Bab 3

1.3K 37 0
                                    

Pagi ini seperti pagi biasa nya, aku keluar kamar ku. Tak kulihat seorang pun, ku tau ayah pasti ke kantor..
Ku memasuki ruang dapur untuk mengambil segelas air, ku lihat ibu meninggalkan pesan yang di tempel pada pintu kulkas
"Dulles, ibu pergi sebentar menghadiri pernikahan teman ibu, ibu gak lama, rumah nya berada di ujung komplek kok.. kalau Dulles lapar, ada mie instan (pop mie) jgn nyalahkan kompor !!"
Aku menghela nafas..
Tiba-tiba ada yg membuka pintu, ku cepat-cepat turun ke bawah untuk melihat siapa yg datang. Ah ternyata ayah pulang cepat dari kantor nya hari ini, aku melempar kan senyum pada nya, ia membalasnya dengan tatapan yang seakan jijik melihat ku.
''mana ibu mu !'' ayah bertanya pada ku tanpa menoleh nya ke arah ku ''kondangan yah'' jawab ku ''jgn panggil aku ayah ! Aku tidak pernah punya anak cacat seperti mu !!'' Jawab ayah dengan nada nya yang sedikit kasar.. lagi-lagi aku hanya menghela nafas, sesak rasanya tenggorokan hingga dada ini tiap kali mendengar ucapan ayah yang seakan menginginkan aku enyah dari dunia ini.. aku menahan tangis sebisa ku, aku tak mau ayah menilai ku lemah.

Ku coba mendekati ayah. Selalu.
''ayah..mau ku ambilkan air ?'' Tawar ku pada ayah yg sedang duduk di sofa sambil memainkan ponsel nya, ''gak, aku lebih ingin kau berada jauh dr ku dari pada air minum !'' Aku menelan ludahku ''ayah..boleh aku bertanya ?'' Aku membuka obrolan, apa yaa aku tidak pernah ingin menyudahi pembicaraan aku dan ayah, meski ku tau kalimat-kalimat yang ia lontarkan begitu menyakiti hatiku..tp aku senang mendengar suaranya, aku senang ayah menjawab tanyaku walau aku mungkin hanya sebatas pengganggu untuknya..
''aku tak ada waktu meladeni anak cacat macam kau !'' Saut ayah
''ayah, aku senang bisa melihat ayah dan berada sedekat ini sama ayah'' ucap ku dengan nada getar

Tukk !!!!

Sebuah remot tv mendarat sempurna di atas kepalaku, yaa terang saja ayah yg melakukan nya, ayah menimpuk ku dengan sebuah remot tv
''eheheh adaw'' rintihku sambil tertawa kecil dengan gaya tangan yg mengusap kepalaku, karna rasanya lumayan..

Prakk !!!

Kali ini sebuah tamparan mendarat sempurna pada pipi kanan ku, ''ayah, kenapa kau menampar ku ? apa salahku ??'' dengan wajah yang memerah dan degup jantung yg berdetak cepat kaget akan perlakuan ayah, walau bukan sekali duakali ayah menampar ku tp hati ini pun sakit merasakan nya.
ayah mendekat kan wajahnya ke arah wajahku ''Dengar kau ! Aku tak pernah menyukaimu !! Berhentilah mendekati ku !! Kau hanya penyusah dalam hidupku !! Jd jangan pernah kau merasa bahwa aku adalah ayah mu !!!'' Ucap ayah dengan tegas.

Mendengar nya aku tak dapat membendung air mataku, tlah meneteslah bahasa terahir ku kala bibir ini tak mampu mengucap..
Aku menatap nya dalam
''Ya tuhan, mengapa ayah membenciku ? Tak adakah rasa iba melihat ku, tak pernah kupermasalahkan perlakuan kasarnya, namun bisakah ia tak melukai perasaan ku akan ucapan nya ?? Ya tuhan aku memaafkan nya, memaafkan apapun perlakuan nya, tuhan...aku menyayanginya''

gumam ku dalam hati sambil tetap menatap nya dalam..
Tak lama ayah berlalu begitu saja lewat di depan ku dengan acuh, ku terus menatap nya sampai ia hilang dr pandangan ku..

Ku mulai mengatur nafas ku, ku tenangkan hatiku, ku kuat kan batinku.. aku slalu percaya ayah akan menyayangiku..

aku kembali menaiki anak tangga, merangkak perlahan mengingat ku hanyalah anak yang terlahir tanpa tangan dan kaki.. dengan menggunakan dagu ku dan membungkuk aku menaiki anak tangga satu persatu menggunakan bantuan daging kecil yg berada di antara paha ku..
Rasanya lelah tuhan..
Ucapku dalam hati

Saat ku ingin masuk ke kamar ku, ku lihat ke arah kamar ayah, aku melihat sebuah handuk berada di atas tempat tidur ayah, yaa kebiasaan ayah lupa akan handuk nya ketika mandi.
Aku masuk dan mengambil handuk itu, ku antar ke kamar mandi..aku mengencangkan suaraku memanggilnya ''AYAAAH....AYAH..''

Byuuurrr !!!!!!

''DASAR ANAK KURANG AJAR !!!'' ucap ayah marah dan mengarah kan air dr gayung nya untuk menyiramku..
Basahlah aku. Ku usap wajahku dan bajuku yang basah terkena lemparan air yang ayah berikan padaku..
''ayah...anduk ayah tertinggal'' ucapku dengan nada lembut, ku tunggu beberapa saat tak ada balasan suara dari ayah, karna dingin ku taruh saja handuk ayah di depan pintu kamar mandi..

Ku lanjutkan langkahku menuju kamar ku..
Ku mengganti pakaian ku yg basah, selepas itu aku duduk di meja belajar ku, ku ayunkan pensil ku mengukir sebuah garis indah membentuk wajah expresi garang.. hehe yaa aku melukis wajah ayah ku, mungkin inilah salah satu kelebihan pada diriku yang tanpa ibu atau ayah pun tau kalau anaknya yang cacat ini pandai melukis.. hehe

Tak lama pintu kamar ku terbuka, ku lihat ibu datang berjalan ke arahku, ku tutup cepat-cepat buku ku agar ibu tak tau apa yang sedang aku lakukan.
Ibu hanya tersenyum melihat tingkahku..
''Lho Dulles kenapa pakaian basah ini ada di tempat tidur mu ?'' Ibu mengambil pakaian ku yg tersiram air tadi, ''apa kau jatuh ?'' sambung ibu. ''tidak bu, itu cuma ketumpahan air bu, maaf'' jawab ku seolah semuanya baik-baik saja

''bu..ayah sudah pulang''
''tumben ayah pulang cepat ?'' Jawab ibu, ''gatau, ibu sudah menemui ayah ?'' Tanyaku
''ibu belum melihat ayahmu, yasudah kalau begitu ibu ke ayah dulu ya sebentar'' ucap ibu dengan lembut.

Aku melanjutkan aktivitas menggambar sketsa ayah, hingga lelah akupun tertidur..

Beberapa saat kemudian kurasakan sebuah tangan malaikat mengusap kepala ku lembut, aku mengenal gaya mengusap itu.. sayup-sayup ku membuka mata, betul saja itu ibu
''Dulles sayang ibu ingin pergi dengan ayah, teman ayah ulang tahun, ibu harus ke pestanya..maaf kami tak bisa mengajakmu nak..'' terang ibu
''iya bu tak apa..'' jawab ku.
''ibu berangkat ya jagoan'' kecupan mesra ibu mendarat di keningku. Aku tersenyum menatap ibu yang tak lama berlalu berjalan keluar meninggalkan aku sendiri di kamarku.

Selang beberapa menit aku mengucek mataku dan bangkit untuk berjalan keluar
hah sore ini aku sendiri...
Aku berkata dalam hati

Kulangkahkan kaki ku menuju kamar ayah dan ibu..
Ku pandangi foto-foto mereka, senyum lepas ayah dan tawa ibu tergambar jelas betapa pasangan ini saling mencintai..

Saat ku pandangi tiba-tiba saja mataku melihat sebuah kotak berbungkus kertas cantik, nampak sebuah kado yang indah..
apa ini kado untukku dari ayah ??
sambil senyum-senyum sendiri ku memandangi kado itu, kulihat kado cantik itu ada tulisan kecil di bawah kado itu ''to vera happy brithday honey''

Jangan-jangan ini kado teman ibu ??
Bisik ku dalam hati..bagaimana aku mengantar ini pada ibu fikirku perlahan, akhirnya aku mencari undangan ulang tahun teman ibu, ku cari di meja rias ibu di laci tempat ibu menaruh barang-barang ibu di kolong di atas lemari di bawah bantal tidak ketemu.
ternyata ada di tempat sampah, huft beruntungnya aku..

Bergegas tak pakai mengulur waktu aku merapihkan diri ku, tak lupa menyisir rambut memakai parfum dan ku pakai baju terbaik ku..
Tampan lah aku
Dengan senyum percaya diri aku membawa kado mungil itu ke tempat seharusnya ia berada. Ku langkahkan kedua daging kecil ini selangkah demi selangkah tanpa lelah ku terus berjalan mengikuti petunjuk alamat yang ada di surat undangan milik ayah dan ibu.
Ayah dan ibu pasti bangga pada ku karna aku akan membuat mereka terkejut saat mereka tau mereka lupa akan kado nya, hihi ayah pasti senang melihat kado mereka terselamat kan..
Gumam ku dalam hati membayangkan hal-hal menyenangkan dalam anganku..

3 jam aku berjalan..


bersambung...

Oh DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang