Three

7.1K 620 13
                                    

Sisi membuka pintu kamarnya yg sederhana. Kemudian melepas sepatu dan meletakan tas dan buku2nya diatas meja. Lalu ia menghempaskan tubuhnya keatas kasur empuk yg sedari tadi menggonanya.

Sisi merasakan lelah pada tubuhnya. Seharian ini ia menghabiskan waktu di kedai tanpa istirahat. Dan saat merebahkan tubuhya diatas tempat tidur. Ia benar2 merasa nyaman.

Sisi menatap kearah langit2 kamar yg bermotif bunga2 itu. Sebuah senyum nampak tersungging pada bibir tipisnya.

Tiba2 ia mendengar ponselnya berbunyi di atas nakas. Dan membuat si empunya dg cepat meraih ponsel itu.

Sisi mengkerutkan dahinya saat menatap layar ponsel yg bertuliskan nomor yg tidak dikenal. Namun sesaat kemudian senyum tipis kembali tersungging.

Mungkinkah?

Buru2 Sisi menggeser layar ponsel itu dan menempelkan pada telinganya.

''Hallo''ucap Sisi saat menjawab panggilan teleponnya.

Sebuah suara berat langsung terdengar menggema dibalik panggilan itu.

''Terimakasih untuk hari ini ''

Sisi nampak berusaha mengatur jantungnya yg berdegup kencang saat mendengar suara itu. Suara yg langsung membuat aliran darahnya berdesir.

''Sa-sama2, Sir. Ehmm maksudku, Digo!!''saut Sisi grogi.

Terdengar kekehan dari balik panggilan yg ternyata adalah Digo.

'' Apa sangat susah hanya dg memanggilku Digo? ''saut Digo lagi.

''Ti-tidak. Hanya aku harus membiasakannya''ucap Sisi ''Ap-apa dia sudah tidur?''tanya Sisi pada Digo.

'' Siapa? ''

''Abel''

'' Ya. Sejak pulang dari kedai kakekmu tadi. Dia tidur sangat nyenyak. Mungkin kekenyangan gara2 pie lezat buatan nenekmu itu '' ucap Digo.

''Syukurlah kalo begitu''

Suasana hening sejenak.

'' Tidurlah! Maaf jika aku mengganggumu! ''

Sisi menggeleng pelan.

''Tidak! Kamu tidak mengganggu. Sungguh!''saut Sisi cepat.

'' Tidurlah! Selamat malam! ''

Setelah menjawab ucapan Digo. Sisi mematikan ponselnya. Ia menatap pantulan dirinya di cermin. Ada segurat warna merah dipipinya. Dan senyum yg senantiasa terukir dari pipinya.

Sisi menggi2t bibir bawahnya kemudian menutup wajahnya dg kedua tangan.

Oh God, what happend to me?

Sisi membalik tubuhnya. Kemudian berjalan menuju kamar mandi. Mungkin air dingin bisa menyegarkan pikirannya.

Sementara itu.

Disebuah penthouse yang sangat besar.

Digo berdiri dg segelas whisky ditangannya. Ia menatap gemerlap kota Paris dimalam hari dari balik jendela kamarnya.

Ada yang aneh dg dirinya. Digo merasa jika ada hal yg berbeda saat mendengar suara gadis yg beberapa saat lalu ia dengar.

Gadis yg selalu menunduk malu di hadapannya dg bibir tipis yg selalu dia gi2t. Gadis yg mempunyai nama sama dg wanita hebat yang sangat berarti dalam hidupnya hingga saat ini. Wanita yg telah memberinya seorang putri kecil yg sangat cantik.

Pumpkin PieWhere stories live. Discover now