Chapter 6

3.2K 271 10
                                    

[Vote dulu baru baca]





Hari berikutnya, aku mencoba membuka mataku perlahan, tanganku mulai bergerak meraba- raba kasur bagian sampingku.

“uh, kak jimin nggk ada?” ya lagi- lagi kak jimin bangun duluan meninggalkanku.

“huh, dasar pemarah” gerutuku kesal, Aku bangun dan bergegas untuk mandi.

Hari ini aku ngin pergi mengecek keadaan cafeku. Oh iya apa aku belum pernah bilang kalau aku punya cafe?, ok akan aku jelaskan. Jadi saat umurku menginjak 17 tahun aku telah mempunyai sebuah cafe, cafe itu ku berinama seulbear. Aku membangun cafe itu dengan uang tabunganku sendiri tapi memang ada sedikit bantuan dari kak jaebum. Dan karena masalah menikah akhirnya aku jadi tidak pernah mengunjungi cafeku.

~”~”~”~

saat aku baru saja memasuki cafe, irene sahabat sekaligus kepala pelayan kesayanganku itu langsung berlari memeluku.

“ seulgii~, gila gue kangen bangen sama lo” ucapnya sambil menggoyang- goyangkan badanku.

“iya iya, tapi lo nggk usah goyang- goyang badan gue juga dong” seketika ia langsung melepas pelukannya tadi.

“ya ampun seul gue lupa, lo kan lagi hamil”ucapnya dengan tampangnya itu. “sorry sorry” lanjutnya dan aku hanya mengangguk.

“oh iya gimana keadaan cafe?” tanyaku.

“bagus kok, pelanggan yang datang perharinya makin meningkat” ya meskipun aku tidak ada di cafe tapi aku sangat mempercayai sahabatku ini.

“sukurlah kalo gitu” sahutku. Irene menariku kearah pojok cafe, dan menyuruhku duduk mengikutinya.

“oh iya gimana pernikahan lo?” mulai deh ni anak, nggk kak jimin nggk irene mereka berdua emang bener- bener tukang kepo.

“ya gitu deh” ucapku membuang nafas acuh.

“iih! cerita dong, kak jimin gimana sikapnya?, dia romantis nggk?” tanya antusias.

“kak jimin itu nyebelin banget, kerjaannya ngambek terus” aku melipat kedua tanganku di depan dada.

“ masa sih, setau gue kak jimin itu orangnya romantis” bhaks, romantis apanya tu orang, nyebelin iya.

“ romantis?, hah, lo tau bahkan setiap gue bangun di pagi hari pasti kak jimin udah nggk ada” irene memasang muka tak percaya.

“ padahal dia sendiri yang bilang kalo udah mencintai gue sebagai seorang wanita, kesel tau nggk”

“ mungkin elunya kali marah- marah mulu”

“kok jadi gue” aku tidak setuju dengan perkataan irene.

“iya, ya mungkin karena bawaan hamil kali  jadi lo marah- marah terus” iya kali ya, aku sendiri juga ngerasa kalo akhir- akhir ini emosi aku kaya nggk bisa di kontrol.

“ tapikan harusnya kak jimin itu peka, gue kan lagi hamil”

“bener juga sih”

.

Saat ini aku sedang membantu pekerjaan para pelayanku, aku disini bertindak sebagai kasir. Benar apa kata irene cafeku ternyata banyak pengunjungnya, bahkan aku sampai kewalahan untuk melayani pesanan- pesanan mereka.

Accident Where stories live. Discover now