2

4K 46 5
                                    

Sean merasakan, bumi yang dipijaknya seakan berputar.
'Benarkah apa yang dikatakan Danny?? Jika benar, bodoh sekali dirinya!! Membiarkan Rionna merasakan penderitaan yang di alaminya seorang diri.
Dan apa maksud dari perkataan Danny tadi??

***

Clara tertegun mendengar kata-kata yang terlontar dari bibir kekasihnya. Kekasih yang selama 6 bulan ini menemaninya.

"Aku minta maaf. Aku tidak bermaksud menyakitimu. Hanya saja,  aku sangat mencintai Rionna. Kau bisa memaki_ku jika itu bisa membuatmu lega."

Clara semakin tak bisa menahan air matanya. Jadi, selama ini Sean hanya menjadikannya pelarian untuk melupakan sosok Rionna?? Tapi dia tidak boleh egois. Bagaimanapun dia juga seorang wanita. Dia tau, Rionna pasti lebih menderita darinya. Clara menyentuh jemari Sean perlahan, ia mencoba tersenyum walau terlihat begitu dipaksakan.

"Kembalilah pada, Rionna.
Temani dia, jangan biarkan dia menderita seorang diri!!" Suara Clara terdengar begitu bergetar.
Mata Sean bersinar, seakan ingin mengucapkan ribuan terima kasih atas kebesaran hati Clara.

Tanpa mengatakan apapun lagi, Sean langsung berbalik meninggalkan Clara yang masih terpaku di tempatnya.

Tatapan Clara masih tertuju pada punggung Sean yang semakin menjauh. Gadis itu masih tidak percaya dengan sosok Sean yang dia lihat beberapa saat lalu. Karena sosok itu sungguh jauh berbeda dengan yang dia kenal selama enam bulan ini. Sosok yang terkenal dengan sikap dinginnya itu ternyata bisa berubah menjadi begitu lemah dan rapuh hanya karna seoarang gadis.

Seorang gadis yang sangat dicintai oleh pria itu. Dan sayangnya gadis yang beruntung itu,,, bukan dirinya.

***

31 DESEMBER 2013,
DI MALAM TAHUN BARU.


Setelah mendapatkan alamat Rumah Sakit dari Danny.
Sean langsung menuju ke tempat di mana gadisnya di rawat.
Gadisnya?? Tentu saja. Hanya dia yang boleh memiliki perempuan keras kepala itu. Ya. Kekasihnya!! Miliknya!!

'Brengsek!! Kenapa kau sampai tidak mengetahui hal ini?? Dasar Bodoh. Bodoh. Bodoh!! Padahal gadismu dirawat di RS keluargamu sendiri.' Sean menghardik dirinya sendiri.

Sean mengeluarkan ponselnya dari saku celananya, kemudian men-dial no seseorang yang ingin di hubunginya. Tidak perlu menunggu lama, karena di dering pertama orang diseberang sana sudah menjawabnya.

"Yes sir??"

"Peter, segera kirimkan semua Dokter terbaik spesialis Kanker yang ada disitu!! Aku ingin besok pagi mereka semua sudah ada disini!! Kalau sampai ada yang berani membantah perintahku, maka mereka akan tanggung sendiri akibatnya." Perintah Sean.
Dan tanpa menunggu balasan dari Peter (asistennya).
Pria itu langsung mematikan ponselnya. Yang ada dipikirannya saat ini hanya ingin secepatnya menemui, Rionna. Menemui gadisnya. Gadis yang sangat dicintainya.

'Dasar gadis nakal. Aku akan menghukummu. Benar-benar menghukummu, sayang. Dan kau akan mendapatkannya sebentar lagi.' batinnya penuh ancaman.


***

Saat ini Sean sudah berada tepat di depan ruang rawatnya, Rionna.
Perlahan tangan Sean terangkat dan membuka pintu yang memisahkan dirinya dan Rionna.
Dan pemandangan pertama yg dilihat oleh Sean sungguh membuatnya ingin memarahi gadis itu.

'Shit! Beraninya kau menyembunyikan masalah ini dariku, Rionna. Kau benar-benar membuatku marah.'

Perlahan Sean berjalan mendekati gadisnya.
Pelupuk mata Sean terasa memanas saat melihat sosok tubuh Rionna yang terbaring dengan selang infus dikedua tangannya dan beberapa bagian tubuhnya. Wajahnya terlihat begitu pucat, dengan sedikit rambut dikepalanya. Padahal lima tahun yang lalu rambut gadis itu terurai indah dengan warna hitam alami. Lima tahun yang lalu mereka masih merayakan malam tahun baru bersama.

Malam Terakhir Bersamamu!!! (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang