Satu

8.3K 198 9
                                    



Happy reading.....



Di sebuah negeri yang aman dan damai yang bernama " Aresta ", terlihat ada empat orang gadis yang tengah bermain asyik di sebuah taman bunga. Wajah mereka hampir terlihat serupa, namun kecantikan yang terpancar dari diri mereka berbeda-beda. Mereka benar-benar gadis yang sempurna. semua orang tahu akan hal itu.

" Fy, lihat deh kupu-kupu itu. Bagus banget, ya " ucap seorang gadis yang berambut panjang sepunggung dengan pita kupu-kupu di rambutnya.

" Mana ? " jawab gadis yang berwajah tirus.

" Itu tuh, yang dekat sama bunga Edelweiss " jawab gadis tadi.

Kedua gadis itu, akhirnya mengikuti kemana kupu-kupu yang mereka lihat tadi pergi.sampai-sampai mereka tak menyadari kalau mereka baru saja melanggar peratutan kerajaan agar tak mendekati jendela terlarang.

" Yah, kupu-kupunya kok keluar sih. Padahal gue kan pengin nangkep tuh kupu " ucap gadis yang bernama Sivia.

" Gimana kalau kita kejar aja tuh kupu-kupu " usul Ify kepada kakaknya. Wajah Sivia terlihat gembira mendengar usul adiknya yang cemerlang itu.

"Usul lo bagus banget, Fy. Yaudah kita kejar sekarang, yuk. Mumpung bunda sama ayah nggak ngelihat kita " Sivia segera menarik adiknya itu ke arah jendela dimana kupu-kupu yang mereka incar sedang bertengger. Sivia tiba-tiba menghentikan langkahnya lalu menatap Ify dengan wajah ketakutan.

" Kok berhenti sih, kak? Keburu kabur tuh kupu-kupunya " Ify menatap cemas ke arah kupu-kupu yang ada di jendela.

" Gue takut ketahuan ayah, Fy. Lo kan tau sendiri kalau semua penduduk negeri Aresta yang berani mendekati jendela terlarang itu bakalan dapat hukuman dari ayah. Tak terkecuali kita juga " . Saat keduanya sedang berfikir, datang dua orang gadis lagi yang merupakan saudara mereka.

" Hai kak " sapa mereka berdua dengan kompak. Yups! Mereka berdua adalah Shilla dan Agni.

" Ka-kalian ngapain disini ? " wajah Sivia semakin terlihat ketakutan saat melihat kedua adiknya yang tiba-tiba datang.

" Kakak kenapa, sih? Kok mukanya kaya orang ketakutan gitu ? " tanya Shilla yang keheranan.

" Kak Via takut, shill " Agni menoleh ke arah Ify dengan kening berkerut.

" Takut? Takut kenapa? " Ify dan Sivia menceritakan kejadian yang sebenarnya pada kedua adiknya.

Agni dan Shilla mengangguk mengerti setelah mendengar cerita dari Ify dan Sivia.

" Tapi, gue setuju sama kak Ify. Kenapa kita nggak nyoba sekali-kali buat ngelihat apa sih yang ada di balik jendela itu. Jujur aja nih, gue juga penasaran banget "

" Gue juga setuju sama kak Agni. Gimana, kak ? " Sivi hanya bisa pasrah melihat tekad adik-adiknya yang begitu bersemangat.

Semoga saja kali ini tindakannya tidak salah. Ia mengangguk pelan lalu berjalan menuju ke arah jendela diikuti Shilla, Ify, dan Agni. Setelah melihat apa yang tersembunyi di balik jendela terlarang, mereka berempat terbengong-bengong. Lebih tepatnya kagum.

" Gila kak, bagus banget pemandangannya " seru Ify kepada Sivia.

" Wow, keren " " Gila! Ini sih namanya fantastic "

" Iya, Fy. Lo bener banget. Coba aja dari dulu kita tau kalau dibalik jendela ini, kita bisa ngelihat pemandangan yang bagus banget "

" He-eh " Agni bercerita penuh semangat. Sedangkan Shilla, gadis itu dari tadi hanya diam. Cuma senyum sedikit kalau ditanya.

" Shill, lo kenapa, sih ? Lo sakit? " tanya Sivia pada adiknya dengan khawatir Shilla menggeleng pelan.

" Kita pulang aja yuk . Gue takut nih penyakit Shilla kambuh lagi " ucap Ify sambil merangkul Shilla.

Sivia dan Agni mengangguk setuju. Mereka berempat lalu berjalan beriringan meninggalkan jendela terlarang. Mereka semua tidak ada yang tahu kalau dari tadi ada sepasang mata yang sedang mengawasi mereka dan menatapnya penuh kebencian.

" Sekarang kalian boleh tenang. Tapi, sebentar lagi kalian bakalan ngerasain gimana rasanya nggak dianggep lagi sama orang-orang disini.
Kalian akan keluar dari istana ini. Hahaha "


@ di dalam kamar Shilla

Sivia mendudukan Shilla di ranjangnya. Tangannya bergerak dengan cekatan mengambil segelas air putih yang ada di meja yang terletak disamping tempat tidur Shilla.

" Nih minum " Sivia menyodorkan air putih ke arah Shilla. Shilla meneguk air di gelas itu pelan-pelan.

" Makasih " ucap Shilla yang tersenyum manis.

" Sama-sama " Sivia berjalan ke arah jendela kamar Shilla, lalu duduk di tepi jendela sambil menatap ke arah langit yang sedang mendung.

" Shilla, gue pengen ngerasain deh gimana rasanya hidup sebagai manusia biasa seperti kisah-kisah yang sering diceritakan Bibi Anna ". Shilla tersenyum tipis melihat kakaknya yang tiba-tiba mengatakan hal itu.

" Sebenarnya, bukan cuma lo aja kok. Shilla juga pengin ngerasain "

Sivia menatap adiknya lalu tersenyum.

" Gue ke kamar dulu, ya Shill. Met malam " Sivia melangkah menuju ke arah pintu dan segera menuju ke kamarnya. Ia ingin segera tidur. Badannya udah capek banget.

@ ruang tengah

Seorang prajurit datang dengan tergopoh-gopoh ke hadapan seorang pria paruh baya dan seorang wanita yang sangat cantik. Mereka duduk di atas singasana yang terbuat dari emas yang sangat indah.

" Ampun baginda raja. Hamba telah datang dengan tiba-tiba tanpa memberi kabar apapun. Namun, hamba ingin memberikan suatu informasi yang sangat penting bagi baginda raja dan ratu "

Sang raja menegakkan duduknya dengan wajah yang mulai menegang.

" Berita apa itu? "

.....To be continued.....

Princess Love Story-Rify (END)Where stories live. Discover now