah.......berikan mereka, orang tuaku kekuatan Ya rab." do'aku di sela-sela tangisku.

Kemudian kulanjutkan dengan membaca do'a untuk kedua orang tua dan ku akhiri dengan do'a sapu jagad. Sambil menunggu waktu shubuh ku lanjutkan dengan murrotal Qur'an.

Besok adalah hari yang di tentukan oleh Pak Roni si Rentenir itu. Ayah dan ibu berada di kamar dan sedang menghitung uang yang mereka kumpulkan. Tak lama aku pun ikut masuk dan aku menyerahkan uang tabungan dan hasilku bekerja. Namun setelah kami kumpulkan uangnya tetap tidak cukup. Uang itu hanya terkumpul 14 juta yang masih jauh dari hutang kami sekeluarga.

Assalamu'alaikum readers.....kali ini autor kasih langsung 2 chapter. Ya semoga kalian suka sama alurnya. Maaf kalo ada typo.

Di tunggu ya chapter selanjutnya mungkin akan agak lebih panjang.

Salam autor.

Cintai Aku Karna Allah, (Pindah di Dream) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang