Bab 2 Kasih Ibu

1.4K 47 3
                                    

Brak !!

Aku terjatuh, kurasakan badan ku melemas. Yaa fisik ku memang tak terlalu kuat untuk dapat berdiri terlalu lama. Tak lama kemudian ayah keluar dari ruang kerja nya, mendapati ku sedang terbaring di depan pintu ia menghardik ku, tak segan-segan ia menendangku hingga terpental lah tubuh cacat ini sampai ku terbentur meja yang tepat berada di belakang ku. Memar, yaa rasanya sakit, aku memang sering mendapat perlakuan kasar dari ayah, mengingat ayah memang tak suka pada kehadiran ku sejak saat pertama aku datang ke bumi ini.

Melihat ku meringis menahan sakit ibu keluar dengan air matanya. Mencoba membantuku bangun, "kamu tidak apa-apa kan sayang ?" ucap ibu lirih air matanya tak berenti menetes. Aku tak membalas tanya nya aku hanya melemparkan senyum tipis pada nya, mengisyaratkan tubuhku baik-baik saja. Tak lama ayah yang melihat ku mulai geram dan berkata "anak cacat !! sedang apa kamu di depan ruang kerja ku ! Kurang ajar, cepat pergi ke kamar mu atau ku hajar lg kau !!" Mendengar perkataan ayah yang mengancam aku bergegas kembali ke tempat tidur ku, tanpa buang waktu aku merangkak layak seekor kadal. Sambil ku tahan air mataku yg seakan tak terbendung lagi.

Sesampainya di kamar, aku membaringkan tubuh ku dengan memar di punggungku sisa benturan tadi. Ku tatap langit-langit kamar ku dalam sebuah sinar lampu yang redup. Ku hela nafas panjang mencoba mengiklaskan perlakuan ayah. Ku pejam kan mataku dan sambil mengalunkan nada ''hmm...hmmm....mmm'' tak jelas memang nada seperti apa yang ku lantukan tapi begitulah caraku menenangkan hati ini.

Tak lama, ibu masuk menghapiriku dengan membawakan air hangat dan sapu tangan untuk mengompres punggung ku yang memar. "Dulles..apa punggungmu msh sakit ?" Suara ibu dengan lembut nya membuka mataku, "aku baik-baik saja bu.." jawabku
"dulles maafkan ibu yang tak sempat menolongmu waktu kau di tendang ayah" ucap ibu dengan suara yg bergetar dan mata yg berkaca-kaca, ku tatap mata ibu dalam "bu..aku yang minta maaf pada ibu dan ayah, jika hadirku tak memberi kalian sebuah kebahagiaan dalam sebuah pernikahan. Bu aku baik-baik saja, mungkin itu cara ayah mendidik ku agar aku menjadi laki-laki dewasa yg kuat nantinya. Bu, sampaikan salam sayangku untuk ayah ya bu." Ucapku dengan senyum kuat mencoba mengatakan semuanya tidak ada masalah, mencoba memberi ketenangan pada ibu. Mendengar ucapan ku ibu hanya memeluk ku erat dan menangis tanpa ia utarakan apa yg ia rasa. Tak lama setelah itu, ibu mencium keningku.
Ku rasakan hangat peluknya kasih ibu serta tulusnya cinta ibu adalah obat penguat yang sering aku jadikan semangat juang hidup ku saat ini.

Oh DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang