Chapter Three

340 47 2
                                        

Nocturnal Group Chat.



"Y/N bangun".

"Y/N, by".

"Y/N,"

"HEH SI BUDEG BANGUN SAT!!!".

Aku yang mendengar teriakan itu segera membuka mata dan mendapati Niall yang berada di hadapanku.

"Ya pelan-pelan kek banguninnya, su," gerutuku sambil membenarkan posisi.

Tatapan Niall melembut lalu ia mengusap rambutku dan mencium keningku singkat, "selaw, becanda doang. Kuy".

Niall keluar dari mobil lalu membukakan pintu untukku.

Aku keluar dari mobil dan mendapati kalau kami bukan berhenti di depan rumahku, namun di sebuah restoran cepat saji.

Ya. Ki Ef Si.

Yha si bule sa ae.

Dikit dikit ke Ki Ef Si.

Ke hatinya Ki Hong Lee aja bisa gak? Hee.

Niall sudah langsung masuk ke Ki Ef Si meninggalkanku yang masih berdiri di samping mobil.

Aku langsung mengikuti Niall dan mendapatinya sudah ada di depan kasir sambil melihat menu yang ada di belakang atas kasir.

Aku berdiri di sampingnya dan hanya memesan burger gocengan.

Gadeng.

Udah lapan rebu plus ppn.

Mbak kasir mengulang pesanan kami. Aku mengamatinya dan melihat name tag mbak itu.

Sanya C.

Sanya Chili-Chilian.

YHAAAAAA.

Gadeng.

Canda ya mbak.

Alopuy.

Niall juga mengamati mbak itu sambil sesekali menggigit bibirnya. Aku yang menyadari itu segera menendang dengkulnya hingga ia sadar dengan apa yang ia lakukan.

Awas aja selingkuh dari aing.

Aing potong anunya.

Apanya.

Rambut nya.

Ea ea.

"Ada yang bisa saya bantu lagi, mas?" ucap mbak yang bernama Sanya itu ramah.

"Pesen hati mbak aja buat saya, bisa?" ucap Niall menggoda.

Aku segera menempeleng keras kepala Niall, "HEH GAK SOPAN BANGET MINTANYA HATI. GAK BOLEH MINTA ORGAN TUBUH ORANG. GUE ADUIN MAMPUS SIA!".

Niall meringis sambil menatapku lalu kembali menatap Sanya, "maaf ya mbak, temen saya rada 'miring', udah itu aja mbak".

Mbak Sanya tersenyum awkward sambil melihat kita bingung lalu Niall menyerahkan uang sejumlah pesanan kami.

Mbak Sanya mengambil pesanan kami ke dapur di belakangnya.

Aku kembali menempeleng Niall, "oh jadi selama ini kita temen doang gitu, hah? Tiga tahun temenan doang, hah?! IYA?!".

Niall tertawa pelan sambil merangkulku, "ya enggaklah, i was joking, y'know?".

"Iye, i know, i know," ucapku sambil melepaskan diri dari rangkulannya.

Beberapa menit kemudian, mbak Sanya kembali ke kasir membawa pesanan kami. Niall mengambil pesanan sambil tersenyum dan mengerling je arah mbak Sanya. Langsung, aku menempeleng kembali kepalanya.

Dasar Sanya C.

Sanya Chili-Chilian.

Dasar genitin cowok orang.

Gadeng,

Cowok aQ aja yang genit.

Kami berjalan menaiki tangga dan mencari tempat duduk. Kami duduk di outdoor agar bisa menikmati panasnya Jakarta sambil minum Mocha Float dengan kanai.

"Gimana di London?" ucapku membuka percakapan.

"Ya begitu, baik baik aja, kalo lu?".

"Ya begitu, baik baik aja," ucapku mengikuti ucapannya.

Niall mendengus kesal sambil menyeruput Tropical Floatnya, "pake aku-kamu aja yuk, biar lucu".

Aku mengangguk lalu ikut menyeruput Mocha Float, "ada cewek cantik di London?".

"Ada lah, tapi yang kayak kamu, ya enggak ada".

Aku hampir menyemburkan minuman saat mendengar flirt abal dari Niall.

Jayus banget bre.

"Pars lah pars, Niall bisa ngegombal weh," ucapku sambil tertawa pelan.

"Bisa lah, buat kamu apa sih yang enggak".

Lagi-lagi aku hampir mengeluarkan isi perutku ketika mendengar gombalan yang sangat sangat abal darinya.

"JAYUS PARS LAH, GILS," teriakku.

"Niall? Y/N?," sebuah suara menginterupsi kami.

Aku menengok ke sumber suara dan mendapati sosok tinggi berambut pirang dengan model quiff.

Uwaw.

He's back.

❌❌❌❌❌❌❌❌❌❌❌❌❌❌❌

Dan ternyata, itu adalah bang Jono. Uwaw gak. Gaklah gils. Eh btw emg ada apa kasir ki ef si namanya sanya. G ada kan y gils. Gue ngasal fiks. Yaudah. Yang mau baca lanjutannya komen ya. Votenya jangan lupa. Hidup Recehers. #RecehersSquad.

M. Bae

Group Chat 2Where stories live. Discover now