Sick Hoseok

1.5K 55 7
                                    

Aku merebahkan kepalaku saat sang guru pamit meninggalkan kelas. Rasanya lelah sekali hari ini. Dan kurasa aku memang benar benar tertular flu. Kulirik namjoon yang sedang membereskan buku-bukunya.
"Namjoon-ah kau langsung pulang?", aku menghampiri bangkunya yang sudah rapi. "Iya, Jimin minta ditemani pulang sekarang"
"Aku ikut, tunggu aku", aku berjalan cepat dan segera membereskan buku-buku ku. "Kamu mau mbolos ekskul? Tumben". Katanya sambil mengangkat tangan tinggi tinggi, meluruskan otot.
"Hehehe gapapa lah sekali sekali, dirumah banyak yang butuh bantuan".
Kami berjalan keluar kelas dan menuju kelas Jimin. Kelas nya sudah sepi karena jam pulang memang sudah lewat. Hanya tersisa beberapa siswa yang malas pulang atau menunggu ekskul. Huft, kelasku yang keluar terakhir gara-gara guruku yang korupsi waktu.
"Minjung-ah, Jimin dimana?" Tanyaku pada salah satu teman Jimin saat melihat bangkunya kosong. "Mungkin ke kamar mandi. Eh, sunbae aku pulang duluan ya. Pai paii". Kami melambaikan tangan padanya lalu duduk menunggu Jimin.
"Bagaimana keadaanmu?". Namjoon menoleh saat aku bertanya padanya. "Sudah lebih baik. Kurasa sudah sembuh malah. Woah susasana dirumah benar-benar kacau". Aku hanya mengangguk menyetujui ucapannya.
Tak lama Jimin datang dan kami pulang bersama.

***

"Oh, sudah pulang hyung?" Jungkook menyambut kami saat masuk ke ruang tengah. Namjoon dan Jimin langsung merebahkan diri di sofa bersama Taehyung dan Jungkook yang sedang menonton tv.
Aku berjalan menuju kamar, mengganti bajuku dan segera rebahan di kasur. Hah, rasanya tubuhku capek sekali. Aku memejamkan mata berusaha menghilangkan denyutan di kepalaku yang sejak tadi sedikit menyiksaku. Aku tidak boleh sakit, minggu ini sedang banyak-banyaknya ulangan dan tugas. Kemudian aku memutuskan untuk tidur.
Alarm-ku berbunyi tepat pukul enam sore. Mataku sebenarnya tidak ingin terbuka, hanya saja aku harus bangun mengingat tugas laporan praktikum yang belum kukerjakan. Saat mencoba duduk, kurasakan kepalaku seperti berputar. Sial, ini semakin parah.
"Hyung, kau tidak makan?" Jimin muncul dari pintu kamar dan mengajakku makan. Aku mengangguk dan berjalan menuju meja makan bersamanya. Ah, selera makanku hilang. Apapun yang masuk hanya terasa hambar. Kulihat teman-temanku semua makan dengan tenang, namun aku dapat merasakan Taehyung yang gelisah di sebelahku.
"Taehyung-ah, gwenchana?", aku menatapnya dan hanya dibalas senyuman tipis. Keringat dingin menetes di dahinya dan tangan kirinya terus memegangi perutnya. "Taehyung?" Giliran Namjoon yang bertanya. Ia semakin tidak tenang, sampai--
"Taehyung!"
Ia berlari menuju kamar mandi sambil menutup mulutnya. Aku dan Jimin segera menyusulnya, Jin hyung dan Namjoon mengambil obat sementara Yoongi hyung menemani Jungkook menghabiskan makananya.
"Tae.." Jimin memijat pelan bagian tengkuk Taehyung sambil sesekali memberinya minyak. Aku membantu menopang tubuhnya yang berlutut di depan kloset, terlihat sangat lemas saat ini. Ia terus memuntahkan makanannya sampai beberapa saat.
Aku membantunya membersihkan diri dan menuntunnya ke kamar. "Terima kasih hyung, maaf merepotkanmu" ujarnya sambil merebahkan diri. "Tidak apa -apa, minumlah obatmu dan tidurlah. Aku mau ke dapur sebentar". Aku hanya tersenyum sambil mengusak rambutnya. Ingin menangis saja melihatnya seperti ini.
Aku berjalan melewati meja makan dan melihat Jungkook disana. "Hyung..". Ah, sepertinya dia habis menangis. Aku membawanya dalam dekapanku sambil mengelus punggungnya. "Taehyung baik-baik saja, kamu juga harus cepet sembuh ya". Ia semakin terisak dalam pelukanku. Perlahan aku melepas pelukannya dan menghapus air matanya. Pipinya masih terasa panas. "Cepat minum obatmu dan segera tidur ya".

***

Kepalaku pusing sekali. Kapan tugasku selesai. Soal kimia ini susah sekali. "Joon, kamu tau gak caranya soal nomer lima?". Namjoon yang duduk di meja makan hanya menggeleng sambil terus menghitung. Namjoon saja tidak bisa apa lagi aku. Aku yang berharap tugas ini cepat selesai pun beranjak menuju kamar Yoongi hyung untuk meminta bantuan. Sungguh kepalaku sangat berat saat ini, badanku meronta minta istirahat. Sebentar lagi Hoseok-ah! Semangat!
Aku masuk ke ruangan Yoongi hyung, tempatnya ia biasa bekerja. "Hyung". Aku menghampirinya yang sedang sibuk dengan komputernya. Ia hanya menoleh sambil menepuk kursi disampingnya, menyuruhku duduk disitu.
"Bantu aku mengerjakan ini, hyung". Aku sedikit meringis ketika merasakan pusing di kepalaku. "Kau sakit?", aku sedikit terkejut dan menggeleng cepat. "Tidak kok, hanya sedikit pusing. Hanya butuh istirahat". Yoongi hyung tidak langsung mempercayaiku begitu saja. Tangannya sudah menempel di keningku sebelum aku sempat menepisnya. "Kamu demam, aku ambilkan obat dulu, tunggu disini!"
"Tidak usah hyung, aku cuma butuh tidur percayalah. Aku akan tidur setelah mengerjakan soal ini. Janji!". Kudengar Yoongi hyung hanya menghela nafas. "Dasar keras kepala! Ngomong-ngomong kamu ngapain kesini?". Aku mengambil bukuku dan segera menunjukkan soal yang susah tadi. Memang dasarnya sudah jenius, Yoongi hyung dengan mudahnya menyelesaikan soal itu. "Selesai. Sekarang cepat tidur. Jangan sampai besok sakit". Ia kembali berkutat dengan komputernya. "Terima kasih hyung!"
Aku segera menuju kamar setelah memberikan bukuku pada Namjoon yang sepertinya sudah menyerah dengan soal rumit tersebut. Akhirnya kau bisa tidur Heosok-ah, tidurlah yang nyenyak dan jangan sakit!

InfluenzaWhere stories live. Discover now