LDR 1

109K 3K 129
                                    


Rindu itu menusuk hati saat langit dengan bebas menumpahkan segala rasa rindunya pada bumi. Seandainya saja gadis ini bisa seperti langit yang selalu mendapat senyuman manisnya dari bumi. Tapi, dia bukanlah langit yang bisa senantiasa menumpahkan segala rasa rindunya pada sang pujaan hati. Dia adalah Alenta Samudra, yang hanya bisa menunggu untuk dapat mengungkapkan kerinduannya

Alenta yang memiliki arti cinta memang mampu mengundang cinta untuk datang kepadanya. Setiap orang yang mengenalnya pasti dapat memberikan cintanya untuk Lenta—biasa disapa. Ia dengan mudah memikat hati lawan jenisnya, dan memberikan kenyamanan sebagai seorang teman yang baik meski baru mengenal gadis itu. Gadis dengan rambut sebahu itu selalu memberikan kecerian terhadap orang-orang di sekitarnya.

Lenta bisa dibilang gadis yang beruntung karena dicintai banyak orang, selain itu ia juga bisa memiliki hati seorang Laut Antariksa, pria super cuek dengan sejuta pesona yang dimilikinya. Namun, Lenta tak bisa selalu mendapatkan perhatiaannya, tak bisa selalu berada di sampingnya di saat Laut membutuhkannya atau bahkan sebaliknya. Jarak adalah alasan mendasar dari semua hal itu, ditambah dengan sifat Laut yang super cuek serta kesibukan kuliah keduanya.

Setiap malam datang dan disaat rindu itu menyapa, Lenta hanya dapat memperhatikan senyum kekasihnya itu lewat foto-foto yang tersimpan rapi di dalam salah satu folder yang ada di laptopnya, atau terkadang ia memperhatikan kicauannya bersama teman-temannya lewat akun twitter, kadang pula rasa cemburu itu datang disaat Laut lebih mementingkan teman-temannya, namun semarah apapun Lenta terhadap Laut, lelaki itu selalu mampu meyakinkan Lenta bahwa dia akan kembali dengan masih berstatus sebagai kekasih dari Alenta Samudra.

Lenta berjalan meninggalkan jendela kamarnya yang menjadi tempatnya untuk melihat hujan, pada akhirnya ia meletakkan dirinya di atas ranjang, meraih ponsel yang tergeletak di sana. Matanya memandang sebuah kontak di aplikasi phonebook-nya, "SMS nggak yah." Ia sedikit ragu untuk mengirim pesan singkat kepada pria yang sudah enam bulan ini resmi menjadi kekasihnya. "Ntar kalau nggak bales gimana? Kalau gue dibilang lebay kaya waktu itu gimana?" Lenta sedikit takut akan resiko yang diterimanya. "Udah lah SMS aja, lagian udah seminggu tuh bocah nggak ngubungin gue." Putus Lenta akhirnya.

Jemari Lenta pun dengan gesit menari di atas layar ponsel dengan warna putih itu, menyusun kata-kata yang ingin dikirimnya. Namun, saat ia ingin mengirim pesannya, ia berubah fikiran, kembali menghapus pesannya dan menggantinya dengan yang baru.

***

Sekumpulan muda-mudi tengah sibuk dengan sebuah kertas persegi, di atas kertas tersebut terdapat orang-orangan yang terbuat dari plastik dengan aneka warna. Sekumpulan muda-mudi ini tengah asik bermain ular tangga, mengusir kejenuhan karena tugas yang menumpuk di kampus.

"Laut turun." Teriak seorang gadis berkacamata-sebut saja Sheila, ia langsung mencolek bedak yang sudah disediakan di atas piring. Yah, inilah konsekuensi jika si pemain harus turun melalui ular, ia harus menerima bedak dari tangan para pemain atau malah teman-temannya yang bertugas sebagai penonton ikut mengoleskan bedak pada wajahnya.

"Duh! Kesian banget sih lo Ut, dari tadi turun mulu." Pria manis dengan jambulnya ini tertawa geli melihat Laut yang sedari tadi selalu kalah. Kali ini, namanya Miqdad.

"Pertanyaannya adalah, emang Laut pernah menang?" Gadis dengan rambut kudanya ini menimpali, membuat semuanya tertawa kecuali Laut. Ia malah menggelembungkan pipinya. Gadis cantik berparas khas sunda itu namanya Chaca.

"Ah, diem lo pada. Nasib lagi nggak berpihak sama gue aja." Ucap Laut yang kali ini meminum air putih yang ada di sampingnya.

"Laut." Panggil pria yang duduk di sofa, pria itu tengah menggenggam sebuah ponsel berwarna putih.

Long Distance RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang