Why ?

5.9K 620 4
                                    

Perempuan dengan converse abu-abu lusuh itu, aku bertemu dengannya di gereja kemarin. Jika diperhatikan, pakaiannya masih sama. 

"Harusnya aku yang bertanya, untuk apa seorang gadis jalan-jalan larut malam seperti ini ?" tanyaku padanya yang masih tersenyum. 

Dia hanya tertawa kecil, "mencari sesuatu yang bisa menghiburku."

"Kalau begitu, temani aku mengobrol." aku berlalu masuk ke kedai kopi kecil yang entah apa namanya. 

Aku memesan dua cangkir vanilla latte dan duduk di salah satu sudut yang berada di samping jendela. Gadis itu hanya memperhatikan lalu lalang kendaraan. Aku memperhatikan wajahnya yang sedikit pucat, dan pakaian yang sama itu terlihat lebih kotor saat ini. Dia gelandangan ? atau memang sedang tidak ingin pulang ke rumah ?

"Jadi, kenapa kau memakai baju yang sama dengan kemarin ?" tanyaku yang membuatnya menoleh, menatapku.

"Aku tak punya baju lain yang lebih bagus." jawabnya terkekeh.

Jawaban yang terdengar aneh di telingaku. 

"Kau sendirian ?" tanyanya tanpa melihat ke arahku, sepertinya jalanan di luar jauh lebih menarik. 

"Ya, teman-temanku sibuk dengan urusan mereka." jawabku meletakkan secangkir vanilla latte di depannya setelah pelayan mengantarkannya ke meja kami. 

Gadis itu melihatku sekilas dan memperhatikan minumannya yang masih panas. Dia terlihat lucu sekali, caranya menatap cangkir... mengingatkanku pada Crystal. Dia sering melakukannya, seperti gadis ini. Dimana dia sekarang ? Apa dia tak akan mengikutiku lagi ?

"Kau... menangis ?" pertanyaan gadis itu membuatku tersadar dan segera mengusap mataku. 

Aku mencoba tersenyum, tapi entah kenapa sebagian diriku sulit melakukannya. Untuk tersenyum sekali saja, wajahku rasanya tak terbiasa. 

"Aku meninggalkan kekasihku tanpa alasan yang jelas. Aku pergi dan sekarang, terlambat untuk kembali padanya. Meskipun aku tahu dia masih sangat mencintaiku." gadis itu, suaranya gemetar. Aku tahu dia berusaha untuk tidak menangis. 

"Tidak ada yang terlambat." ucapku berusaha untuk membuang jauh bayang-bayang Crystal.

"Tapi aku memang terlambat..."

Gadis itu, wajahnya semakin pucat. Dia tak sadarkan diri, aku dengan cepat menahan tubuhnya sebelum kepalanya membentur meja. 

"Nona ! Nona bangunlah..." aku menepuk pipinya, tapi ia tak juga sadar. 

"Aku sudah memperingatkanmu, sekarang pacarmu itu mulai mencari cara agar bisa bersamamu. Merasuki tubuh manusia yang cocok dengan dirinya, jika kau terus membiarkannya berada disisimu, gadis itu bisa menyatu dengan arwah pacarmu itu, Mike. Gadis itu bisa kehilangan jiwanya sendiri."

Chrissy. Dia berdiri beberapa meja di belakangku. Tak lama dia membantuku menegakkan tubuh gadis ini, dia kemudian memasangkan kalung salib di leher gadis ini.

"Biar aku yang membawanya ke rumah sakit." 

Aku hanya diam dan membantu Chrissy mengangkat gadis ini ke mobilnya. Aku membiarkan Chrissy pergi dengan gadis itu. Aku menyadari satu hal, gadis bersepatu converse abu-abu lusuh itu sudah dirasuki Crystal dan aku yakin Crystal berada di dekat sini, tapi kenapa dia tidak muncul ? kenapa dia tidak kembali mengikutiku ? 

***

Chrissy POV.

Aku melihatnya berada dalam tubuh gadis yang entah siapa dan dia menggunakan tubuh gadis ini untuk menemui Michael. Aku tak pernah berurusan sejauh ini dengan arwah, tapi Crystal ini benar-benar melanggar aturan yang seharusnya, melanggar sesuatu yang harusnya tidak boleh dilakukan. Dia merasuki tubuh gadis ini hanya untuk bersama Michael, tak lama lagi, aku yakin tak lama lagi dia akan berubah menjadi lebih buruk. 

"Aku hanya ingin mencari tahu, bagaimana aku bisa mati, Chriss."

Aku menginjak pedal rem, kepalaku nyaris membentur stir mobil. Dia sudah duduk di kursi belakang, aku melihat jelas dia menangis. 

"Aku harus tahu kenapa aku mati dan kenapa aku tak bisa pergi ke tempat seharusnya. Kenapa aku terus berada di dunia kalian." 

"Apa maksudmu ?"

"Aku tak ingat Chriss, aku tak ingat bagaimana bisa aku mati dan bagaimana bisa aku terjebak disini."

"Kita antarkan gadis ini dulu dan kau bisa ceritakan semuanya. Semoga saja, kita masih bisa berkomunikasi nanti." aku kembali menginjak pedal gas dalam-dalam dan segera menuju rumah sakit. 

Sesampainya di rumah sakit, aku mengurus semua administrasi IGD gadis itu dan menghubungi keluarganya, lalu aku kembali ke mobil. Crystal mengekor di belakangku sejak tadi. Aku kembali menyetir, pulang ke rumah. 

"Jelaskan padaku, apa maksud dari kata terjebak." ucapku padanya yang duduk di sampingku. 

"Aku terbangun di rumah sakit. Aku melihat tubuhku di bawa ke ambulance, dalam peti. Aku kemudian mencari Michael dan berusaha menunjukkan diri, tapi tak bisa. Setelah tiga hari aku mengikutinya, dia bisa melihatku tapi dia tak bisa mendengarku atau mengerti dengan apa yang ku katakan. Seharusnya aku pergi ke tempatku, tapi berulang kali aku mencarinya, aku semakin tidak tahu kemana aku harus pergi. Aku yakin ada sesuatu yang harus aku tahu, dari kematianku sendri. Aku harus mengingat kembali semuanya Chriss."

******

Update yeay !

semoga kalian suka chapter ini dan jangan lupa vomments ya...

maaf klo typo...

:))

-Noay97,Ray

INDIGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang