4.1 Petualangan Piala Grace (part 1)

12.9K 350 8
                                    

Roger Johnson
"Watson," kata Mr. Sherlock Holmes dari jendela yang menganjur, tempat ia sudah berdiri sejak setengah jam lalu, menatap dengan murung ke bawah ke jalan, "bila aku tak salah, kita mendapat klien."
Aku sangat senang mendengar kegembiraan dalam suaranya.
Holmes menganggur dengan gelisah selama hampir seminggu, dan suasana hatinya maupun suasana hatiku yang buruk tak dibantu oleh langit mendung, berwarna timah bulan Maret dengan hujan yang terus-menerus, yang membuat luka lamaku amat sakit. "Seorang pria kaya," lanjutnya. "Mempunyai maksud tertentu dan bukan tanpa rasa percaya diri. Ah, ia sudah membayar kereta kuda dan sedang mendekati pintu kita. Mari berharap ia membawa sesuatu yang menarik."
Holmes berbalik dari jendela, dan pada saat itu kami mendengar dering bel pintu depan yang penuh tekad.

Semenit kemudian ibu kos kami yang baik telah mengantarkan seorang pria gemuk dengan rahang besar dan rambut abu-abu tebal ke dalam ruangan.
"Tuan-tuan," kata tamu kami, saat pintu menutup perlahan di belakang Mrs. Hudson, "nama saya Henry Staunton, dan saya korban pencurian yang sangat berani!" "Begitukah?" jawab Holmes, tenang. "Tolong duduk di kursi anyaman itu, Mr. Staunton. Nama Anda, tentu saja, saya kenal baik sebagai ahli benda-benda seni. Apakah ada suatu benda dari koleksi Anda yang dicuri?" Memang, sir. Memang! Saya akan langsung pada sasaran, karena saya tak suka berputar-putar, seperti, saya yakin, Anda juga. Lagi pula, saya ingin masalah ini diselesaikan tanpa penundaan sedikit pun.
Anda harus tahu bahwa saya baru-baru ini membeli piala emas ternama yang dikenal sebagai Piala Grace dari Sir Cedric Grace. Bisa saya katakan, benda itu cukup banyak menghabiskan uang saya - besar sekali jumlahnya, sir! Tetapi saya tidak mendendam tentang hal itu, karena piala itu unik, cukup unik. "Nah, sebelum mendepositkannya pada bankir saya, saya berketetapan untuk menyimpan piala itu di rumah saya sebentar saja, sehingga saya bisa mempelajarinya secara menyeluruh. Saya tinggal di The Elms,
di Hampstead, sebuah rumah yang sangat bagus, dekat Heath dan agak jauh dari jalan utama.
Ahem! Saya menyimpan piala itu di dalam lemari besi di ruang kerja saya, yang dibangun dengan kokoh ke dalam dinding, dan tersembunyi di belakang sebuah cermin. Anda bisa membayangkan kesusahan saya-kesusahan saya yang sangat besar, sir-ketika, pagi ini saya menemukan lemari besi itu terbuka dan piala itu hilang! "Saya orang yang menghargai privasi, Mr. Holmes, dan saya tak punya keinginan untuk mengijinkankan polisi resmi masuk ke tanah saya. Sebaliknya saya bertekad untuk bergantung pada keahlian dan kerahasiaaan Anda dalam masalah ini." Ia membuat sedikit gerakan melambai dengan tangannya, dan aku ingat penilaian temanku tentang Mr. Staunton sebagai seorang pria yang mempunyai rasa percaya diri besar. Holmes sendiri duduk diam, matanya tertutup dan kakinya yang panjang terjulur di depannya. "Anda sangat baik, Mr. Staunton," jawabnya lembut. "Namun, Anda pasti menghargai, bahwa saya harus mengetahui semua detail, betapa pun tak berartinya." "Tentu saja, sir, tentu saja. Yah, pelayan wanita saya, Robinson, memanggil saya pada pukul tujuh pagi ini, agak lebih pagi dari biasanya, dan ia berada dalam kondisi sangat kacau. Daripada mempercayai ceritanya yang agak tak koheren, saya langsung pergi sendiri ke ruang kerja saya, tempat saya menemukan pintu lemari besi terbuka dan jendela ruang kerja pecah. Dari sini, jelas, penjahat itu berhasil masuk, dengan mengulurkan tangannya melewati kaca yang pecah dan membuka daun jendela. Saya juga melihat dua baris langkah kaki berlari melintasi tanah kosong yang lembab dari tembok tinggi taman, dan kembali ke sana." "Kasus ini menunjukkan beberapa ciri aneh," komentar Sherlock Holmes, menatap klien kami dalam-dalam. "Apakah kami harus menganggap bahwa ruang kerja Anda menghadap tanah kosong?" Staunton mengijinkan ia sendiri tergelak kecut. "Tak ragu lagi hal itu tampak aneh bagi Anda, sir," katanya, "tapi masalah itu dapat dijelaskan dengan sederhana; tanah itu disiapkan untuk membuat halaman berumput baru, dan lempeng rumputnya belum ditanam. Ini hal yang menguntungkan, seperti saya yakin Anda pasti setuju, sir! Sangat menguntungkan, karena sekarang kita mempunyai petunjuk yang sangat jelas tentang cara pencuri itu keluar masuk. Sudah wajar bila saya meninggalkan instruksi keras agar jejak kaki itu dibiarkan tak tersentuh." "Sudah sewajarnya," Sherlcok Holmes menyetujui. "Baiklah, Mr. Staunton. Saya rasa kita sebaiknya langsung pergi dan meneliti tempat kejadian perkara. Watson, maukah kau memanggil kereta kuda?" Dalam perjalanan singkat ke Hampstead, kami mengetahui bahwa klien kami adalah seorang bujangan, tinggal dengan tenang bersama anggota rumah tangga terdekat seorang pelayan wanita, seorang juru masak dan seorang pelayan pria. Ia tak memelihara anjing, karena ia tak menyenangi binatang, dan satu-satunya hiburannya adalah bermain kartu dua kali semingggu-dengan taruhan, ia akui terus-terang-bersama seorang sepupu, seorang ahli pembuat senapan yang sudah pensiun bernama George Cresswell, yang tinggal di Mill Hill. Di bawah pertanyaan penuh tekad Holmes, ia lebih jauh lagi mengakui bahwa walaupun pelayannya tak ada yang mengetahui pembeliannya yang luar biasa, ia telah menyebutkan hal itu pada sepupunya. "Tapi Anda bisa menghapuskan kecurigaan terhadap George," katanya, "karena ia hanya berkomentar bahwa saya seharusnya mendepositkan piala itu dalam sebuah lemari besi bank sesegera mungkin. Lagi pula, sir, sepupu saya tak punya alasan mencurinya dari saya. Saya sebaiknya memberi tahu Anda bahwa sebagai hasil permainan kartu kami saya berhutang padanya dalam jumlah besar." Di The Elms, yang mempesonaku sebagai sebuah rumah besar yang dirawat oleh hanya tiga staff, kami pertama-tama diantar ke jendela ruang atas tempat para pelayan tidur dan kemudian dibawa ke sisi jauh bangunan, tempat kejahatan itu terjadi. Jelas, bila pencuri itu cukup tenang para pelayan takkan mendengar apa pun. Staunton sendiri mengaku bahwa ia orang yang tidur nyenyak. Holmes melakukan pemeriksaan teliti pada jejak kaki jelas yang tersebar, tepat seperti yang dikatakan pada kami, langsung dari tembok tinggi taman ke jendela ruang kerja dan kembali lagi. Tanah yang lembab mengawetkan jejak itu dengan mengagumkan, dan karena tak ada orang yang sempat melewati sebidang kecil tanah kosong mulus ini, tak ada jejak lain yang terlihat.

To be continue

Sherlock Holmes SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang