10 Years After

236 12 2
                                    


----Sapporo, Hokkaido----

Gadis itu menyeret kopernya dengan terburu-buru. Ia nyaris saja menabrak semua orang yang berpapasan dengannya, lalu sibuk meminta maaf kepada semua orang yang menubruknya. Sepertinya ia ingin cepat-cepat keluar dari Bandara, dan ingin beristirahat di sebuah kasur yang hangat. Beberapa menit kemudian, ia sudah sampai di pinggir sebuah jalan besar. Rambutnya yang cokelat panjang melambai tertiup angin. Ia merogoh sesuatu dari saku mantelnya, lalu membaca tulisan di sebuah kertas kecil.

"Sepertinya lokasi ini cukup jauh.. dan aku baru pertama kalinya sendirian berada disini" gumamnya. Ia memutuskan untuk menyetop taxi daripada naik kendaraan umum. Ia berpikir, naik kendaraan umum di sebuah kota yang ia jarang kunjungi bisa membuatnya tersesat.

Di dalam taxi, gadis itu memandangi jalan di sekelilingnya. Rintik-rintik salju mulai turun di Sapporo. Ia memejamkan matanya. Sepertinya ia sudah mulai lelah setelah melewati perjalanan dari Tokyo ke Hokkaido. Mobil berhenti di sebuah apartement kecil yang terdiri dari tiga lantai. Gadis itu melangkah dengan ragu masuk ke dalam apartement itu.

"Benarkah ini apartement yang dipesan Ayah untukku ?" tanyanya pada diri sendiri. Dari penampilannya, tentu saja orang-orang berpikir gadis sepertinya tidak mungkin menyewa apartement kecil seperti ini. Namun ia tetap memutuskan untuk masuk, lalu mengetuk pintu bernomor 101 yang tidak lain adalah pemilik apartement tersebut.

Tidak lama kemudian seorang wanita paruh baya membuka pintu. Wanita itu langsung tersenyum melihat tamunya.

"Selamat siang, maaf mengganggu anda. Namaku Izumi Reina. Ayahku, Izumi Satoru sebelumya telah menyewa sebuah ruangan di apartement ini untukku. Anda bisa memastikannya sendiri, ini nomor telepon Ayah" kata gadis itu sambil memperlihatkan kertas kecil bertuliskan nomor telepon Ayahnya.

"Selamat siang... oh.. jadi kau anak Tuan Izumi ? Benar, beberapa minggu lalu dia memang kesini untuk menyewa sebuah kamar di lantai tiga. Mari, aku antar kau kesana" jawab wanita itu ramah. Ia lalu berjalan menaiki tangga, menuju lantai tiga. Sementara Reina mengikutinya di belakangnya.

"Ini kamarmu. Ini kunci kamar untukmu. Semoga kau betah tinggal disini. Dan kalau perlu sesuatu, kau bisa langsung menemuiku di bawah. Aku akan selalu membantumu, jadi jangan sungkan ya. Oh ya, namaku Yamada Sakurai. Orang-orang di apartement ini biasa memanggilku Bibi Rai" jelas wanita itu panjang lebar.

"Baiklah, terima kasih, Bibi" jawab Reina singkat. Ia segera menaruh kopernya di ruang tamu, lalu berbaring di sebuah sofa sambil mengamati apartement tersebut. Meskipun kecil, tetapi apartement ini benar benar nyaman. Cat nya berwarna biru muda, dan terdapat beberapa ruangan. Ruang tamu, dapur, kamar, dan toilet. Semuanya bersih tanpa ada debu. Reina langsung berpikir bahwa Bibi Rai adalah orang yang rajin.

Tiba-tiba ponselnya berbunyi. Reina segera mengangkatnya begitu tahu siapa yang menelepon.

"Halo, Ayah ? Tebak, dimana aku sekarang ?"

"Aku sudah sampai dengan selamat di rumah baruku, Ayah. Dan sekarang aku sangat capek, tetapi aku benar-benar senang tinggal disini"

"Baik, Ayah. Nanti kutelepon lagi. Terima kasih sudah menyempatkan diri untuk meneleponku. Aku sayang Ayah~"

Reina tersenyum. Setelah melalui beberapa perdebatan panjang dengan Ayahnya, akhirnya Ayahnya mengizinkannya untuk tinggal di Sapporo selama masa SMA nya. Liburan musim dingin baru saja dimulai, jadi dia masih punya waktu beberapa minggu untuk berlibur di Sapporo sebelum bersekolah disana.

10 Years AfterWhere stories live. Discover now