2. Hati Hancur

18.4K 717 14
                                    

Aku menatap bingung pada dua wanita yang masig bersikeras ini. Keduanya tidak ingin mengalah. Mereka saling berlomba untuk menang. Sama - sama egois.

Tante Aira, dia adalah ibu kandung Nina Mutiara. Tante Aira seorang janda cantik yang kaya raya, Papi Nina seorang Bule Jerman yang sudah meninggal saat kecelakaan pesawat beberapa tahun lalu. Nina Mutiara adalah putri Tante Aira dengan Om Jhon. Nina adalah wanita cantik dengan paras ayunya, ada lesung pipit di kedua pipinya. Matanya bulat seperti bola dengan senyum lebar. Dia nampak cantik. Kalau kalian tau, dia mirip dengan artis papan atas Sreejita_de.

Nina dan aku bersahabat sejak kecil, Mamiku adalah sahabat baik dari tante Aira. Orang tuaku pindah ke Jerman sejak aku masih kecil, aku tidak mau ikut karena aku tidak mau meninggalkan Nina. Jadilah tante Aira yang mengasuhku sejak kecil. Walau mami suka mengirimi aku uang.

Setelah tamat SMA aku pindah rumah dan kembali tinggal di rumahku yang di Indonesia. Tante Aira tetap memantauku. Aku dan Nina juga masih bersahabat. Sampai Wisnu datang diantara kita dan membuat Nina sangat jauh dariku dan dari Maminya.

Aku benar - benar tidak mengenal Nina lagi, sejak mengenal Wisnu. Nina suka pergi sampai malam, dan alhasil akulah yang menjadi tameng Nina. Bahkan Nina pernah tak pulang dengan alasan menginap dirumahku. Tapi karena tante Aira curiga, dia mencariku ke rumah ternyata Nina tidak di sana. Tante Aira sama sekali tak menyukai Wisnu, baginya Wisnu membawa pengaruh negatif pada Nina. Aku setuju itu.

Selain itu, ada alasan lain yang membuat tante Aira begitu benci pada Wisnu. Apa sebabnya? Akan aku jelaskan nanti.

"Kalau kamu tetap bersikeras menikah dengan pria brengsek itu, mami akan...."

"Akan apa??"

Aku tersentak melihat perdebatan hebat mereka yang semakin menjadi. Ini salah satu pengaruh buruk Wisnu, Nina jadi suka membangkang.

"Mami tidak akan menganggapmu anak mami lagi!!!!" ujar keras tante Aira

"Tante.." aku menegurnya pelan

"Ooh gitu? Baik!! Nina juga gak perlu Mami!! Nina bisa mandiri tanpa mami!! Lagian mami cuma jadi penghalang kebahagiaan Nina!!!"

"Nina! Jaga bicaramu!!" aku menegur Nina. Nina menoleh kearahku dengan tatapan bengisnya. Tatapan yang dia lakukan setiap kali melihatku sejak berpacaran dengan Wisnu

"Kenapa lo? Belain mami gue? Ah ya gue lupa lo anak kesayangan mami. Malah bisa jadi lo itu peliharaan mami!! Ya kan? Lo budak sexnya mami gue!!"

Plak!!

Sebuah tamparan meluncur mengenai pipi mulus Nina. Ada rasa sakit di hatiku. Rasanya hatiku hancur. Sebegitu rendahnyakah aku di mata Nina?

Nina meringis memegangi pipinya yang memerah lalu tersenyum sinis "Kalian berdua selalu saling membela!! Tidak ada yang membelaku, mendukungku! Jelas aja!!"

"Nina kamu ini apa - apaan sih??" aku mulai geram

"Diam lo Ndo! Gue tau lo ini brondongnya Mami gue, makanya lo ngedukung mamii kan??"

"Nina! Kamu keterlaluan!! Ini pengaruh buruk Wisnu sama kamu!!" ujar tante Aira

Nina menggeleng "Wisnu tidak mempengaruhiku, aku tau kalian berdua ada hubungan!!"

"Kamu..." tante Aira hendak menampar pipi Nina sekali lagi namun tangannya berhenti menatap mata Nina

"Apa? Mau nampar lagi? Tampar aja lagi!! Nina gak peduli!!" ujarnya seraya pergi dari ruang tengah.

Tante Aira terjatuh dan terduduk dilantai serta menangis, aku berjongkok di sebelahnya. Jujur saja, hatiku miris melihat kejadian barusan. Seorang anak perempuan yang begitu dicintainya, tega melukai hati ibunya sedemikian parah

"Tante.." panggilku pelan

"Ndo.. Liat Ndo.. Nina berubah.." ujar tante Aira dengan terisak. Aku mengelus punggung tante Aira. Beliau memelukku. Aku mendekapnya erat dia sudah aku anggap seperti ibuku sendiri

"Nina.. Nina.. Semua karena Wisnu.. Mami sedih Ndo"

"Tante.. Sabar tante..."

"Mami gak bisa menerima pernikahan mereka, mami gak ikhlas.. Mami gak mau Nina..."

"Tante, kita gak bisa berbuat apa - apa. Sebaiknya tante menerima pernikahan ini agar bisa memantau terus keadaan Nina.. Jangan sampai Nina dibawa pergi Wisnu yang buat kita sendiri gak bisa menemukan Nina"

"Tapi Ndo.."

"Ya aku paham tante, kita mengalah bukan karena kalah tante. Berdoa saja yang terbaik buat Nina" aku membujuknya perlahan. Tante Aira mengangguk

"Ayo Ndo, temui Nina.. Kalai mereka menikah mereka harus tinggal di sini, tante gak mau Nina menderita sama bajingan itu!!" aku mengangguk walU sesungguhnya hatiku perih dan sudah mendarah

Aku pria? Dan aku cengeng? Ya! ku pria lemah. Tertawalah kalian untukku. Tapi aku mencintai Ninaku...

"Nina.." aku mengetuk pintu kamar Nina tapi tak ada jawaban

"Nina..." panggil tante Aira

Lama tak mendapat jawaban aku dan tante Aira memutuskan untuk membuka paksa pintu kamad Nina. Dan hasilnya Nina tak ada di kamarnya

"Nina..!!" teriakku di dalam kamar yang cukup luas ini. Aku melangkah cepat mengecek kamar mandi, namun Nihil. Nina tak ada di sana.

"Ninaaaa!!!!!!!!!" aku mendengar tante Aira menjerit keras memanggil nama Nina. Dengan langkah cepat setengah berlari aku menghampiri tante Aira yang berada di balkon kamar Nina.

"Tante??" aku melihar tante Aira menutup mulutnya dengan tangannya. Air mata membasahi pipinya yang membuatku sedikit panik

"Nina Ndo...." ujarnya lirih

"Kenapa Nina??"

"Dia kabur..." ujar tante Aira yang diiringi dengan pecahnya tangisan tante Aira

Aku menatap kearah bawah, ada sprai yang dililit panjang oleh Nina di gunakan untuk kabur dari kamar ini. Kakiku melemas seketika. Nina melarikan diri, bukan! Nina di bawa kabur lebih tepatnya.

Ninaku....

Tbc

DEPRESI (END) 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang